Jalur Kutorejo-Bangsal Rusak Parah
A
A
A
MOJOKERTO - Empat tahun fokus terhadap pembangunan dan peningkatan jalan raya, Pemkab Mojokerto ternyata belum sepenuhnya mampu mengatasi banyaknya jalan rusak.
Sebab sejumlah jalur penting justru rusak parah. Salah satunya jalur Kutorejo- Bangsal. Di jalur alternatif menuju Kota Mojokerto dan Mojosari ini jalanan tampak berlubang. Bahkan, di beberapa ruas jalan sudah tak beraspal. Kerusakan ini mulai dari pertigaan Kecamatan Kutorejo sampai Desa Ngranggon, Kecamatan Bangsal. Kondisi ini tentu dikeluhkan warga. Pasalnya, kerusakan jalan kerap kali memakan korban.
Tak jarang pengendara jatuh karena melintasi lubang menganga. Ditambah jalur ini minim penerangan jalan. “Sudah lama begini (rusak), belum ada perbaikan,” kata Harianto, warga Desa Karangdiyeng, Kecamatan Kutorejo. Akibat kondisi jalan rusak parah, warga enggan berpergian malam hari.
Di sepanjang jalur ini, kata Harianto, dipenuhi dengan lubang menganga menyebabkan kecelakaan. Apalagi saat musim hujan seperti ini. Tidak jarang pengendara basah kuyup karena air dalam kubangan jalan. “Apalagi kondi-sinya gelap. Kalau terpaksa melintas, harus ekstra pelan. Itu pun kami masih sering terperosok ke kubangan,” katanya.
Dikatakannya, rusaknya jalan raya di jalur ini tak luput dari maraknya penambangan galian C ilegal di Desa Karangdiyeng dan beberapa desa lainnya. Sejumlah truk besar menjadi penyebab kerusakan jalan. Sayangnya, tak ada tindakan dari pemerintah daerah menyikapi masalah ini. “Sekarang sudah agak sepi karena galian C tutup. Yang tersisa kerusakan jalannya,” katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Zaenal Abidin tak menampik jika jalur Kutorejo-Bangsal melalui Desa Karangdiyeng mengalami kerusakan parah. Ia juga menyebut kerusakan itu dipicu maraknya truk pengangkut galian C. “Tapi sekarang sudah ditutup (tambang galian C). Kerusakannya memang karena itu,” kata Zaenal, kemarin.
Dia menampik jika selama ini pihaknya abai dengan kerusakan jalan di jalur itu. Menurutnya, beberapa tahun lalu rencanan perbaikan jalan sudah dilakukan. Namun, rencana itu urung lantaran masih banyak truk pengangkut galian C yang melintas sehingga perbaikan tak mungkin dilakukan. “Percuma dilakukan perbaikan karena banyak truk yang lewat. Saat itu sulit melakukan perbaikan jalan di jalur ini,” ujarnya.
Zaenal menyebutkan perbaikan jalan baru bisa dilakukan tahun ini. Sebab sudah berhentinya aktivitas penambangan galian C liar di Kecamatan Kutorejo. Dia memastikan tahun ini perbaikan akan tuntas dilakukan. “Sudah kami anggarkan sekitar Rp7 miliar dengan panjang jalan sekitar 4 kilometer,” ucapnya.
Karena jalur ini sering dilewati truk besar, pihaknya sengaja memilih konstruksi beton untuk perbaikan jalan nanti. Selain menggunakan cor beton, juga akan dilebarkan. “Lebarnya sekitar 6-7 meter. Ini sudah kami sosialisasikan ke warga. Setelah proses lelang nanti, perbaikan sudah bisa dilakukan. Kami pastikan tahun ini tuntas,” ujarnya sembari menyebut pemilihan cor beton agar tak rentan dari kerusakan.
Tritus Julan
Sebab sejumlah jalur penting justru rusak parah. Salah satunya jalur Kutorejo- Bangsal. Di jalur alternatif menuju Kota Mojokerto dan Mojosari ini jalanan tampak berlubang. Bahkan, di beberapa ruas jalan sudah tak beraspal. Kerusakan ini mulai dari pertigaan Kecamatan Kutorejo sampai Desa Ngranggon, Kecamatan Bangsal. Kondisi ini tentu dikeluhkan warga. Pasalnya, kerusakan jalan kerap kali memakan korban.
Tak jarang pengendara jatuh karena melintasi lubang menganga. Ditambah jalur ini minim penerangan jalan. “Sudah lama begini (rusak), belum ada perbaikan,” kata Harianto, warga Desa Karangdiyeng, Kecamatan Kutorejo. Akibat kondisi jalan rusak parah, warga enggan berpergian malam hari.
Di sepanjang jalur ini, kata Harianto, dipenuhi dengan lubang menganga menyebabkan kecelakaan. Apalagi saat musim hujan seperti ini. Tidak jarang pengendara basah kuyup karena air dalam kubangan jalan. “Apalagi kondi-sinya gelap. Kalau terpaksa melintas, harus ekstra pelan. Itu pun kami masih sering terperosok ke kubangan,” katanya.
Dikatakannya, rusaknya jalan raya di jalur ini tak luput dari maraknya penambangan galian C ilegal di Desa Karangdiyeng dan beberapa desa lainnya. Sejumlah truk besar menjadi penyebab kerusakan jalan. Sayangnya, tak ada tindakan dari pemerintah daerah menyikapi masalah ini. “Sekarang sudah agak sepi karena galian C tutup. Yang tersisa kerusakan jalannya,” katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Zaenal Abidin tak menampik jika jalur Kutorejo-Bangsal melalui Desa Karangdiyeng mengalami kerusakan parah. Ia juga menyebut kerusakan itu dipicu maraknya truk pengangkut galian C. “Tapi sekarang sudah ditutup (tambang galian C). Kerusakannya memang karena itu,” kata Zaenal, kemarin.
Dia menampik jika selama ini pihaknya abai dengan kerusakan jalan di jalur itu. Menurutnya, beberapa tahun lalu rencanan perbaikan jalan sudah dilakukan. Namun, rencana itu urung lantaran masih banyak truk pengangkut galian C yang melintas sehingga perbaikan tak mungkin dilakukan. “Percuma dilakukan perbaikan karena banyak truk yang lewat. Saat itu sulit melakukan perbaikan jalan di jalur ini,” ujarnya.
Zaenal menyebutkan perbaikan jalan baru bisa dilakukan tahun ini. Sebab sudah berhentinya aktivitas penambangan galian C liar di Kecamatan Kutorejo. Dia memastikan tahun ini perbaikan akan tuntas dilakukan. “Sudah kami anggarkan sekitar Rp7 miliar dengan panjang jalan sekitar 4 kilometer,” ucapnya.
Karena jalur ini sering dilewati truk besar, pihaknya sengaja memilih konstruksi beton untuk perbaikan jalan nanti. Selain menggunakan cor beton, juga akan dilebarkan. “Lebarnya sekitar 6-7 meter. Ini sudah kami sosialisasikan ke warga. Setelah proses lelang nanti, perbaikan sudah bisa dilakukan. Kami pastikan tahun ini tuntas,” ujarnya sembari menyebut pemilihan cor beton agar tak rentan dari kerusakan.
Tritus Julan
(ftr)