Misteri Keistimewaan Golok Ciomas (Bagian 1)
A
A
A
Golok Ciomas sudah identik dengan warga Banten yang terkenal dengan mistisnya dan mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan golok-golok dari daerah lain.
Cerita mengenai keistimewaan Golok Ciomas pun terdengar hingga sekarang mulai dari bisa berdiri tegaknya golok tersebut jika diberdirikan hingga kisah mistis mengenai keampuhannya seperti dapat memberikan rasa aman dan wibawa kepada pemegangnya.
Bahkan Golok Ciomas diyakini juga bisa meredakan suasana hati yang panas, kemarahan, kejengkelan, dan amarah lainnya.
Salah seorang jawara Banten yang enggan disebutkan namanya mengatakan yang mau menagih utang saja bisa tidak jadi jika si pemilik utang memegang atau menyimpan Golok Ciomas.
Salah satu keistimewaan Golok Ciomas menurut dia, karena dibuat secara khusus melalui ritual pada bulan Maulud dan ditempa khusus oleh palu godam pusaka peninggalan Kesultanan Banten yang bernama Si Denok.
Ritual khusus bisa berupa puasa dan pembacaan doa-doa khusus atau tawasulan sebelum golok dibuat. Si pandai besi pun harus terlebih dahulu berziarah ke tokoh-tokoh spriritual dan pendekar Banten.
Selain itu saat menempa atau membuat golok tersebut juga dibacakan doa-doa khusus.
Sedangkan bahan yang digunakan juga berupa besi khusus dari Desa Pondok Kahuru dan Bojong Honje serta air yang digunakan untuk merendamnya pun harus berasal dari Ciomas.
Besi inti atau besi khusus tersebut didapat dari peninggalan jaman Kesultanan Banten yang terkubur di daerah Ciomas.
Untuk mendapatkan besi inti tidak mudah mesti melalui Riyadhoh yakni melakukan wiridan dan puasa jauh-jauh hari sebelum bulan maulud.
Sementara bahan campuran untuk membuat Golok Ciomas sebanyak tujuh campuran dan paling sedikit lima campuran. Campurannya pun dirahasiakan oleh pandai besi yang membuatnya.
Pada tahap awal pembuatan Golok Ciomas harus ditempa satu atau dua kali tempaan oleh Godam Si Denok.
Bahkan pada awalnya golok dibedakan antara di tempa atau diulas, dilihat dari mahar yang dikeluarkan oleh pemesan.
Satu tempaan dalam istilah dulu Seganjreng Seringgit, dua ganjreng dua ringgit dan seterusnya, kalau sekarang seganjreng sebesar Rp50.000, dan setiap tempaan disertai bacaan bacaan. Sedangkan untuk diulas hitungannya per ulas maharnya sepersepuluh dari tempaan.
Kemudian ritual yang harus dilakukan setelah golok berbentuk dengan membacakan doa-doa khusus dalam keadaan suci berwudhu.
Setelah selesai Golok Ciomas diberi gagang yang dimasukan benda khusus namun tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya si pandai besi.
Untuk pegangan dan sarangkla terdapat jenisnya gagang jenis jengkol sahulu yang berbentuk bulan, di bagian bawah pegangan seperti sebutir jengkol dengan warna hitam.
Jenis wawayangan, bentuknya seperti wayang yang identik dan cocok untuk golok yang ukurannya panjang.
Ada jenis belimbing bentuknya seperti buah belimbing dan jenis jebug sepasi. Bentuknya seperti buah pinang sebelah, jenis mamanukan yang berbentuk burung.
Kesemuanya itu dibuat dari akar kayu jawar karena mempunyai kekuatan yang bagus sehingga cocok untuk dipakai menjadi pegangan Golok Ciomas.
Sedangkan sarung golok atau sarangka biasanya dibuat memiliki nama-namanya sendiri seperti sompal, simut meuting, peper.
Keistimewaannya cincin yang dipasang di sarung golok berjumlah ganjil tidak boleh genap dan terbuat dari tanduk binatang.
Tidak mudah mendapatkan golok yang terkenal dengan hikmah dan kemasyurannya.
“Harganya yang bersertifikat itu Rp1 juta ke atas, yang tidak bersertifikat itu harganya di bawah Rp1 juta, itu tetep asli Golok Ciomas, cuma golongannya masuk ke yang golok biasa,” kata salah seorang pewaris serta pembuat Golok Ciomas yang terkenal tajamnya Ki Muhaimin.
