Petugas Terpaksa Buru Tiga Ekor Kera Pengganggu
A
A
A
KUNINGAN - Warga di Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cigugur, akhir-akhir ini diresahkan dengan kelakuan tiga ekor kera liar yang kerap mengganggu.
Keresahan warga tersebut kemudian dilaporkan kepada petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNG) yang langsung ditindaklanjuti dengan memburunya, kemarin. Dengan menggunakan sumpit yang beramunisikan obat bius, petugas balai melakukan perburuan kera-kera nakal tersebut.
Petugas menyisir setiap pohon yang kerap dijadikan tem pat nongkrong monyet tersebut seperti di sekitar Rumah Sakit Sekar Kamulyan, objek wisata terapi ikan Cigugur hingga Gedung Paseban Tri Pancatunggal. Perburuan tiga ekor kera liar tersebut ternyata bukanlah perkara mudah. Berkali-kali petugas berusaha melumpuhkan kera nakal tersebut dengan cara di sumpit dengan obat bius, namun berkali-kali pula gagal.
Si monyet berhasil menghindar setiap kali obat bius tersebut ditembakkan, bahkan membawa kabur jarum suntik yang gagal menancap di tubuhnya. Kepala Resort Cigugur BTNGC Idin Abidin mengungkapkan, perburuan tersebut atas permintaan warga Cigugur yang merasa terganggu dengan kehadiran tiga kera yang suka usil.
Meski mengaku kesulitan untuk menangkapnya, namun Hawal mengaku akan berusaha semaksimal mungkin memburu kera tersebut hingga dapat. “Jika berhasil kami tangkap, nanti kera-kera tersebut akan di lepas di habitat yang dikira cocok. Yang pasti tidak mungkin ditempatkan di kawasan Gunung Ciremai yang sudah banyak kera seperti Cibeureum dan Seda, melainkan di lokasi baru agar mereka bisa membuat koloni baru,” ujar Idin.
Hal ini, kata dia, disebabkan karena sifat kera yang hidupnya berkoloni dan menolak setiap pendatang baru, bahkan akan men jadi bulan-bulanan anggota koloni tersebut. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan terhadap tiga kera tersebut adalah dengan menempatkannya di lokasi baru yang sekiranya tidak terdapat koloni kera lain dan ditunjang dengan ketersediaan ma kanannya agar mereka bisa tetap hidup dan membentuk koloni baru.
Sementara itu, salah seorang warga Cigugur Encih Kurniasih, 44, mengaku mendukung tindakan yang dilakukan petugas BTNGC tersebut karena keberadaan tiga monyet nakal tersebut sudah sangat meresahkan warga.
“Monyet-monyet tersebut sering masuk ke rumah warga dan mengambil makanan hingga pernah masuk ke rumah sakit Cigugur. Banyak pengunjung rumah sakit yang menjadi korban kenakalan monyet tersebut seperti kunci mobil dibawa kabur, membawa hanphone kemudian dibanting atau mencuri makanan dan barang jualan,” ujar Encih.
Mohamad Taufik
Keresahan warga tersebut kemudian dilaporkan kepada petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNG) yang langsung ditindaklanjuti dengan memburunya, kemarin. Dengan menggunakan sumpit yang beramunisikan obat bius, petugas balai melakukan perburuan kera-kera nakal tersebut.
Petugas menyisir setiap pohon yang kerap dijadikan tem pat nongkrong monyet tersebut seperti di sekitar Rumah Sakit Sekar Kamulyan, objek wisata terapi ikan Cigugur hingga Gedung Paseban Tri Pancatunggal. Perburuan tiga ekor kera liar tersebut ternyata bukanlah perkara mudah. Berkali-kali petugas berusaha melumpuhkan kera nakal tersebut dengan cara di sumpit dengan obat bius, namun berkali-kali pula gagal.
Si monyet berhasil menghindar setiap kali obat bius tersebut ditembakkan, bahkan membawa kabur jarum suntik yang gagal menancap di tubuhnya. Kepala Resort Cigugur BTNGC Idin Abidin mengungkapkan, perburuan tersebut atas permintaan warga Cigugur yang merasa terganggu dengan kehadiran tiga kera yang suka usil.
Meski mengaku kesulitan untuk menangkapnya, namun Hawal mengaku akan berusaha semaksimal mungkin memburu kera tersebut hingga dapat. “Jika berhasil kami tangkap, nanti kera-kera tersebut akan di lepas di habitat yang dikira cocok. Yang pasti tidak mungkin ditempatkan di kawasan Gunung Ciremai yang sudah banyak kera seperti Cibeureum dan Seda, melainkan di lokasi baru agar mereka bisa membuat koloni baru,” ujar Idin.
Hal ini, kata dia, disebabkan karena sifat kera yang hidupnya berkoloni dan menolak setiap pendatang baru, bahkan akan men jadi bulan-bulanan anggota koloni tersebut. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan terhadap tiga kera tersebut adalah dengan menempatkannya di lokasi baru yang sekiranya tidak terdapat koloni kera lain dan ditunjang dengan ketersediaan ma kanannya agar mereka bisa tetap hidup dan membentuk koloni baru.
Sementara itu, salah seorang warga Cigugur Encih Kurniasih, 44, mengaku mendukung tindakan yang dilakukan petugas BTNGC tersebut karena keberadaan tiga monyet nakal tersebut sudah sangat meresahkan warga.
“Monyet-monyet tersebut sering masuk ke rumah warga dan mengambil makanan hingga pernah masuk ke rumah sakit Cigugur. Banyak pengunjung rumah sakit yang menjadi korban kenakalan monyet tersebut seperti kunci mobil dibawa kabur, membawa hanphone kemudian dibanting atau mencuri makanan dan barang jualan,” ujar Encih.
Mohamad Taufik
(ftr)