Pengabdian dan Solidaritas untuk Masyarakat

Minggu, 22 Februari 2015 - 11:35 WIB
Pengabdian dan Solidaritas...
Pengabdian dan Solidaritas untuk Masyarakat
A A A
SEJAK era 80-an, Eddy Wijaya telah menjadi bagian dari Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro).

Banyak sudah yang telah dilakukannya ber sama seluruh anggota organisasi, sehingga meng antarkannya menjadi Ketua Daerah Kolektif Kosgoro Sumsel.

Bahkan kini, tugasnya bersama anggota menjadi semakin tak ringan untuk membangkitkan kembali Kosgoro setelah 10 tahun terdiam. Namun dengan semangat dan berbagai pengalamannya dalam berorganisasi, Eddy bersama anggota bertekad untuk mengembalikan peran Kosgoro di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satunya pengabdian dan solidaritas untuk masyarakat.

Mau tahu program kerja Kosgoro Sumsel kedepan? Berikut wawancara reporter KORAN SINDO PALEMBANG, Bubun Kurniadi dengan Eddy Wijaya Sm.AK., baru – baru ini.

Kenapa memilih menjadi bagian dari Kosgoro, awalnya bergabung kenapa?

Awalnya saya tertarik dengan Kosgoro karena doktrinnya yang sangat baik tentang berorganisasi, serta tentang Tridarma Kosgoro yang di dalamnya mengedepankan pengabdian dan solidaritas antar anggota, lalu program kerja yang dimiliki Kosgoro sangat menyentuh dan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat, karena itulah saya tertarik.

Apa saja yang sudah dan akan dilakukan bersama Kosgoro?

Saya juga telah melakukan kegiatan maupun melaksanakan program Kosgoro, seperti kerja sosial kepada masyarakat, dengan membagikan bantuan berupa sembako, lalu melakukan pembinaan kepada para petani dan nelayan, yang telah dijadikan program Kosgoro serta pembinaan kepada koperasi yang ada di Desa maupun kota. Sejauh ini apa yang kita laksanakan bersama sama anggota yang lainnya telah berjalan lancar dan terus berkembang.

Selama ini Kosgoro terkesan Vakum, kenapa?

Hal tersebut imbas dari Reformasi, karena kosgoro identik dengan Partai Golkar. Namun pada tahun 2000 Kosgoro telah menjadi organiasi kemasyarakatan yang independen, Kosgoro kembali ke asalnya, yakni organisasi yang mengabdi untuk masyarakat. Seperti membantu para petani, membina koperasi. Di Sumsel Kosgoro sudah mengelola 20 koperasi dan kedepan targetnya mencapai 100 koperasi. Adapun bantuan yang diberikan pada petani berupa pupuk dan pelatihan.

Program apa yang akan diprioitaskan setelah vakum?

Kita akan fokus program sosial kemasyarakatan. Untuk menuju itu, kita juga lakukan pengembangan organisasi mulai dari pimpinan pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai kelurahan dan desa. Kita juga akan adakan penyegaran dari pusat sampai yang berada di desa. Di dalam Kosgoro sendiri ada beberapa bagian, di dalam Kosgoro ada gerakan dan lembaga.

Diantaranya gerakan Mahasiswa Kosgoro, wanita Kosgoro, petani Kosgoro, Badan Pengusaha Kosgoro, Baskesmas kosgoro, lembaga Bantuan Hukum Kosgoro, Majelis pendidikan Kosgoro, nelayan Kosgoro. Yang pertama kita lakukan penyegaran yaitu bagian Wanita Kosgorao, lalu Generasi Muda Kosgoro yang selanjutnya bagian yang lain akan terus kita lakukan penyegaran. Ini semua dilakukan untuk memaksimalkan fungsi organisasi sehingga program sosial kemasyarakatan menjadi maksimal.

Konkrit program Kosgoro seperti apa?

Seperti kita akan buat desa mandiri terpadu di seluruh wilayah Sumsel. kedepan juga kita akan buat program listrik masuk desa, karena saat ini masih ada desa yang belum berlistrik. Hal ini menjadi prioritas kita nantinya, kita juga belum publikasi secara besar besaran, karna itu kita akan kerja nyata terlebih dahulu, serta akan tetap melakukan sosialisasi bekerjasama dengan pemerintah daerah dan insan pers.

Kemudian bersama petani akan mengembangkan tanaman Singkong. Karena Singkong merupakan tanaman pangan yang banyak manfaatnya, dan dapat menggantikan beras juga. Singkong dapat dibuat tiwul. Kalau saat ini masih banyak lahan yang kosong, dapat dimanfaatkan sebagai pertanian Singkong.

Apa motivasi Anda sehingga masih bertahan dengan Kosgoro yang sempat vakum?

Kita tertantang dengan kesulitan dan permasalahan yang dihadapai masyarakat di pedesasan. Padahal organisasi ini jika dikelola dengan baik dapat membantu untuk berjuang bagi masyarakat. Hal itu sudah menjadi keinginan dari para pendiri Kosgoro. Untuk itu kita harus majukan dan kembangkan organisasai ini. Terakhir tentu karena ada kepuasan batin juga terus dapat membesarkan dan memajukan Kosgoro.

Berapa jumlah anggota Kosgoro saat ini?

Kalau untuk Kota Palembang saat ini baru 200 orang, sedangkan dari 10 kabupaten dan kota mencapai 5.000 orang anggota. Jadi ini organisasi besar dan soliditasnya juga tinggi. Kemudian untuk program yang disebutkan tadi, kami tentu dibantu dan didukung oleh pemerintah. Tapi bukan itu yang utama, karena yang harus dimunculkan adalah keinginan dan semangat juang yang tinggi, yang harus dimiliki setiap kader.

Dengan potensi dan semangat Anda bersama anggota, seperti apa Kosgoro kedepan yang diinginkan?

Kedepannya keinginan saya juga organisasi Kosgoro ini dapat maju dan dapat bekerja untuk kepentingan masyarakat, dengan pengembangan di sektor ekonomi syariah, pengembangan di bidang koperasi, lalu dapat melakukan pengembangan masyarakat desa yang mandiri yang juga membantu perekonomian dan pembinaan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat sejahtera nantinya.

Anda pernah menjadi konsultan dan juga pedagang, bahkan pengusaha singkong?

Cerita perjuangan saya cukup panjang hingga jadi pengusaha singkong, sebelumnya saya sejak di bangku kelas satu SMA, saya banting tulang bekerja sebagai seorang pelayan di restoran hingga dapat menyelesaikan SMA. Lalu sayapun bekerja serabutan agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Di bangku kuliah juga saya telah giat berorganisasi, usai tamat kuliah saya ikut bekerja di perusahaan konsultan, kemudian saya belajar mengenai pertanian singkong dan bahkan belajar bagaimana menanam singkong, hingga akhirnya sayapun dapat menjadi pengusaha singkong. Jadi itulah cerita singkat saya hingga bisa seperti ini.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1095 seconds (0.1#10.140)