Menurut Muhaimin, setiap bulan maulud, masyarakat Ciomas mulai disibukan berbagai ritual, bahkan dari tanggal satu maulud hingga 12 pembuat serta pemegang Golok Ciomas bertemu di Ciomas.
Pada tanggal 11 malam palu godam Si Denok dibawa ke tempat pandai besi yang sebelumnya dilakukan tawasul dan tahlil oleh keturunan Ki Cangkuk (pembuat Golok Ciomas pertama kali).
Keesokan harinya barulah Si Denok digunakan untuk menempa bakalan (golok setengah jadi) sesuai kebutuhan dan bisa dilakukan secra massal.
"Pada tanggal 12 tepat dikelahiran Nabi Muhammad SAW berkumpulah para pemegang Golok Ciomas dari berbagai daerah untuk melakukan ritual pencucian golok serta kembali dipukul menggunakan Si Denok, " kata dia.
Untuk para pemegang Golok Ciomas, kata Muhaimin, haruslah berakidah sehingga pemegang golok tidak mudah terkena pantangan seperti riya, ujub, takabur, murtad, musyrik dan sum'ah.
Sementara itu menurut Ketua Paguyuban Golok Ciomas Oman Solihin, pencucian Golok Ciomas yang dilakukan pada tanggal 12 Rabiul Awal atau pas di kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu bentuk ritual untuk melestarikan budaya serta ajang bertemunya pemilik Golok Ciomas di tempat pembuatannya.
“Ini merupkan tradisi masyarakat Banten yang mesti dilestarikan dan dijaga, Golok Ciomas yang dikenal mempunyai nilai mistis ini mesti dipegang oleh orang-orang yang berakidah, dan pada tanggal 12 maulud ajang silaturahmi pemegang golok dari seluruh daerah,” katanya.
Dia juga menjelaskan popularitas Golok Ciomas muncul karena keistimewaannya yang dimuali dari pembuatannya dipenuhi ritual-ritual dan syarat-syarat tertentu.
“Untuk memesan Golok Ciomas biasanya pembeli harus memesannya terlebih dahulu karena dibuat hanya di bulan maulud saja dan prosesnya selama tiga minggu baru bisa diserah terimakan namun tergantung kesulitannya,” jelasnya.
Permainan debus yang merupakan kesenian yang sudah terkenal ke seluruh negeri bahkan mancanegara ini juga memanfaatkan Golok Ciomas untuk menjadi alat pertunjukannya. (bersambung).
Cerita mengenai keistimewaan Golok Ciomas pun terdengar hingga sekarang mulai dari bisa berdiri tegaknya golok tersebut jika diberdirikan hingga kisah mistis mengenai keampuhannya seperti dapat memberikan rasa aman dan wibawa kepada pemegangnya.
Bahkan Golok Ciomas diyakini juga bisa meredakan suasana hati yang panas, kemarahan, kejengkelan, dan amarah lainnya.
Salah seorang jawara Banten yang enggan disebutkan namanya mengatakan yang mau menagih utang saja bisa tidak jadi jika si pemilik utang memegang atau menyimpan Golok Ciomas.
Salah satu keistimewaan Golok Ciomas menurut dia, karena dibuat secara khusus melalui ritual pada bulan Maulud dan ditempa khusus oleh palu godam pusaka peninggalan Kesultanan Banten yang bernama Si Denok.
Ritual khusus bisa berupa puasa dan pembacaan doa-doa khusus atau tawasulan sebelum golok dibuat. Si pandai besi pun harus terlebih dahulu berziarah ke tokoh-tokoh spriritual dan pendekar Banten.
Selain itu saat menempa atau membuat golok tersebut juga dibacakan doa-doa khusus.
Sedangkan bahan yang digunakan juga berupa besi khusus dari Desa Pondok Kahuru dan Bojong Honje serta air yang digunakan untuk merendamnya pun harus berasal dari Ciomas.
Besi inti atau besi khusus tersebut didapat dari peninggalan jaman Kesultanan Banten yang terkubur di daerah Ciomas.
Untuk mendapatkan besi inti tidak mudah mesti melalui Riyadhoh yakni melakukan wiridan dan puasa jauh-jauh hari sebelum bulan maulud.
Sementara bahan campuran untuk membuat Golok Ciomas sebanyak tujuh campuran dan paling sedikit lima campuran. Campurannya pun dirahasiakan oleh pandai besi yang membuatnya.
Pada tahap awal pembuatan Golok Ciomas harus ditempa satu atau dua kali tempaan oleh Godam Si Denok.
Bahkan pada awalnya golok dibedakan antara di tempa atau diulas, dilihat dari mahar yang dikeluarkan oleh pemesan.
