Ratusan Santri Berharap KPK-Polri Gencatan Senjata
A
A
A
BLITAR - Ratusan pelajar madrasah tsanawiyah (Mts) dan aliah (MA) Yayasan Pondok Pesantren Darul Huda Desa Gambar Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri segera melakukan “gencatan senjata”.
Para santri juga memanjatkan doa kepada Presiden Joko Widodo, dengan harapan kepala negara Indonesia ketujuh itu mampu mengambil langkah tegas dan bijak dalam menuntaskan konflik yang berkepanjangan. “Sebab, keduanya merupakan lembaga penegak hukum yang menjadi sandaran bangsa dan negara,” tutur Moh Kafi Ilham siswa kelas XII MA selaku juru bicara, kemarin.
Aksi keprihatinan anak bangsa itu tidak hanya diwujudkan ke dalam gerakan doa bersama. Para santri juga turun ke jalan. Beberapa lembar kertas bertuliskan konflik KPK vs Polri harus segera berakhir, dibentangkan. “Kami butuh teladan. Jangan terus bertengkar,” kata salah seorang siswa disambut yel-yel bersama.
Seperti diketahui, pasca- KPK menetapkan calon tunggal Kapolri Budi Gunawan (BG) sebagai tersangka gratifikasi, Mabes Polri menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto (BW). Penetapan BW sebagai tersangka terkait keterangan palsu dalam perkara pilkada terkesan sebagai politik balas dendam. Sebab, faktanya dua institusi hukum tersebut tengah beradu kekuasaan dengan saling menyandera.
Sebagai pelajar, Kafi mengaku, tidak tahu apa sesungguhnya yang terjadi. Yang mereka lihat, semua yang bertikai itu adalah tokoh bangsa yang tidak sepatutnya menghambur- hamburkan energi hanya untuk memenuhi syahwat politik. “Ada persoalan bangsa dan negara yang lebih penting untuk dipikirkan. Kami mohon segera akhiri pertikaian ini,” ucapnya.
Aksi keprihatinan diikuti seluruh siswa Darul Huda. Jumlah siswa yang duduk di bangku Mts (setingkat SMP) sebanyak 305 siswa. Sedangkan yang berada di bangku MA (setingkat SMA) sebanyak 193 siswa. Seperti halnya yang diungkapkan anak didiknya, Kepala Sekolah Yayasan Pondok Pesantren Darul Huda Asyharul Muttaqin berharap, konflik KPK-Polri segera berakhir.
Solichan Arif
Para santri juga memanjatkan doa kepada Presiden Joko Widodo, dengan harapan kepala negara Indonesia ketujuh itu mampu mengambil langkah tegas dan bijak dalam menuntaskan konflik yang berkepanjangan. “Sebab, keduanya merupakan lembaga penegak hukum yang menjadi sandaran bangsa dan negara,” tutur Moh Kafi Ilham siswa kelas XII MA selaku juru bicara, kemarin.
Aksi keprihatinan anak bangsa itu tidak hanya diwujudkan ke dalam gerakan doa bersama. Para santri juga turun ke jalan. Beberapa lembar kertas bertuliskan konflik KPK vs Polri harus segera berakhir, dibentangkan. “Kami butuh teladan. Jangan terus bertengkar,” kata salah seorang siswa disambut yel-yel bersama.
Seperti diketahui, pasca- KPK menetapkan calon tunggal Kapolri Budi Gunawan (BG) sebagai tersangka gratifikasi, Mabes Polri menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto (BW). Penetapan BW sebagai tersangka terkait keterangan palsu dalam perkara pilkada terkesan sebagai politik balas dendam. Sebab, faktanya dua institusi hukum tersebut tengah beradu kekuasaan dengan saling menyandera.
Sebagai pelajar, Kafi mengaku, tidak tahu apa sesungguhnya yang terjadi. Yang mereka lihat, semua yang bertikai itu adalah tokoh bangsa yang tidak sepatutnya menghambur- hamburkan energi hanya untuk memenuhi syahwat politik. “Ada persoalan bangsa dan negara yang lebih penting untuk dipikirkan. Kami mohon segera akhiri pertikaian ini,” ucapnya.
Aksi keprihatinan diikuti seluruh siswa Darul Huda. Jumlah siswa yang duduk di bangku Mts (setingkat SMP) sebanyak 305 siswa. Sedangkan yang berada di bangku MA (setingkat SMA) sebanyak 193 siswa. Seperti halnya yang diungkapkan anak didiknya, Kepala Sekolah Yayasan Pondok Pesantren Darul Huda Asyharul Muttaqin berharap, konflik KPK-Polri segera berakhir.
Solichan Arif
(ftr)