Kantor Lurah Sako Bisa Roboh
A
A
A
PALEMBANG - Kantor Kelurahan Sako Baru di Kecamatan Sako saat musim hujan terancam roboh, jika saluran drainase di belakang kantor tersebut tidak segera diperbaiki. Bahkan, pihak kelurahan pun mengaku kewalahan selama tiga tahun terakhir ini memperbaiki saluran drainase yang selalu tersumbat itu.
Lurah Sako Baru Eka Gusdimantera mengatakan, pihaknya selama ini mengajukan usulan pembangunan saluran drainase baru. Hanya saja, belum pernah mendapatkan respons dari dinas terkait di Pemkot Palembang. Jika musim hujan, kata dia, saluran drainase tersebut mengalami sumbatan hingga mengakibatkan banjir di bangunan belakang kantor lurah.
Akibatnya, setiap musim hujan seperti ini, lahan belakang kantor selalu penuh dengan genangan air. “Iya, saluran drainase di belakang kantor kami tersumbat. Ada sekitar lima RT, yang saluran drainase mengalir di belakang kantor lurah ini. Akibatnya, di belakang kantor ini selalu banjir,” katanya, kemarin. Dia menambahkan, saluran drainase memang sering dibersihkan secara mandiri oleh pihak kelurahan.
Akan tetapi, memang butuh pembuatan saluran drainase yang permanen. Karena, saluran air di belakang kantor ini merupakan daerah aliran anak sungai (DAS) yang harus dibuatkan saluran khusus. “Kita tidak tahu kenapa usulan kita belum juga dibangun. Padahal, sejak dimekarkan tujuh tahun yang lalu, wilayah belakang kantor sudah menjadi DAS yang harusnya punya saluran drainase,” ujarnya.
Apalagi, kata Eka, selain bangunan kantor kelurahan, areal lahan kantor yang terletak di kawasan Alam Sako itu juga terdapat bangunan pos kesehatan kelurahan (poskes) yang harus dilintasi dengan menggunakan jembatan kayu. Apabila hujan deras, lalu terjadi genangan air yang tinggi, bangunan jembatan juga sempat terendam air.
“Itu di belakang ada bangunan layanan kesehatan, lumayan banyak masyarakat yang datang berobat. Jika selalu banjir mengakibatkan jembatan licin, juga membuat masyarakat susah untuk berobat,” ungkapnya. Eka juga memastikan, dalam musrembang yang dilakukan akhir tahun lalu, keinginan pembangunan saluran drainase atau DAM khusus ini sudah diajukan ke kecamatan dan dinas pekerjaan umum.
“Semoga teralisasi tahun ini,” ucapnya. Secara terpisah, Bidan Kelurahan, Rusmita membenarkan saat musim hujan, saluran drainase yang menjadi tampungan air dari lima RT di kawasan Sukamaju membuat saluran tersebut kerap kebanjiran. Kondisi ini mengakibatkan di sekitar kantor lurah, cukup banyak tampungan air hujan yang rawan penyebaran penyakit demam berdarah.
“Seharusnya, ada saluran drainase permanen. Misalnyapun, ada saluran harus mengalir dan jangan tersumbat. Jika tersumbat, hanya menjadi genangan air dan menjadi sarang nyamuk saja. Itu pun, pihak kelurahan harus rutin membersihkan dan mengeruk,” katanya.
Tasmalinda
Lurah Sako Baru Eka Gusdimantera mengatakan, pihaknya selama ini mengajukan usulan pembangunan saluran drainase baru. Hanya saja, belum pernah mendapatkan respons dari dinas terkait di Pemkot Palembang. Jika musim hujan, kata dia, saluran drainase tersebut mengalami sumbatan hingga mengakibatkan banjir di bangunan belakang kantor lurah.
Akibatnya, setiap musim hujan seperti ini, lahan belakang kantor selalu penuh dengan genangan air. “Iya, saluran drainase di belakang kantor kami tersumbat. Ada sekitar lima RT, yang saluran drainase mengalir di belakang kantor lurah ini. Akibatnya, di belakang kantor ini selalu banjir,” katanya, kemarin. Dia menambahkan, saluran drainase memang sering dibersihkan secara mandiri oleh pihak kelurahan.
Akan tetapi, memang butuh pembuatan saluran drainase yang permanen. Karena, saluran air di belakang kantor ini merupakan daerah aliran anak sungai (DAS) yang harus dibuatkan saluran khusus. “Kita tidak tahu kenapa usulan kita belum juga dibangun. Padahal, sejak dimekarkan tujuh tahun yang lalu, wilayah belakang kantor sudah menjadi DAS yang harusnya punya saluran drainase,” ujarnya.
Apalagi, kata Eka, selain bangunan kantor kelurahan, areal lahan kantor yang terletak di kawasan Alam Sako itu juga terdapat bangunan pos kesehatan kelurahan (poskes) yang harus dilintasi dengan menggunakan jembatan kayu. Apabila hujan deras, lalu terjadi genangan air yang tinggi, bangunan jembatan juga sempat terendam air.
“Itu di belakang ada bangunan layanan kesehatan, lumayan banyak masyarakat yang datang berobat. Jika selalu banjir mengakibatkan jembatan licin, juga membuat masyarakat susah untuk berobat,” ungkapnya. Eka juga memastikan, dalam musrembang yang dilakukan akhir tahun lalu, keinginan pembangunan saluran drainase atau DAM khusus ini sudah diajukan ke kecamatan dan dinas pekerjaan umum.
“Semoga teralisasi tahun ini,” ucapnya. Secara terpisah, Bidan Kelurahan, Rusmita membenarkan saat musim hujan, saluran drainase yang menjadi tampungan air dari lima RT di kawasan Sukamaju membuat saluran tersebut kerap kebanjiran. Kondisi ini mengakibatkan di sekitar kantor lurah, cukup banyak tampungan air hujan yang rawan penyebaran penyakit demam berdarah.
“Seharusnya, ada saluran drainase permanen. Misalnyapun, ada saluran harus mengalir dan jangan tersumbat. Jika tersumbat, hanya menjadi genangan air dan menjadi sarang nyamuk saja. Itu pun, pihak kelurahan harus rutin membersihkan dan mengeruk,” katanya.
Tasmalinda
(bhr)