Pesawat Tempur MiG Fresco Hiasi Hutan Kota
A
A
A
BATU - Taman hutan kota di Jalan Sultan Agung Kota Batu tambah cantik dan menarik. Setelah satu regu anggota TNI Angkatan Udara (AU) dari skadron teknik 22, Lapangan Udara (Lanud) Abdul Rahman Saleh, Malang, sukses memasang badan pesawat tempur jenis MiG Fresco 17, di pintu masuk taman, kemarin pagi.
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Kualitas Skadron Teknik 22, Lanud Abdul Rahman Shaleh, Kapten Zukkifli Efendi menuturkan, badan pesawat tempur yang dipasang di Jalan Sultan Agung, Kota Batu, awalnya terpasang di dekat kolam renang Bendungan Selorejo-Ngantang.
Karena kurang terawat, akhirnya dipindahkan ke Kota Batu. Menurut Efendi, proses perakitan badan pesawat setelah dibongkar hanya membutuhkan waktu 13 hari. Namun, pihaknya tidak langsung memasang di atas fondasi monumen terbuat dari beton cor dan baja profil U itu.
“Proses perakitannya cepat. Tapi kami masih menunggu selesainya proses pengecoran fondasinya. Setelah dicor menunggu kering sampai 30 hari. Akhirnya baru Selasa (27/1) kemarin pagi badan pesawat kami pasang di atas fondasi monumen,” ujarnya.
Diterangkannya, badan pesawat tempur yang pernah ikut dalam operasi pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah awalnya ingin dipasang di tengah pulau Jalan Sultan Agung. Namun setelah direncanakan ulang, badan pesawatnya dipasang di pintu masuk taman hutan kota dengan posisi terbang.
“Kalau kami paksakan dipasang di tengah pulau Jalan Sultan Agung, pasti pesawat ini sebagai latar belakang foto-foto bagi masyarakat. Sementara arus kendaraan di Jalan Sultan Agung padat. Kami tidak ingin menimbulkan masalah baru lagi,” kata dia.
Di bawah badan pesawat akan dipasang monumen yang bertulis sejarah pembuatan pesawat dan keterlibatannya dalam operasi perang. “Tujuan lain ingin kita capai supaya masyarakat Kota Batu tertarik untuk terjun ke dunia kedirgantaraan. Simbol pesawat tempur ini sebagai pemicu cita-cita penduduk Kota Batu,” ucapnya.
Diterangkannya, pesawat tempur jenis MiC Fresco 17 ini dibuat tahun 1960 di Rusia. Pesawat tempur ini merupakan pesawat tempur pertama yang dimiliki di Indonesia. Awalnya menjadi anggota skadron 11 Madiun.
“Di bagian kepala pesawat tertulis 1101. Artinya, pesawat ini dulu anggota skadron 11 Madiun. Pesawat tempur pertama yang berhasil mendarat di tanah air sehingga nomor registrasinya nomor 01,” katanya.
Maman Adi Saputro
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Kualitas Skadron Teknik 22, Lanud Abdul Rahman Shaleh, Kapten Zukkifli Efendi menuturkan, badan pesawat tempur yang dipasang di Jalan Sultan Agung, Kota Batu, awalnya terpasang di dekat kolam renang Bendungan Selorejo-Ngantang.
Karena kurang terawat, akhirnya dipindahkan ke Kota Batu. Menurut Efendi, proses perakitan badan pesawat setelah dibongkar hanya membutuhkan waktu 13 hari. Namun, pihaknya tidak langsung memasang di atas fondasi monumen terbuat dari beton cor dan baja profil U itu.
“Proses perakitannya cepat. Tapi kami masih menunggu selesainya proses pengecoran fondasinya. Setelah dicor menunggu kering sampai 30 hari. Akhirnya baru Selasa (27/1) kemarin pagi badan pesawat kami pasang di atas fondasi monumen,” ujarnya.
Diterangkannya, badan pesawat tempur yang pernah ikut dalam operasi pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah awalnya ingin dipasang di tengah pulau Jalan Sultan Agung. Namun setelah direncanakan ulang, badan pesawatnya dipasang di pintu masuk taman hutan kota dengan posisi terbang.
“Kalau kami paksakan dipasang di tengah pulau Jalan Sultan Agung, pasti pesawat ini sebagai latar belakang foto-foto bagi masyarakat. Sementara arus kendaraan di Jalan Sultan Agung padat. Kami tidak ingin menimbulkan masalah baru lagi,” kata dia.
Di bawah badan pesawat akan dipasang monumen yang bertulis sejarah pembuatan pesawat dan keterlibatannya dalam operasi perang. “Tujuan lain ingin kita capai supaya masyarakat Kota Batu tertarik untuk terjun ke dunia kedirgantaraan. Simbol pesawat tempur ini sebagai pemicu cita-cita penduduk Kota Batu,” ucapnya.
Diterangkannya, pesawat tempur jenis MiC Fresco 17 ini dibuat tahun 1960 di Rusia. Pesawat tempur ini merupakan pesawat tempur pertama yang dimiliki di Indonesia. Awalnya menjadi anggota skadron 11 Madiun.
“Di bagian kepala pesawat tertulis 1101. Artinya, pesawat ini dulu anggota skadron 11 Madiun. Pesawat tempur pertama yang berhasil mendarat di tanah air sehingga nomor registrasinya nomor 01,” katanya.
Maman Adi Saputro
(ftr)