Rektor Ditantang Ciptakan Mahasiswa Andal
A
A
A
MEDAN - Menteri Koordinator Kemaritiman Dwisuryo Indroyono Soesilo menantang para Rektor untuk membentuk mahasiswa andal yang bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju pada 2045 atau bertepatan dengan 100 tahun Kemerdekaan Indonesia.
“Saat ini, usia para mahasiswa yang sedang kuliah rata-rata 20 tahunan. Nanti pada 2045, berarti usia mereka sekitar 50 tahunan. Di saat itulah, para mahasiswa yang sedang dididik oleh para Rektor saat ini akan memegang Republik ini. Untuk bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju, saya titipkan kepada para Rektor se- Indonesia untuk mempersiapkan generasi penerus mulai sekarang secara benar,” ungkapnya seusai membuka Forum Rektor Indonesia 2015 di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Sabtu (24/1).
Bila tidak dipersiapkan dengan benar, kata Dwisuryo, maka Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara maju. Padahal momen kemerdekaan yang ke- 100 adalah waktu yang tepat mengokohkan Indonesia sebagai Negara maju. “Ini tugas berat bagi para Rektor,” katanya. Menurut Dwisuryo, saat ini Indonesia tergolong ke dalam middle income country .
Tinggal satu langkah lagi bagi Indonesia menuju negara maju. Hal itu sangat mungkin dicapai, mengingat Indonesia yang dikenal sebagai negara kepuluan memiliki aset laut yang cukup luas, yakni total luasnya 5.3 juta meter per segi dengan panjang garis pantai 81 ribu kilometer. Itu bisa dimanfaatkan seluruhnya untuk kesejahteraan bangsa.
Dwisuryo menyambut baik tema Forum Rektor Indonesia 2015 “Menegakkan Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim Yang Bermartabat”. Hal itu sesuai dengan visi Pemerintah saat ini yakni menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Visi Pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia sudah dimulai. Sebagai contoh, pengembanganPelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara ini. Pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri Sei Mangke tersebut akan menjadikan Sumatera Utara sebagai contoh pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri di Indonesia,” paparnya.
Untuk memanfaatkan itu, Dwisuryo Indroyono Soesilo mengimbau kepada Universitas Sumatera Utara untuk mempersiapkan mahasiswa agar bisa bekerja sama dengan PT Pelindo I sebagai pengelola Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut. “Jangan sampai penduduk Sumatera Utara hanya jadi penonton ketika Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut sudah beroperasi. USU harus menggandeng PT Pelindo I agar menempatkan kader-kader terbaik USU di sana,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho mengungkapkan di tangan Rektorlah akan lahir generasi muda emas yang akan mengisi 100 tahun Indonesia merdeka. Gatot Pujo Nugroho pun menaruh harapan besar kepada Forum Rektor Indonesia untuk menghasilkan gagasan brilian sehingga dapat membantu pemerintah dalam menumbuhkan kembali kejayaan Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia.
“Sumut merasa bangga, karena Forum Rektor Indonesia kali ini digelar di Kota Medan. Kami berharap melalui Forum Rektor Indonesia akan melahirkan ide-ide cemerlang sehingga mampu menciptakan generasi emas Indonesia lewat poros maritim,” ungkapnya. Di Sumut sendiri, Gatot Pujo Nugroho mengungkapkan bahwa lebih dari 50% kawasannya adalah lautan. Lebih dari 110.000 meter persegi dari 18.100 meter per segi adalah lautan.
Untuk itu, Gatot Pujo Nugroho mengharapkan agar Pemerintah pusat memberikan rekomendasi untuk memanfaatkan kawasan laut tersebut. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi catatan penting bagi Pemerintah pusat untuk memberikan rekomendasi bagi Sumut.
Mengingat, Sumut memiliki kekayaan laut yang besar sebagai contoh, hasil tangkapan ikan di Sumut mencapai 200.000 ton per tahun. Melalui forum ini, kami berharap adanya perhatian khusus pemerintah di bidang pembangunan maritim di Sumut dan semoga kehadiran para rektor memberikan spirit kepada Pemprov Sumut,” pungkasnya.
Rektor USU Prof Syahril Pasaribu sendiri menyambut baik tantangan yang diberikan oleh Menko Kemaritiman tersebut. Hal itu sesuai dengan tujuan digelarnya Forum Rektor Indonesia, yakni sebagai wadah bagi seluruh pimpinan Perguruan Tinggi di Indonesia untuk memberikan masukan kepada pemerintah demi suksesnya pembangunan nasional.
“Tujuan dari kegiatan Forum Rektor Indonesia ini untuk membuka wawasan dan pemikiran intelektual baik yang bersifat kritis dan kolaboratif, sehingga menghasilkan kontribusi positif untuk pembangunan bangsa melalui pendekatan ekonomi dan lingkungan, hokum dan keamanan maritime. Sehingga mampu menegakkan kedaulatan negara sebagai poros maritim dunia,” paparnya.
Pembukaan Forum Rektor Indonesia 2015 sendiri dihadiri oleh 700 Rektor se Indonesia dan 300 di antaranya merupakan anggota Forum Rektor Indonesia. Selain itu, pembukaan Forum Rektor Indonesia juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara, T Erru Nuradi dan para undangannya lainnya.
