Setiap Turun Hujan SD Karangjompo Terendam Air dan Limbah Pabrik
A
A
A
KAJEN - Setiap turun hujan, halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karangjompo, Kecamatan Tirto, KabupatenPekalong antergenang air bercampur limbah pabrik tekstil dan home industry batik.
“Seminggu lalu kami masih terendam air Mas. Rata-rata ketinggian air bisa mencapai 40 sentimeter (cm),” ujar Kepala SDN Karangjompo Gho zali saat ditemui KORAN SINDO kemarin. Kondisi ini membuat para siswa tidak nyaman. Bau limbah, terutama amoniak sangat menyengat membuat para siswa mual dan muntah. Selain itu, mereka juga sesak nafas. Akibatnya, saat puncak banjir sekitar sepekan yang lalu, para siswa terpaksa dipulangkan lebih awal.
Pihaknya khawatir jika nantinya para siswa setempat terserang penyakit. “Jadi terpaksa sekitar tiga hari kami berlakukan belajar kelompok di rumah masingmasing. Kasih an yang kelas VI tidak bisa fokus belajar. Padahal waktu UN su dah mepet,” ungkapnya. Kondisi ini sudah lama dialami di sekolah itu. Pihaknya sudah sering melayangkan protes terhadap pihak pabrik. “Namun juga masih sering bocor. Malah, awalnya pihak pabrik sempat mengelak dan mengatakan bahwa itu hanya limbah dari homeindustry batik di sekitar sini,” papar Ghozali.
Sejak sering terkena genangan air hujan dan limbah pabrik, warga sekitar sekolah enggan menyekolahkan anaknya di situ. “Taman kanak-kanak (TK) ada di sekitar sini, tapi setelah lulus ya milih SD di Kota Pekalongan atau swasta yang lebih bagus ketimbang di sini,” kata dia. Dia mengaku sudah menempuh berbagai cara untuk menarik minat para siswa. Seperti memberikan seragam batik mau pun seragam olahraga gratis bagi siswa yang bersedia bersekolah di SDN Karangjompo. “Sampai-sampai saya beri insentif kepada guru yang bisa mencari siswa untuk bersedia bersekolah di sini. Sampai sekarang total siswa kami dari kelas 1-6 hanya 120 siswa,” ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan Umaidi membenarkan limbah yang terjadi di SDN Karangjompo tersebut. Meski demikian, pihaknya mengaku sudah menyiapkan rumah warga sebagai langkah daruratagarpara siswatetapbisa belajar. “Sedangkan biaya sewanya akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak pabrik. Kami juga sudah minta pabrik itu un tuk memperbaiki saluran pembuangan limbahnya,” tandasnya.
Kepala UPT Disdik Tirto, Suwarto, menambahkan, setidaknya ada lima sekolahan yang terendam air saat banjir atau rob di wilayah Kecamatan Tirto. Kelimanya adalah SDN Karangjumpo, SDN Tegaldowo, SDN Je ruksari, dan SDN Kranding.
Prahayuda Febrianto
“Seminggu lalu kami masih terendam air Mas. Rata-rata ketinggian air bisa mencapai 40 sentimeter (cm),” ujar Kepala SDN Karangjompo Gho zali saat ditemui KORAN SINDO kemarin. Kondisi ini membuat para siswa tidak nyaman. Bau limbah, terutama amoniak sangat menyengat membuat para siswa mual dan muntah. Selain itu, mereka juga sesak nafas. Akibatnya, saat puncak banjir sekitar sepekan yang lalu, para siswa terpaksa dipulangkan lebih awal.
Pihaknya khawatir jika nantinya para siswa setempat terserang penyakit. “Jadi terpaksa sekitar tiga hari kami berlakukan belajar kelompok di rumah masingmasing. Kasih an yang kelas VI tidak bisa fokus belajar. Padahal waktu UN su dah mepet,” ungkapnya. Kondisi ini sudah lama dialami di sekolah itu. Pihaknya sudah sering melayangkan protes terhadap pihak pabrik. “Namun juga masih sering bocor. Malah, awalnya pihak pabrik sempat mengelak dan mengatakan bahwa itu hanya limbah dari homeindustry batik di sekitar sini,” papar Ghozali.
Sejak sering terkena genangan air hujan dan limbah pabrik, warga sekitar sekolah enggan menyekolahkan anaknya di situ. “Taman kanak-kanak (TK) ada di sekitar sini, tapi setelah lulus ya milih SD di Kota Pekalongan atau swasta yang lebih bagus ketimbang di sini,” kata dia. Dia mengaku sudah menempuh berbagai cara untuk menarik minat para siswa. Seperti memberikan seragam batik mau pun seragam olahraga gratis bagi siswa yang bersedia bersekolah di SDN Karangjompo. “Sampai-sampai saya beri insentif kepada guru yang bisa mencari siswa untuk bersedia bersekolah di sini. Sampai sekarang total siswa kami dari kelas 1-6 hanya 120 siswa,” ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan Umaidi membenarkan limbah yang terjadi di SDN Karangjompo tersebut. Meski demikian, pihaknya mengaku sudah menyiapkan rumah warga sebagai langkah daruratagarpara siswatetapbisa belajar. “Sedangkan biaya sewanya akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak pabrik. Kami juga sudah minta pabrik itu un tuk memperbaiki saluran pembuangan limbahnya,” tandasnya.
Kepala UPT Disdik Tirto, Suwarto, menambahkan, setidaknya ada lima sekolahan yang terendam air saat banjir atau rob di wilayah Kecamatan Tirto. Kelimanya adalah SDN Karangjumpo, SDN Tegaldowo, SDN Je ruksari, dan SDN Kranding.
Prahayuda Febrianto
(ftr)