Gerakan Koin Australia Meluas
A
A
A
MALANG - Gerakan melawan pernyataan Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott, terkait vonis pidana mati untuk bandar narkotika asal Negeri Kanguru tersebut, semakin meluas.
Gerakan pengumpulan koin untuk Australia juga dilakukan di wilayah Malang Raya. Kemarin belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Malang melakukan aksi pengumpulan koin dari masyarakat di depan Stasiun Besar Malang. Antusiasme masyarakat untuk mendukung gerakan tersebut juga sangat besar, hal itu dapat dilihat dari kemauan mereka menyumbangkan koinnya ke kotak sumbangan yang disediakan para mahasiswa.
Koordinator aksi pengumpulan koin GMNI Cabang Malang Tobias Aran mengaku aksi ini baru pertama kali digelar organisasinya di Kota Malang. Ternyata minat masyarakat sudah sangat tinggi untuk memberikan dukungan. ”Kami akan terus melakukan gerakan ini, dan akan langsung menyerahkan koin yang berhasil kami kumpulkan kepada Duta Besar Australia untuk Indonesia,” ungkapnya.
Gerakan ini juga sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah agar segera melaksanakan eksekusi mati terhadap para bandar narkotika tersebut. Hukuman yang diberikan merupakan bentuk kedaulatan hukum di Indonesia sehingga tidak bisa diganggu gugat oleh kepentingan politik maupun tekanan dari negara lain. Salah seorang warga yang turut menyumbangkan koin, Zaenal Arif, 35, mengaku dengan sukarela memberikan bantuan koin tersebut.
Sebagai warga negara Indonesia, dia merasa ikut dilecehkan dengan sikap pemerintah Australia. ”Saya selalu mengikuti berita terkait sikap Australia tersebut dari internet, koran, dan televisi. Sebagai rakyat, saya mereka dihina dengan pernyataan PM Australia. Makanya, pemerintah jangan sampai takut dengan tekanan tersebut,” tandas penjual air mineral ini.
Gerakan yang sama juga dilakukan belasan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Malang. Mereka menggelar aksi pengumpulan koin untuk Australia di Pasar Tradisional Gondanglegi, Kabupaten Malang. Warga di pasar tersebut juga sangat antusias mengikuti gerakan tersebut.
Koordinator lapangan aksi pengumpulankoinPMIICabang Kabupaten Malang, Aminulah menegaskan pernyataan PM Australia jelas sebagai bentuk penghinaan terhadap harkat dan martabat bangsa Indonesia. ”Melalui gerakan ini, kami juga ingin membangun kesadaran cinta tanah air di tengah masyarakat. Tanah air kita sedang disakiti, tentu kita tidak bisa berdiam diri saja,” ucapnya.
Warga Gondanglegi, Suhud, 51 mengaku turut serta dalam aksi pengumpulan koin ini agar bangsa lain tidak meremehkan Indonesia. ”Sekarang kami meminta pemerintah terus konsisten melawan pelanggaran hukum dan tetap mengeksekusi mati para bandar narkotika tersebut. Bahaya narkotika sangat mengerikan bagi anak cucu kita, kejahatan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,” ujarnya.
Yuswantoro/Yosef naiobe
Gerakan pengumpulan koin untuk Australia juga dilakukan di wilayah Malang Raya. Kemarin belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Malang melakukan aksi pengumpulan koin dari masyarakat di depan Stasiun Besar Malang. Antusiasme masyarakat untuk mendukung gerakan tersebut juga sangat besar, hal itu dapat dilihat dari kemauan mereka menyumbangkan koinnya ke kotak sumbangan yang disediakan para mahasiswa.
Koordinator aksi pengumpulan koin GMNI Cabang Malang Tobias Aran mengaku aksi ini baru pertama kali digelar organisasinya di Kota Malang. Ternyata minat masyarakat sudah sangat tinggi untuk memberikan dukungan. ”Kami akan terus melakukan gerakan ini, dan akan langsung menyerahkan koin yang berhasil kami kumpulkan kepada Duta Besar Australia untuk Indonesia,” ungkapnya.
Gerakan ini juga sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah agar segera melaksanakan eksekusi mati terhadap para bandar narkotika tersebut. Hukuman yang diberikan merupakan bentuk kedaulatan hukum di Indonesia sehingga tidak bisa diganggu gugat oleh kepentingan politik maupun tekanan dari negara lain. Salah seorang warga yang turut menyumbangkan koin, Zaenal Arif, 35, mengaku dengan sukarela memberikan bantuan koin tersebut.
Sebagai warga negara Indonesia, dia merasa ikut dilecehkan dengan sikap pemerintah Australia. ”Saya selalu mengikuti berita terkait sikap Australia tersebut dari internet, koran, dan televisi. Sebagai rakyat, saya mereka dihina dengan pernyataan PM Australia. Makanya, pemerintah jangan sampai takut dengan tekanan tersebut,” tandas penjual air mineral ini.
Gerakan yang sama juga dilakukan belasan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Malang. Mereka menggelar aksi pengumpulan koin untuk Australia di Pasar Tradisional Gondanglegi, Kabupaten Malang. Warga di pasar tersebut juga sangat antusias mengikuti gerakan tersebut.
Koordinator lapangan aksi pengumpulankoinPMIICabang Kabupaten Malang, Aminulah menegaskan pernyataan PM Australia jelas sebagai bentuk penghinaan terhadap harkat dan martabat bangsa Indonesia. ”Melalui gerakan ini, kami juga ingin membangun kesadaran cinta tanah air di tengah masyarakat. Tanah air kita sedang disakiti, tentu kita tidak bisa berdiam diri saja,” ucapnya.
Warga Gondanglegi, Suhud, 51 mengaku turut serta dalam aksi pengumpulan koin ini agar bangsa lain tidak meremehkan Indonesia. ”Sekarang kami meminta pemerintah terus konsisten melawan pelanggaran hukum dan tetap mengeksekusi mati para bandar narkotika tersebut. Bahaya narkotika sangat mengerikan bagi anak cucu kita, kejahatan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,” ujarnya.
Yuswantoro/Yosef naiobe
(bbg)