Bangun Rumah, Warga Temukan Granat
A
A
A
KUNINGAN - Warga Desa Ling gasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, dihebohkan dengan temuan sebuah granat tangan oleh Sukardi, 48, saat menggali tanah untuk membuat fondasi rumah kemarin.
Granat yang masih aktif tersebut ditemukan Sukardi se ki tar pukul 10.00 WIB di lahan yang rencananya akan di bangun untuk rumah barunya. Benda berbahaya tersebut di te mu kan Sukardi di kedalaman kurang dari setengah meter dalam kondisi sudah berkarat deng an kancing pemicunya te lah hilang.
“Saya sedang mencangkul tanah untuk fondasi rumah, tibatiba cangkul saya mem bentur benda keras. Awalnya saya mengira benda keras tersebut batu, namun saat diangkat ter nya ta besi sebesar kepalan ta ngan orang dewasa yang setelah di teliti rupanya granat,” ujar Su kardi saat memberikan keterangan kepada petugas Polsek Cilimus. Atas temuan tersebut, Sukardi kemudian melaporkannya ke aparat desa yang di lanjutkan ke petugas Polsek Cilimus.
Tak lama kemudian, petugas dari polsek dan koramil pun tiba di susul anggota dari Unit Identifikasi Polres Kuningan untuk me ngamankan granat yang diduga peninggalan para pejuang zaman penjajahan dulu. “Di daerah ini memang sering ditemukan benda-benda sisa perang seperti peluru, granat hingga mortir. Konon katanya di sekitar sini merupakan gu
Sementara itu Kapolsek Cilimus Kompol Elin Karlinah mengung kapkan, granat tersebut dipastikan masih aktif dan sa ngat mung kin dapat meledak. Beruntung benturan cangkul dengan granat saat penemuan tersebut tidak sampai memicu ledakan. “Granat tersebut ditemuan dalam kondisi kancing pemicunya telah hilang karena karat. Beruntung benturan cangkul Pak Sukardi tidak sampai memicu ledakan yang dapat mengancam keselamatannya,” kata Elin.
Atas temuan tersebut, lanjut Elin, granat yang diduga usianya sama dengan usia ke merdekaan RI tersebut kemudian dibawa ke Polres Kuningan semen tara untuk selanjutnya akan diserahkan kepada Satuan Ji handak Brimob Detasemen C Po lda Jabar.
Untuk keamanan, pro ses evakuasi granat tersebut pun dilakukan secara sangat hati-hati yaitu granat dimasukan ke dalam wadah yang telah diisi pa sir dan kemudian ditutup kem bali dengan pasir untuk mengurangi benturan yang dapat memicu ledakan selama dalam perjalanan.
Mohamad taufik
Granat yang masih aktif tersebut ditemukan Sukardi se ki tar pukul 10.00 WIB di lahan yang rencananya akan di bangun untuk rumah barunya. Benda berbahaya tersebut di te mu kan Sukardi di kedalaman kurang dari setengah meter dalam kondisi sudah berkarat deng an kancing pemicunya te lah hilang.
“Saya sedang mencangkul tanah untuk fondasi rumah, tibatiba cangkul saya mem bentur benda keras. Awalnya saya mengira benda keras tersebut batu, namun saat diangkat ter nya ta besi sebesar kepalan ta ngan orang dewasa yang setelah di teliti rupanya granat,” ujar Su kardi saat memberikan keterangan kepada petugas Polsek Cilimus. Atas temuan tersebut, Sukardi kemudian melaporkannya ke aparat desa yang di lanjutkan ke petugas Polsek Cilimus.
Tak lama kemudian, petugas dari polsek dan koramil pun tiba di susul anggota dari Unit Identifikasi Polres Kuningan untuk me ngamankan granat yang diduga peninggalan para pejuang zaman penjajahan dulu. “Di daerah ini memang sering ditemukan benda-benda sisa perang seperti peluru, granat hingga mortir. Konon katanya di sekitar sini merupakan gu
Sementara itu Kapolsek Cilimus Kompol Elin Karlinah mengung kapkan, granat tersebut dipastikan masih aktif dan sa ngat mung kin dapat meledak. Beruntung benturan cangkul dengan granat saat penemuan tersebut tidak sampai memicu ledakan. “Granat tersebut ditemuan dalam kondisi kancing pemicunya telah hilang karena karat. Beruntung benturan cangkul Pak Sukardi tidak sampai memicu ledakan yang dapat mengancam keselamatannya,” kata Elin.
Atas temuan tersebut, lanjut Elin, granat yang diduga usianya sama dengan usia ke merdekaan RI tersebut kemudian dibawa ke Polres Kuningan semen tara untuk selanjutnya akan diserahkan kepada Satuan Ji handak Brimob Detasemen C Po lda Jabar.
Untuk keamanan, pro ses evakuasi granat tersebut pun dilakukan secara sangat hati-hati yaitu granat dimasukan ke dalam wadah yang telah diisi pa sir dan kemudian ditutup kem bali dengan pasir untuk mengurangi benturan yang dapat memicu ledakan selama dalam perjalanan.
Mohamad taufik
(ars)