Kakak Adik Bobol Rumah 30 Kali
A
A
A
SURABAYA - Kakak beradik ini benarbenar kompak. Warga Jalan Dupak Timur ini mengaku 30 kali membobol rumah dan menjadi penadah sepeda motor curian. Aksi mereka berhenti setelah diringkus petugas Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
Kakak beradik yangdiketahuibernamaUdindan Supriadi ini sudah membobol rumah lebih dari 30 kali. Menurut Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Aldy Sulaiman, sasaran mereka adalah rumah kosong karena ditinggal penghuninya. Bahkan kadang, mereka juga nekat membobol rumah meski sedang ada penghuninya. Dalam aksinya, mereka mengincar berbagai benda berharga termasuk sepeda motor.
“Biasanya, si adik, Supriadi, ini meminta bagian sepeda motor, sedangkan kakaknya bagian lain,” kata Aldy, kemarin. Tak heran, ketika dilakukan penggerebekan di rumah Supariadi, polisi menemukan banyak barang bukti di antaranya 35 KTP, 36 kartu ATM, 20 STNK, 6 motor, 2 motor yang sudah dipreteli, serta 5 pelat nopol sepeda motor. Polisi sempat heran melihat sepeda motor yang ada di rumah Supriadi. Sebab pada lubang kuncinya tidak ada kerusakan.
Setelah dilakukan interogasi, ternyata motor itu didapat dari membobol rumah. Saat itu mereka terlebih dulu mencari kunci sepeda motor dan STNK. Setelah mendapatkan kunci, merekabisa membawa kabur sepeda motor tanpa ada kesulitan. Aldy menjelaskan, sepeda motor tersebut selanjutnya dipreteli dan dijual terpisah sebagai onderdil.
Tidak sulit bagi Supriadi untuk menjual pretelan sepeda motor itu, karena dia punya toko onderdil sepeda motor bekas di pasar loak. “Kami masih mengembangkan kasus ini,” kata Aldy. Dalam pengembangan itu, penyidik masih mencari Udin ke beberapa tempat. Upaya ini juga untuk mengungkap apakah dalam aksi kakak dan adik ini ada pihak lain lagi.
Sebab tidak menutup kemungkinan mereka berdua punya jaringan atau komplotan penjahat sehingga mudah menjual barang hasil kejahatan mereka. Supriadi mengaku sudah puluhan kali beraksi dengan kakaknya. Hampir setiap selesai beraksi, Supriadi meminta bagian sepeda motor. “Yang lainnya saya berikan kakak saya,” katanya.
Sebelumnya, petugas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya juga menangkap tukang becak M Amirin dan temannya Nurdoyo. Dua orang tersebut juga spesialis pencurian rumah dengan sasaran sepeda motor. Menurut pengakuan keduanya, mereka sudah tujuh kali beraksi di berbagai tempat berbeda.
Terakhir kali, mereka beraksi di Jalan Tanjung Batu. Menurut AKP Aldy Sulaiman, penangkapan dua penjahat ini bermula dari informasi masyarakat. Setelah dilakukan penyelidikan pihaknya berhasil menangkap Nurdoyo. Berdasarkan keterangan Nurdoyo, dia mengaku aksi pencurian sepeda motor dilakukan bersama M Amirin. Polisi langsung bergerak mencari tempat persembunyiannya.
Pencarian polisi menemukan titik terang. “Modus yang mereka lakukan adalah dengan merusak rumah, kemudian membobol sepeda motor dengan menggunakan kunci T,” katanya. Aldy Sulaiman Dalam aksinya, dua orang ini sudah punya tugas sendiri-sendiri. Nurdoyo bertindak sebagai eksekutornya sementara Amrin pengantar dan pengawas situasi.
Ketika melihat ada rumah kosong dan ada sepeda motor berada di luar, mereka langsung berhenti di rumah itu. Setelah merusak pintu pagar, mereka masuk dan merusak kunci sepeda motor, setelah berhasil, mereka kabur. “Motor hasil curian dijual kedua tersangka ke penadahnya yang bernama Mad di Madura.
Motor hasil kejahatan dijual seharga Rp2 juta. Tersangka Amrin mendapat bagian Rp1juta,”tandas Aldy. Sementara itu, Amirin mengaku sudah tujuh kali beraksi. “Tapi saya lupa lagi aksinya itu dilakukan dimana saja,” katanya.
