Hutan Bekas Kebakaran Direboisasi

Senin, 02 Maret 2015 - 10:31 WIB
Hutan Bekas Kebakaran Direboisasi
Hutan Bekas Kebakaran Direboisasi
A A A
PASURUAN - Kebakaran hutan yang melanda kawasan lereng Gunung Arjuno Welirang beberapa waktu lalu berpotensi mengancam ekosistem lingkungan.

Untuk mengantisipasi hal itu, para pegiat lingkungan melakukan reboisasi dengan cara menanam ribuan pohon di lahan kritis. Sebanyak 5.000 bibit tanaman keras pegunungan, seperti suren, akasia, trembesi dan cemara, ditanam di areal seluas sepuluh hektare, di petak 29 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawang Barat, Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Reboisasi di atas ketinggian 1.000 mdpl ini diharapkan dapat mengembalikan ekosistem lingkungan yang terancam rusak. Kegiatan yang diinisiasi Yayasan Satu Daun, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pasuruan dan PT Danone Aqua ini merupakan rangkaian gerakan menanam pohon yang digalakkan pemerintah.

Selain bagian dari reboisasi, pemilihan lokasi ini dikarenakan kawasan lereng Gunung Arjuno merupakan daerah tangkapan air bagi masyarakat dan perusahaan produsen air mineral di Prigen dan Pandaan.

Wakil Kepala KPH Pasuruan, Billy Mahardika, mengungkapkan, dampak kebakaran hutan beberapa waktu lalu, jika dibiarkan dalam waktu lama, berpotensi merusak lingkungan dan kelangsungan sumber mata air bagi masyarakat. Karena itu, reboisasi ini diharapkan dapat mengembalikan ekosistem yang menunjang sepuluh titik mata air bagi masyarakat Desa Dayurejo, Prigen, dan Jatiarjo.

“Dari puluhan ribu hektare kawasan pegunungan Arjuno Welirang, 10.000 hektare di antaranya berada di kawasan milik Perhutani. Reboisasi ini sebagai upaya memperbaiki lingkungan yang rusak,” ujar Billy.

Koordinator Yayasan Satu Daun, M Fathurm, mengatakan, kebakaran hutan salah satunya disebabkan aktivitas pembakaran arang. Sisa pembakaran inilah yang kemudian menyulut semak belukar dan daun yang kering.

“Kegiatan pembakaran arang dilakukan pada waktu tertentu ketika masyarakat membutuhkan arang. Mereka berpindah-pindah dengan menebang kayu cemara yang digunakan sebagai bahan baku arang,” ungkap Fathur.

Sebagai upaya preventif pada masa mendatang, kata Fathur, pihaknya akan mengikutsertakan puluhan siswa SD desa sekitar untuk menanam pohon di lereng pegunungan. Diharapkan generasi penerus ini ke depannya bisa lebih mencintai lingkungan dan menghindarkannya dari kegiatan yang merusak lingkungan.

Arie yoenianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5482 seconds (0.1#10.140)