Dicky irawan
“Saat ini, usia para mahasiswa yang sedang kuliah rata-rata 20 tahunan. Nanti pada 2045, berarti usia mereka sekitar 50 tahunan. Di saat itulah, para mahasiswa yang sedang dididik oleh para Rektor saat ini akan memegang Republik ini. Untuk bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju, saya titipkan kepada para Rektor se- Indonesia untuk mempersiapkan generasi penerus mulai sekarang secara benar,” ungkapnya seusai membuka Forum Rektor Indonesia 2015 di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Sabtu (24/1).
Bila tidak dipersiapkan dengan benar, kata Dwisuryo, maka Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara maju. Padahal momen kemerdekaan yang ke- 100 adalah waktu yang tepat mengokohkan Indonesia sebagai Negara maju. “Ini tugas berat bagi para Rektor,” katanya. Menurut Dwisuryo, saat ini Indonesia tergolong ke dalam middle income country .
Tinggal satu langkah lagi bagi Indonesia menuju negara maju. Hal itu sangat mungkin dicapai, mengingat Indonesia yang dikenal sebagai negara kepuluan memiliki aset laut yang cukup luas, yakni total luasnya 5.3 juta meter per segi dengan panjang garis pantai 81 ribu kilometer. Itu bisa dimanfaatkan seluruhnya untuk kesejahteraan bangsa.
Dwisuryo menyambut baik tema Forum Rektor Indonesia 2015 “Menegakkan Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim Yang Bermartabat”. Hal itu sesuai dengan visi Pemerintah saat ini yakni menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Visi Pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia sudah dimulai. Sebagai contoh, pengembanganPelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara ini. Pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri Sei Mangke tersebut akan menjadikan Sumatera Utara sebagai contoh pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri di Indonesia,” paparnya.
Untuk memanfaatkan itu, Dwisuryo Indroyono Soesilo mengimbau kepada Universitas Sumatera Utara untuk mempersiapkan mahasiswa agar bisa bekerja sama dengan PT Pelindo I sebagai pengelola Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut. “Jangan sampai penduduk Sumatera Utara hanya jadi penonton ketika Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut sudah beroperasi. USU harus menggandeng PT Pelindo I agar menempatkan kader-kader terbaik USU di sana,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho mengungkapkan di tangan Rektorlah akan lahir generasi muda emas yang akan mengisi 100 tahun Indonesia merdeka. Gatot Pujo Nugroho pun menaruh harapan besar kepada Forum Rektor Indonesia untuk menghasilkan gagasan brilian sehingga dapat membantu pemerintah dalam menumbuhkan kembali kejayaan Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia.
“Sumut merasa bangga, karena Forum Rektor Indonesia kali ini digelar di Kota Medan. Kami berharap melalui Forum Rektor Indonesia akan melahirkan ide-ide cemerlang sehingga mampu menciptakan generasi emas Indonesia lewat poros maritim,” ungkapnya. Di Sumut sendiri, Gatot Pujo Nugroho mengungkapkan bahwa lebih dari 50% kawasannya adalah lautan. Lebih dari 110.000 meter persegi dari 18.100 meter per segi adalah lautan.
Untuk itu, Gatot Pujo Nugroho mengharapkan agar Pemerintah pusat memberikan rekomendasi untuk memanfaatkan kawasan laut tersebut. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi catatan penting bagi Pemerintah pusat untuk memberikan rekomendasi bagi Sumut.
Mengingat, Sumut memiliki kekayaan laut yang besar sebagai contoh, hasil tangkapan ikan di Sumut mencapai 200.000 ton per tahun. Melalui forum ini, kami berharap adanya perhatian khusus pemerintah di bidang pembangunan maritim di Sumut dan semoga kehadiran para rektor memberikan spirit kepada Pemprov Sumut,” pungkasnya.
Rektor USU Prof Syahril Pasaribu sendiri menyambut baik tantangan yang diberikan oleh Menko Kemaritiman tersebut. Hal itu sesuai dengan tujuan digelarnya Forum Rektor Indonesia, yakni sebagai wadah bagi seluruh pimpinan Perguruan Tinggi di Indonesia untuk memberikan masukan kepada pemerintah demi suksesnya pembangunan nasional.
“Tujuan dari kegiatan Forum Rektor Indonesia ini untuk membuka wawasan dan pemikiran intelektual baik yang bersifat kritis dan kolaboratif, sehingga menghasilkan kontribusi positif untuk pembangunan bangsa melalui pendekatan ekonomi dan lingkungan, hokum dan keamanan maritime. Sehingga mampu menegakkan kedaulatan negara sebagai poros maritim dunia,” paparnya.
Pembukaan Forum Rektor Indonesia 2015 sendiri dihadiri oleh 700 Rektor se Indonesia dan 300 di antaranya merupakan anggota Forum Rektor Indonesia. Selain itu, pembukaan Forum Rektor Indonesia juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara, T Erru Nuradi dan para undangannya lainnya.
Dicky irawan
(ars)