Berikan Nutrisi Tepat Sesuai Usia
A
A
A
MEDAN - Pola makan yang sehat akan berpengaruh terhadap pertumbuhan intelegent quotient (IQ) atau angka menjelaskan tingkat kecerdasan seseorang anak dalam bidang pendidikan.
Dengan menemukan penyimpangan tumbuh kembang balita dan balita secara dini, orang tua akan lebih mudah mengintervensi kekurangan anak, baik dari fisik dan kemampuan otak berpikir. Bila penyimpangan terlambat dideteksi, lebih sulit diintervensi sehingga akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Konsultan anak dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan Sri Sofyani menuturkan, banyak hal yang terjadi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Agar tumbuh kembang anak bisa maksimal, setiap orang tua harus mengenal tahap-tahap tumbuh kembang anak serta mengetahui manajemen balita yang tepat.
Di antaranya dengan mendeteksi dini tumbuh kembang anak, memberikan nutrisi yang tepat, tumbuhkan empati orang tua pada anak, hindari memberikan hukuman, dan mengajari anak mandiri. Air susu ibu (ASI) merupakan satu-satunya asupan gizi yang tepat bagi bayi usia 0-6 bulan.
Pemberian ASI eksklusif ini dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan, juga dapat mengurangi tingkat kematian bayi disebabkan berbagai penyakit, seperti diare dan radang paru. Pemberian ASI eksklusif juga dapat mempercepat pemulihan bila sakit.
ASI eksklusif merupakan hak bayi yang sangat terkait dengan komitmen ibu dan dukungan keluarga. Dengan memberi ASI, orang tua juga dapat menghemat pengeluaran karena gratis dan bersih. Meski begitu, seorang ibu juga harus memperhatikan kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Karena jumlah ASI yang dihasilkan sangat berpengaruh pada makanan ibu.
Kemudian, pada anak usia 6- 24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin meningkat, tidak dapat lagi dipenuhi hanya dengan ASI. Pada usia ini anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat. Mulai terpapar infeksi dan mulai aktif. Namun, kadang-kadang stimulasi perkembangan anak ditanggapi secara berlebihan, masih banyak orang tua yang melarang bayi memasukkan benda atau jari ke dalam mulut dengan alasan kebersihan.
Padahal pada tahap awal tumbuh kembang bayi, tes oral sangat berpengaruh pada psikologi anak. “Yang harus dilakukan memastikan benda yang masuk ke mulut bayi adalah benda yang pasti aman, bersih, dan tidak berbahaya,” tandasnya. Di tahap ini, ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara seimbang pada usia dini. Pola pemberian makan ini akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya.
Jadi, pengenalan kepada makanan yang beraneka ragam pada periode ini menjadi sangat penting. Secara bertahap variasi makanan untuk bayi usia 6-24 bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayuran dan buah-buahan, lauk-pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makanan pokok sebagai sumber kalori.
Demikian pula jumlahnya ditambah secara bertahap, dalam jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang seimbang. Ahli gizi kota Medan Sairi M Saragih menuturkan, zat gizi terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Jumlah zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi seseorang telah diatur dalam suatu tabel angka kecukupan gizi (AKG).
Mulai dari bayi usia 0 hingga orang dewasa 80 tahun ke atas. Seperti untuk anak usia 7-9 tahun, berat badan yang dianjurkan 27 kg dan tinggi badan 130 cm. Setiap hari harus mengonsumsi 1.850 kkal energi, 49 gram protein, 72 gram lemak, 254 gram karbohidrat, 26 gram serat, dan 1900 ml air. “Jika orang tua memberikan asupan-asupan gizi seperti yang ditentukan maka tumbuh kembang anak akan semakin baik,” paparnya.
Agar tumbuh kembang anak bisa semakin baik, orang tua juga harus mendukung anaknya melakukan aktivitas fisik. Penelitian menunjukkan, banyak sekali penurunan risiko penyakit jika melakukan aktivitas fisik. Ketua Tim Penggerak PKK kota Medan Rita Maharani Dzulmi Eldin menerangkan, mereka secara rutin memberikan makanan tambahan kepada anak PAUD dan anak TK di seluruh kota Medan.
Makanan tambahan yang diberikan ini secara rutin dilakukan dengan tujuan agar seluruh anak-anak di kota Medan mendapatkan asupan gizi yang seimbang. “Saya sebagai Bunda PAUD Kota Medan bekerja sama dengan Bunda PAUD di tingkat kecamatan dan kelurahan, juga bekerja sama dengan sekolah TK di seluruh Kota Medan untuk memberikan bantuan makanan tambahan secara rutin. Dan itu kami berikan gratis bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, juga stakeholder yang ada di Kota Medan,” papar Rita.
