Bisa Kontrol Jenis Kelamin dengan Pengaturan Suhu

Sabtu, 21 Februari 2015 - 10:06 WIB
Bisa Kontrol Jenis Kelamin dengan Pengaturan Suhu
Bisa Kontrol Jenis Kelamin dengan Pengaturan Suhu
A A A
MALANG - Tujuh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang dari berbagai fakultas berhasil menciptakan mesin penetas penyu.

Dari hasil uji yang dilaksanakan, mesin penetas itu memiliki tingkat keakuratan hingga mencapai 95%. Mesin penetas penyu tersebut adalah hasil karya dari Hendra dan Vian Dedi Pratama.

Keduanya dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). M Khaerul Askahfi dan M. Abdi Nasrullah dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB); Oni Zakiyah dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP); Herfina Imandania dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP); serta Hasan dari Fakultas Teknik (FT).

Saat ini mesin penetas tersebut sudah mulai dipesan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur. Alat ini menurut salah seorang anggota tim mahasiswa UB, Hendra, memiliki fungsi mengatur jenis kelamin dari telur penyu. Kondisi yang ada di lapangan saat ini antara penyu dengan jenis kelamin jantan dan jenis kelamin betina jumlahnya tidak seimbang.

“Ketidakseimbangan ini terjadi karena faktor pemanasan global. Adanya peningkatan suhu udara yang dipicu pemanasan global membuat peningkatan jumlah penyu betina lebih tinggi dibandingkan penyu jantan,” katanya.

Ketidakseimbangan jenis kelamin penyu tersebut diakuinya sangat memengaruhi konservasi terhadap penyu di alam bebas. Terlalu tinggi jumlah penyu betina membuat pembuahan saat proses reproduksi tidak berjalan dengan baik sehingga telur yang dihasilkan gagal menetas.

Persoalan ini akan semakin memperparah kondisi kelestarian penyu di alam bebas yang terancam oleh perburuan telur penyu. Hendra menerangkan, alat penetas ini bekerja berdasarkan suhu sesuai dengan jenis kelamin yang akan ditetaskan.

“Melalui alat ini, kami bisa mengatur proses penetasan penyu dengan tingkat akurasi 95%. Persentase penetasan ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan proses alamiah yang hanya mencapai antara 40- 60% saja,” katanya.

Suhu alat penetas ini bisa diatur sesuai dengan keinginan dan target jenis kelamin yang akan ditetaskan. Jika diinginkan penyu jenis jantan yang menetas, suhu dalam mesin penetas itu dapat diturunkan. Batas minimal suhu mesin penetas mencapai antara 25-32 derajat celcius.

Sementara apabila ingin menetaskan jenis betina, maka suhu dalam mesin dinaikkan. Anggota tim lainnya, Khaerul Askahfi menyebutkan, mesin ini sudah lulus uji dalam sekala laboratorium dan uji ketelitian alat.

Saat ini sedang dilakukan proses pengurusan hak kekayaan intelektual (haki) dan hak paten. Bahkan, menurutnya, mesin penetas ini juga sedang digunakan untuk kegiatan konservasi penyu di Desa Wonocoyo, Kabupaten Trenggalek.

“Ada dua alat yang kami gunakan untuk uji di sana. Kami masih mengalami kendala kemampuan alat menampung telur penyu yang akan ditetaskan. Satu kali musim bertelur, penyu di sana menghasilkan sekitar 6 ribu butir telur. Sedangkan kapasitas satu mesin penetas hanya mampu menampung 150 butir telur,” tuturnya.

Yuswantoro
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7248 seconds (0.1#10.140)
pixels