Menara 125 Tahun Injil Masuk Karo Dibangun
A
A
A
KARO - Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) membangun menara 125 tahun GBKP Injil masuk ke Tanah Karo. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Bupati Karo Terkelin Brahmana,
Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Karo Saberina, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Moderamen Pendeta Erick J Barus, Ketua Panitia Pembangunan Menara 125 Tahun GBKP Budi D Sinulingga, dan salah seorang perwakilan penasihat di kompleks GBKP Kota Kabanjahe, Jumat (27/2).
Pembangunan menara ini terkait dengan dua kegiatan penting GBKP, yakni Sidang Sinode XXXV di Retreat Centre Sukamakmur, Deliserdang pada 11-17 April 2015 dan Jubileum 125 Tahun GBKP pada 18 April 2015 di Lapangan Bola Samura, Kabanjahe. Peletakan batu pertama Menara GBKP diawali dengan kebaktian yang dipimpin Pendeta Erick J Barus.
Dalam khotbahnya, dia menyampaikan penyelenggaraan Sidang Sinode ke-35 dan Jubileum 125 tahun GBKP adalah untuk melaksanakan tritugas panggilan gereja, yakni persekutuan dan pelayanan dengan agenda utama evaluasi pelayanan GBKP selama lima tahun berjalan, menyusun program pelayanan GBKP lima tahun ke depan, pemilihan Moderamen GBKP untuk lima tahun ke depan, dan peringatan ke- 125 tahun masuknya Injil kepada masyarakat suku Karo.
Ada empat hal yang ingin dicapai melalui Jubileum 125 tahun GBKP Injil masuk Tanah Karo, di antaranya pembangunan menara GBKP, pendirian shelter GBKP untuk penderita HIV/AIDS dan narkoba, serta peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini dikelola oleh GBKP seperti sekolah-sekolah. Kemudian, pelestarian Buluh Awar sebagai tempat pertama sekali masuknya Injil ke Tanah Karo.
“Diharapkan menara GBKP yang dibangun dapat membangun dan meningkatkan spiritual masyarakat Kota Kabanjahe untuk lebih ingat akan Tuhan,” kata Pendeta Erick. Bupati Karo Terkelin Brahmana mengingatkan kepada para panitia bahwa pembangunan fisik jangan menjadi yang utama. Yang terpenting adalah pembangunan mental agar umat GBKP di Tanah Karo semakin menghayati apa yang diajarkan Yesus dalam kehidupan seharihari.
Untuk itu, Terkelin berpesan agar semua tokoh agama, gereja, dan masyarakat berpartisipasi aktif menghadapi berbagai krisis dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari dan jangan mudah terpancing dengan isu-isu yang bisa memecah belah masyarakat. Masyarakat juga diajak senantiasa mendukung program pembangunan pemerintah daerah.
Riza pinem
Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Karo Saberina, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Moderamen Pendeta Erick J Barus, Ketua Panitia Pembangunan Menara 125 Tahun GBKP Budi D Sinulingga, dan salah seorang perwakilan penasihat di kompleks GBKP Kota Kabanjahe, Jumat (27/2).
Pembangunan menara ini terkait dengan dua kegiatan penting GBKP, yakni Sidang Sinode XXXV di Retreat Centre Sukamakmur, Deliserdang pada 11-17 April 2015 dan Jubileum 125 Tahun GBKP pada 18 April 2015 di Lapangan Bola Samura, Kabanjahe. Peletakan batu pertama Menara GBKP diawali dengan kebaktian yang dipimpin Pendeta Erick J Barus.
Dalam khotbahnya, dia menyampaikan penyelenggaraan Sidang Sinode ke-35 dan Jubileum 125 tahun GBKP adalah untuk melaksanakan tritugas panggilan gereja, yakni persekutuan dan pelayanan dengan agenda utama evaluasi pelayanan GBKP selama lima tahun berjalan, menyusun program pelayanan GBKP lima tahun ke depan, pemilihan Moderamen GBKP untuk lima tahun ke depan, dan peringatan ke- 125 tahun masuknya Injil kepada masyarakat suku Karo.
Ada empat hal yang ingin dicapai melalui Jubileum 125 tahun GBKP Injil masuk Tanah Karo, di antaranya pembangunan menara GBKP, pendirian shelter GBKP untuk penderita HIV/AIDS dan narkoba, serta peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini dikelola oleh GBKP seperti sekolah-sekolah. Kemudian, pelestarian Buluh Awar sebagai tempat pertama sekali masuknya Injil ke Tanah Karo.
“Diharapkan menara GBKP yang dibangun dapat membangun dan meningkatkan spiritual masyarakat Kota Kabanjahe untuk lebih ingat akan Tuhan,” kata Pendeta Erick. Bupati Karo Terkelin Brahmana mengingatkan kepada para panitia bahwa pembangunan fisik jangan menjadi yang utama. Yang terpenting adalah pembangunan mental agar umat GBKP di Tanah Karo semakin menghayati apa yang diajarkan Yesus dalam kehidupan seharihari.
Untuk itu, Terkelin berpesan agar semua tokoh agama, gereja, dan masyarakat berpartisipasi aktif menghadapi berbagai krisis dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari dan jangan mudah terpancing dengan isu-isu yang bisa memecah belah masyarakat. Masyarakat juga diajak senantiasa mendukung program pembangunan pemerintah daerah.
Riza pinem
(bhr)