Adies: Risma Kurang Berhasil Menarik Investasi
A
A
A
SURABAYA - Sejumlah nama terus bermunculan untuk meramaikan bursa Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2015. Terbaru adalah Adies Kadir. Mantan anggota DPRD Kota Surabaya ini mengaku siap dicalonkan menjadi orang nomor satu di Kota Pahlawan.
Adies ingin mewujudkan dan membangun Surabaya menjadi lebih baik dari sekarang. Pria yang saat ini menjadi anggota Komisi III DPR RI dari Partai Golkar siap jika ditunjuk partai menjadi calon wali kota meski saat ini dia masih menikmati tugasnya sebagai wakil rakyat. Namun, jika partai memintanya, mau tidak mau dia harus siap. “Saya harus siap jika ditunjuk untuk maju di pilwali.
Sampai saat ini Partai Golkar masih melakukan penjaringan. Ada banyak nama yang saya kira juga layak untuk maju pilwali,” ujarnya seusai acara silaturahmi, temu kader, tim sukses, dan relawan Partai Golkar di Bangsal Pancasila, Universitas Wijaya Kusuma Jalan Raya Dukuh Kupang Surabaya kemarin malam. Adies yang juga pernah menjadi cawawali Surabaya pada 2010 lalu menyebut sejumlah nama yang masuk dalam penjaringan baik dari dalam maupun luar partai.
Di antaranya Blegur Prijanggono, mantan anggota Komisi B DRPD Kota Surabaya. Sahat Simanjuntak, anggota DPRD Jawa Timur (Jatim), dan Pertiwi Ayu Krishna, anggota DPRD Kota Surabaya. Nama-nama di luar partai di antaranya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, pengacara Syaiful Ma’arif, Direktur Utama PT Panca Wira Usaha (PWU) Arief Affandi, serta bos media lokal Sukoto.
“Tapi kami tetap mengupayakan mengusung calon dari kader sendiri. Juli nanti akan dilakukan penetapan nama bakal calon,” katanya. Menurut Adies, Surabaya masih banyak hal yang perlu dibenahi. Pihaknya mengakui bahwa, Tri Rismaharini berhasil menata Surabaya menjadi lebih indah, banyak taman di manamana sehingga membuat Surabaya nyaman.
Meski begitu, Risma, panggilan Tri Rismaharini, oleh Adies dinilai kurang berhasil menarik investasi. Investasi ini penting untuk menumbuhkan perekonomian Surabaya. “Saya kira Risma itu kurang berkomunikasi dengan para pengusaha sehingga investasi menjadi lambat. Jadi, harus lebih banyak lagi pengusaha yang diajak untuk pertemuan merumuskan perekonomian Surabaya,” ucapnya.
Menurut Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya Agus Sudarsono, partai berlambang pohon beringin ini agak berat ketika mengusung calon wali kota. Pasalnya, perolehan kursi di DPRD Kota Surabaya relatif kecil yakni hanya empat kursi. Dengan perolehan kursi itu maka peluang yang paling memungkinkan adalah membidik kursi wakil wali kota.
Dengan begitu, pihaknya akan membuka ruang koalisi dengan partai lain. “Untuk mengusung calon wali kota sih bisa tapi agak berat. Jadi, lebih baik kami membidik yang kesempatannya lebih besar yaitu wakil wali kota,” ujar mantan anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya ini.
Lukman hakim
Adies ingin mewujudkan dan membangun Surabaya menjadi lebih baik dari sekarang. Pria yang saat ini menjadi anggota Komisi III DPR RI dari Partai Golkar siap jika ditunjuk partai menjadi calon wali kota meski saat ini dia masih menikmati tugasnya sebagai wakil rakyat. Namun, jika partai memintanya, mau tidak mau dia harus siap. “Saya harus siap jika ditunjuk untuk maju di pilwali.
Sampai saat ini Partai Golkar masih melakukan penjaringan. Ada banyak nama yang saya kira juga layak untuk maju pilwali,” ujarnya seusai acara silaturahmi, temu kader, tim sukses, dan relawan Partai Golkar di Bangsal Pancasila, Universitas Wijaya Kusuma Jalan Raya Dukuh Kupang Surabaya kemarin malam. Adies yang juga pernah menjadi cawawali Surabaya pada 2010 lalu menyebut sejumlah nama yang masuk dalam penjaringan baik dari dalam maupun luar partai.
Di antaranya Blegur Prijanggono, mantan anggota Komisi B DRPD Kota Surabaya. Sahat Simanjuntak, anggota DPRD Jawa Timur (Jatim), dan Pertiwi Ayu Krishna, anggota DPRD Kota Surabaya. Nama-nama di luar partai di antaranya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, pengacara Syaiful Ma’arif, Direktur Utama PT Panca Wira Usaha (PWU) Arief Affandi, serta bos media lokal Sukoto.
“Tapi kami tetap mengupayakan mengusung calon dari kader sendiri. Juli nanti akan dilakukan penetapan nama bakal calon,” katanya. Menurut Adies, Surabaya masih banyak hal yang perlu dibenahi. Pihaknya mengakui bahwa, Tri Rismaharini berhasil menata Surabaya menjadi lebih indah, banyak taman di manamana sehingga membuat Surabaya nyaman.
Meski begitu, Risma, panggilan Tri Rismaharini, oleh Adies dinilai kurang berhasil menarik investasi. Investasi ini penting untuk menumbuhkan perekonomian Surabaya. “Saya kira Risma itu kurang berkomunikasi dengan para pengusaha sehingga investasi menjadi lambat. Jadi, harus lebih banyak lagi pengusaha yang diajak untuk pertemuan merumuskan perekonomian Surabaya,” ucapnya.
Menurut Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya Agus Sudarsono, partai berlambang pohon beringin ini agak berat ketika mengusung calon wali kota. Pasalnya, perolehan kursi di DPRD Kota Surabaya relatif kecil yakni hanya empat kursi. Dengan perolehan kursi itu maka peluang yang paling memungkinkan adalah membidik kursi wakil wali kota.
Dengan begitu, pihaknya akan membuka ruang koalisi dengan partai lain. “Untuk mengusung calon wali kota sih bisa tapi agak berat. Jadi, lebih baik kami membidik yang kesempatannya lebih besar yaitu wakil wali kota,” ujar mantan anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya ini.
Lukman hakim
(bbg)