Satu tempaan dalam istilah dulu Seganjreng Seringgit, dua ganjreng dua ringgit dan seterusnya, kalau sekarang seganjreng sebesar Rp50.000, dan setiap tempaan disertai bacaan bacaan. Sedangkan untuk diulas hitungannya per ulas maharnya sepersepuluh dari tempaan.
Kemudian ritual yang harus dilakukan setelah golok berbentuk dengan membacakan doa-doa khusus dalam keadaan suci berwudhu.
Setelah selesai Golok Ciomas diberi gagang yang dimasukan benda khusus namun tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya si pandai besi.
Untuk pegangan dan sarangkla terdapat jenisnya gagang jenis jengkol sahulu yang berbentuk bulan, di bagian bawah pegangan seperti sebutir jengkol dengan warna hitam.
Jenis wawayangan, bentuknya seperti wayang yang identik dan cocok untuk golok yang ukurannya panjang.
Ada jenis belimbing bentuknya seperti buah belimbing dan jenis jebug sepasi. Bentuknya seperti buah pinang sebelah, jenis mamanukan yang berbentuk burung.
Kesemuanya itu dibuat dari akar kayu jawar karena mempunyai kekuatan yang bagus sehingga cocok untuk dipakai menjadi pegangan Golok Ciomas.
Sedangkan sarung golok atau sarangka biasanya dibuat memiliki nama-namanya sendiri seperti sompal, simut meuting, peper.
Keistimewaannya cincin yang dipasang di sarung golok berjumlah ganjil tidak boleh genap dan terbuat dari tanduk binatang.
Tidak mudah mendapatkan golok yang terkenal dengan hikmah dan kemasyurannya.
“Harganya yang bersertifikat itu Rp1 juta ke atas, yang tidak bersertifikat itu harganya di bawah Rp1 juta, itu tetep asli Golok Ciomas, cuma golongannya masuk ke yang golok biasa,” kata salah seorang pewaris serta pembuat Golok Ciomas yang terkenal tajamnya Ki Muhaimin.
Menurut Muhaimin, setiap bulan maulud, masyarakat Ciomas mulai disibukan berbagai ritual, bahkan dari tanggal satu maulud hingga 12 pembuat serta pemegang Golok Ciomas bertemu di Ciomas.
Pada tanggal 11 malam palu godam Si Denok dibawa ke tempat pandai besi yang sebelumnya dilakukan tawasul dan tahlil oleh keturunan Ki Cangkuk (pembuat Golok Ciomas pertama kali).
Keesokan harinya barulah Si Denok digunakan untuk menempa bakalan (golok setengah jadi) sesuai kebutuhan dan bisa dilakukan secra massal.
"Pada tanggal 12 tepat dikelahiran Nabi Muhammad SAW berkumpulah para pemegang Golok Ciomas dari berbagai daerah untuk melakukan ritual pencucian golok serta kembali dipukul menggunakan Si Denok, " kata dia.
Untuk para pemegang Golok Ciomas, kata Muhaimin, haruslah berakidah sehingga pemegang golok tidak mudah terkena pantangan seperti riya, ujub, takabur, murtad, musyrik dan sum'ah.
Sementara itu menurut Ketua Paguyuban Golok Ciomas Oman Solihin, pencucian Golok Ciomas yang dilakukan pada tanggal 12 Rabiul Awal atau pas di kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu bentuk ritual untuk melestarikan budaya serta ajang bertemunya pemilik Golok Ciomas di tempat pembuatannya.
“Ini merupkan tradisi masyarakat Banten yang mesti dilestarikan dan dijaga, Golok Ciomas yang dikenal mempunyai nilai mistis ini mesti dipegang oleh orang-orang yang berakidah, dan pada tanggal 12 maulud ajang silaturahmi pemegang golok dari seluruh daerah,” katanya.
Dia juga menjelaskan popularitas Golok Ciomas muncul karena keistimewaannya yang dimuali dari pembuatannya dipenuhi ritual-ritual dan syarat-syarat tertentu.
“Untuk memesan Golok Ciomas biasanya pembeli harus memesannya terlebih dahulu karena dibuat hanya di bulan maulud saja dan prosesnya selama tiga minggu baru bisa diserah terimakan namun tergantung kesulitannya,” jelasnya.
Permainan debus yang merupakan kesenian yang sudah terkenal ke seluruh negeri bahkan mancanegara ini juga memanfaatkan Golok Ciomas untuk menjadi alat pertunjukannya. (bersambung).
(sms)