Identifikasi Makin Sulit

Selasa, 20 Januari 2015 - 10:48 WIB
Identifikasi Makin Sulit
Identifikasi Makin Sulit
A A A
SURABAYA - Proses identifikasi terhadap enam jenazah korban AirAsia QZ 8501 mengalami kendala besar. Hingga kemarin, kerja keras Tim DVI Polda Jatim mengidentifikasi enam jenazah itu belum membuahkan hasil.

Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Budiono mengatakan, kendala paling besar adalah minimnya data, baik dari ante mortem dan post mortem. Upaya pengambilan sampel DNA juga belum membuahkan hasil. Dia menandaskan, data ante mortem dari keluarga banyak yang tidak lengkap, termasuk data gigi.

Untuk melengkapi data ante mortem itu, tim DVI harus menjemput bola, di antaranya dengan meminta data ante mortem ulang dari pihak keluarga serta berusaha menghubungi dokter gigi para korban. Hal ini untuk mengetahui struktur gigi para korban termasuk apakah ada penggunaan gigi palsu.

Untuk identifikasi menggunakan sidik jadi, tim post mortem juga merasa kesulitan karena kondisi jenazah sudah tidak utuh dan sidik jarinya rusak. Kemudian metode menggunakan DNA juga tidak membantu kelancaran identifikasi, sebab ada beberapa korban setelah diperiksa tidak muncul profil DNA.

Untuk kasus ini, tim post mortem harus berupaya melacak dengan meminta keterangan keluarga korban, di antaranya tentang ciri-ciri fisik serta properti yang dikenakan korban. “Kami mencari ciri-ciri khusus, seperti ada tahi lalat, bekas luka, atau bekas operasi, namun ini juga belum membuahkan hasil karena kondisi jenazah korban kurang bagus,” katanya.

Selain mencari dokter gigi dan dokter pribadi, tim DVI juga mencari barang-barang pribadi korban, khususnya yang ada di rumah. Sementara hingga sore kemarin, ada 53 jenazah yang diterima post mortem di RS Bhayangkara Samsoeri Mertojoso Polda Jatim dan dari jumlah itu 45 jenazah sudah teridentifikasi. Kemudian enam jenazah masih dalam proses rekonsiliasi dan dua jenazah baru datang.

Sementara jenazah salah seorang korban AirAsia, Yenni Soewono, 38, diinapkan di tempat penitipan jenazah Kediri, karena rencananya dimakamkan di tempat pemakaman Klotok, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Petugas dari Perkumpulan Rukun Sinoman “Dana Pangrukti” Kediri—tempat penitipan jenazah—Ana mengatakan, keluarga Yenni memang sengaja menitipkan jenazah sebelum nanti dimakamkan.

“Keluarga berencana memakamkan pada Kamis (22/1), karena itu dititipkan dulu sebelum dimakamkan,” katanya. Jenazah Yenni diantar dengan mobil ambulans dari Surabaya ke Kediri. Sejumlah keluarga juga mengiringi perjalanan mobil jenazah menuju tempat penitipan jenazah di Kediri itu.

Saat datang, jenazah langsung ditempatkan di ruang khusus penitipan jenazah, di ruang cendrawasih. Ia ditempatkan di atas meja dan di sekitarnya dinyalakan lilin. Keluarga masih enggan dikonfirmasi terkait dengan almarhum serta tindak lanjut pemakamannya. Namun, sejumlah teman dari keluarga almarhum menilai almarhum merupakan sosok sangat perhatian dengan keluarga. “Ia anak yang mengerti keluarga, terutama orang tua,” kata Dewi, salah seorang teman ibu almarhum.

Jenazah Yenni Soewono sempat kesulitan untuk diidentifikasi. Namun, Tim DIV Polda Jawa Timur berhasil mengetahui identitas bersangkutan dari luka sesar di tubuhnya. Yenni diketahui sebagai salah seorang penumpang di pesawat itu. Ia hendak ke Singapura dengan suaminya, Boendi, serta anaknya, Steven.

Hingga saat ini, jenazah dua orang itu, yaitu suami serta anaknya, belum ditemukan. Yenni selama ini tinggal di Surabaya, tapi keluarga berniat memakamkan di Kediri tepatnya di pemakaman Klotok, Kediri.

Lutfi Yuhandi/ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6637 seconds (0.1#10.140)