Lutfi yuhandi
Kakak beradik yangdiketahuibernamaUdindan Supriadi ini sudah membobol rumah lebih dari 30 kali. Menurut Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Aldy Sulaiman, sasaran mereka adalah rumah kosong karena ditinggal penghuninya. Bahkan kadang, mereka juga nekat membobol rumah meski sedang ada penghuninya. Dalam aksinya, mereka mengincar berbagai benda berharga termasuk sepeda motor.
“Biasanya, si adik, Supriadi, ini meminta bagian sepeda motor, sedangkan kakaknya bagian lain,” kata Aldy, kemarin. Tak heran, ketika dilakukan penggerebekan di rumah Supariadi, polisi menemukan banyak barang bukti di antaranya 35 KTP, 36 kartu ATM, 20 STNK, 6 motor, 2 motor yang sudah dipreteli, serta 5 pelat nopol sepeda motor. Polisi sempat heran melihat sepeda motor yang ada di rumah Supriadi. Sebab pada lubang kuncinya tidak ada kerusakan.
Setelah dilakukan interogasi, ternyata motor itu didapat dari membobol rumah. Saat itu mereka terlebih dulu mencari kunci sepeda motor dan STNK. Setelah mendapatkan kunci, merekabisa membawa kabur sepeda motor tanpa ada kesulitan. Aldy menjelaskan, sepeda motor tersebut selanjutnya dipreteli dan dijual terpisah sebagai onderdil.
Tidak sulit bagi Supriadi untuk menjual pretelan sepeda motor itu, karena dia punya toko onderdil sepeda motor bekas di pasar loak. “Kami masih mengembangkan kasus ini,” kata Aldy. Dalam pengembangan itu, penyidik masih mencari Udin ke beberapa tempat. Upaya ini juga untuk mengungkap apakah dalam aksi kakak dan adik ini ada pihak lain lagi.
Sebab tidak menutup kemungkinan mereka berdua punya jaringan atau komplotan penjahat sehingga mudah menjual barang hasil kejahatan mereka. Supriadi mengaku sudah puluhan kali beraksi dengan kakaknya. Hampir setiap selesai beraksi, Supriadi meminta bagian sepeda motor. “Yang lainnya saya berikan kakak saya,” katanya.
Sebelumnya, petugas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya juga menangkap tukang becak M Amirin dan temannya Nurdoyo. Dua orang tersebut juga spesialis pencurian rumah dengan sasaran sepeda motor. Menurut pengakuan keduanya, mereka sudah tujuh kali beraksi di berbagai tempat berbeda.
Terakhir kali, mereka beraksi di Jalan Tanjung Batu. Menurut AKP Aldy Sulaiman, penangkapan dua penjahat ini bermula dari informasi masyarakat. Setelah dilakukan penyelidikan pihaknya berhasil menangkap Nurdoyo. Berdasarkan keterangan Nurdoyo, dia mengaku aksi pencurian sepeda motor dilakukan bersama M Amirin. Polisi langsung bergerak mencari tempat persembunyiannya.
Pencarian polisi menemukan titik terang. “Modus yang mereka lakukan adalah dengan merusak rumah, kemudian membobol sepeda motor dengan menggunakan kunci T,” katanya. Aldy Sulaiman Dalam aksinya, dua orang ini sudah punya tugas sendiri-sendiri. Nurdoyo bertindak sebagai eksekutornya sementara Amrin pengantar dan pengawas situasi.
Ketika melihat ada rumah kosong dan ada sepeda motor berada di luar, mereka langsung berhenti di rumah itu. Setelah merusak pintu pagar, mereka masuk dan merusak kunci sepeda motor, setelah berhasil, mereka kabur. “Motor hasil curian dijual kedua tersangka ke penadahnya yang bernama Mad di Madura.
Motor hasil kejahatan dijual seharga Rp2 juta. Tersangka Amrin mendapat bagian Rp1juta,”tandas Aldy. Sementara itu, Amirin mengaku sudah tujuh kali beraksi. “Tapi saya lupa lagi aksinya itu dilakukan dimana saja,” katanya.
Lutfi yuhandi
(bbg)