Siti amelia/Lia anggia nasution
Dengan menemukan penyimpangan tumbuh kembang balita dan balita secara dini, orang tua akan lebih mudah mengintervensi kekurangan anak, baik dari fisik dan kemampuan otak berpikir. Bila penyimpangan terlambat dideteksi, lebih sulit diintervensi sehingga akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Konsultan anak dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan Sri Sofyani menuturkan, banyak hal yang terjadi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Agar tumbuh kembang anak bisa maksimal, setiap orang tua harus mengenal tahap-tahap tumbuh kembang anak serta mengetahui manajemen balita yang tepat.
Di antaranya dengan mendeteksi dini tumbuh kembang anak, memberikan nutrisi yang tepat, tumbuhkan empati orang tua pada anak, hindari memberikan hukuman, dan mengajari anak mandiri. Air susu ibu (ASI) merupakan satu-satunya asupan gizi yang tepat bagi bayi usia 0-6 bulan.
Pemberian ASI eksklusif ini dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan, juga dapat mengurangi tingkat kematian bayi disebabkan berbagai penyakit, seperti diare dan radang paru. Pemberian ASI eksklusif juga dapat mempercepat pemulihan bila sakit.
ASI eksklusif merupakan hak bayi yang sangat terkait dengan komitmen ibu dan dukungan keluarga. Dengan memberi ASI, orang tua juga dapat menghemat pengeluaran karena gratis dan bersih. Meski begitu, seorang ibu juga harus memperhatikan kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Karena jumlah ASI yang dihasilkan sangat berpengaruh pada makanan ibu.
Kemudian, pada anak usia 6- 24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin meningkat, tidak dapat lagi dipenuhi hanya dengan ASI. Pada usia ini anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat. Mulai terpapar infeksi dan mulai aktif. Namun, kadang-kadang stimulasi perkembangan anak ditanggapi secara berlebihan, masih banyak orang tua yang melarang bayi memasukkan benda atau jari ke dalam mulut dengan alasan kebersihan.
Padahal pada tahap awal tumbuh kembang bayi, tes oral sangat berpengaruh pada psikologi anak. “Yang harus dilakukan memastikan benda yang masuk ke mulut bayi adalah benda yang pasti aman, bersih, dan tidak berbahaya,” tandasnya. Di tahap ini, ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara seimbang pada usia dini. Pola pemberian makan ini akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya.
Jadi, pengenalan kepada makanan yang beraneka ragam pada periode ini menjadi sangat penting. Secara bertahap variasi makanan untuk bayi usia 6-24 bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayuran dan buah-buahan, lauk-pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makanan pokok sebagai sumber kalori.
Demikian pula jumlahnya ditambah secara bertahap, dalam jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang seimbang. Ahli gizi kota Medan Sairi M Saragih menuturkan, zat gizi terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Jumlah zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi seseorang telah diatur dalam suatu tabel angka kecukupan gizi (AKG).
Mulai dari bayi usia 0 hingga orang dewasa 80 tahun ke atas. Seperti untuk anak usia 7-9 tahun, berat badan yang dianjurkan 27 kg dan tinggi badan 130 cm. Setiap hari harus mengonsumsi 1.850 kkal energi, 49 gram protein, 72 gram lemak, 254 gram karbohidrat, 26 gram serat, dan 1900 ml air. “Jika orang tua memberikan asupan-asupan gizi seperti yang ditentukan maka tumbuh kembang anak akan semakin baik,” paparnya.
Agar tumbuh kembang anak bisa semakin baik, orang tua juga harus mendukung anaknya melakukan aktivitas fisik. Penelitian menunjukkan, banyak sekali penurunan risiko penyakit jika melakukan aktivitas fisik. Ketua Tim Penggerak PKK kota Medan Rita Maharani Dzulmi Eldin menerangkan, mereka secara rutin memberikan makanan tambahan kepada anak PAUD dan anak TK di seluruh kota Medan.
Makanan tambahan yang diberikan ini secara rutin dilakukan dengan tujuan agar seluruh anak-anak di kota Medan mendapatkan asupan gizi yang seimbang. “Saya sebagai Bunda PAUD Kota Medan bekerja sama dengan Bunda PAUD di tingkat kecamatan dan kelurahan, juga bekerja sama dengan sekolah TK di seluruh Kota Medan untuk memberikan bantuan makanan tambahan secara rutin. Dan itu kami berikan gratis bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, juga stakeholder yang ada di Kota Medan,” papar Rita.
Siti amelia/Lia anggia nasution
(bhr)