Tanggul Jebol, 6.175 Rumah Terendam

Jum'at, 16 Januari 2015 - 13:36 WIB
Tanggul Jebol, 6.175...
Tanggul Jebol, 6.175 Rumah Terendam
A A A
Banjir yang melanda Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, mengakibatkan 6.175 rumah warga di lima kecamatan terendam akibat tiga tanggul Sungai Batang Serangan jebol, kemarin. Kepala Wilayah Kecamatan Tanjungpura Surianto mengungkapkan, ketiga tanggul yang jebol itu berada di Desa Pematang Cengal Barat.
Kerusakan tanggul mencapai panjang 30 meter. “Ketinggian air di tanggul di Desa Pematang Cengal Barat ini mencapai 50 sentimeter dan air terus melimpah ke permukiman warga,” katanya kepada wartawan, kemarin. Upaya penimbunan tanggul dengan karung berisi pasir di Kelurahan Pekan Tanjungpura terus dilakukan. Karena itu, diharapkan bisa secepatnya tuntas agar air tidak masuk ke permukiman warga. Apalagi air pasang laut juga menambah parah bencana ini.

Berdasarkan data, ribuan rumah warga itu terendam air setinggi 50 cm-1 meter, di antaranya berada di Desa Pekubuan, Pematang Cengal Barat, Paya Perupuk, Lalang, Kelurahan Pekan Tanjungpura, Baja Kuning, dan Teluk Bakung. “Kami khawatir dengan hujan susulan yang masih terjadi, karena Tanjungpura topografinya seperti kuali. Jadi, begitu air tinggi di Sungai Batang Serangan, maka air melimpah ke berbagai desa yang terlintas sungai tersebut,” ujarnya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat Iwan Syahri mengatakan, kelima kecamatan yang beberapa desanya terendam banjir, yaitu Tanjungpura, Batang Serangan, Hinai, Sawit Seberang, dan Wampu.

Banjir yang terparah berada di Kecamatan Tanjungpura, sedangkan beberapa daerah lainnya mulai surut. Meski demikian, masyarakatdimintatetapwaspadamengantisipasi banjir susulan. Saat ini posko dapur umum telah didirikandiGedungJuang45Tanjungpura, Teluk Bakung, Pematang Cengal Barat, dan Baja Kuning. Bupati Langkat Ngogesa Sitepu mengatakan sebanyak 7.178 kepala keluarga (KK) menjadi korban banjir ini. Berdasarkan data dari BPBD setempat, di Kecamatan Tanjungpura terdapat 4.184 KK dengan ketinggian air 50-110 cm dan Kecamatan Sawit Seberang terdapat 285 KK dengan ketinggian air 80-200 cm.

Kemudian di Kecamatan Batang Serangan terdapat 667 KK dan menelan korban jiwa satu orang, yakni Zendamia Sitepu karena hanyut di sungai. Di kecamatan ini tinggi air antara 30-90 cm. “Di Kecamatan Hinai terdapat. 1.700 KK dan Kecamatan Wampu terdapat 252 KK. Jadi, total keseluruhan di lima kecamatan itu terdapat 7.178 KK,” ujarnya. Banjir juga merendam 1.147 hektare (ha) tanaman padi di 10 kecamatan di Kabupaten Langkat.

Tanaman padi itu berusia antara 7-90 hari. Koordinator Pengamat Hama Tanaman Dinas Pertanian Langkat, Miswandi mengatakan, dari 1.147 ha tanaman padi yang terendam banjir itu terluas berada di Kecamatan Tanjungpura 361 ha meliputi Desa Karya Maju, Desa Pulau Banyak, Desa Baja Kuning, Desa Pematang Cengal Barat, dari varietas Ciherang, Mikonga, Impari dan lokal. Gubernur Sumut Bujuk Warga Mengungsi Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho rela berendam dalam banjir sedalam sekitar 120 sentimeter (cm) agar bisa masuk ke permukiman warga di Kecamatan Tanjungpura, untuk mengimbau korban banjir segera mengungsi, kemarin.

Sebab banyak warga bersikeras bertahan di rumah yang terendam banjir hingga 1,5 meter. Gatot mengatakan, telah berkoordinasi dengan Bupati Langkat Ngogesa Sitepu untuk pengerukan sungai dan meminta masyarakat agar tidak tinggal di tempat daerah aliran sungai (DAS). Sebab sesuai Undang- undang (UU) No 7/2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah (PP) No 38/2011 tentang Sungai, jarak 10-20 meter dari bibir sungai atau sempadan dilarang untuk dibangun. Sungai termasuk sempadan adalah milik negara.

Gatot juga meminta Bupati Ngogesa menyosialisasikan UU ini agar masyarakat mau pindah dari bantaran sungai. Banjir Lumpuhkan Lalu Lintas di Medan Curah hujan tinggi mengguyur Kota Medan, kemarin siang hingga sore, menyebabkan sejumlah ruas jalan tergenang air sehingga mengakibatkan arus lalu lintas lumpuh. Pantauan KORAN SINDO MEDAN , kemacetan lalu lintas terjadi, di antaranya di kawasan Jalan Prof HM Yamin SH sampai ke Lapangan Merdeka. Badan jalan sepanjang jalan protokol itu tertutup genangan air dan juga di Jalan T Amir Hamzah Helvetia Medan.

Luapan air dari selokan menyebabkan badan jalan tergenang. Kendaraan yang melintas pun memperlambat kecepatan hingga menyebabkan kepadatan arus lalu lintas. “Macet kali, sampai enggak bisa jalan,” ujar Kandar, 26, pengendara sepeda motor kepada wartawan di Jalan Prof HM Yamin SH, kemarin. Selain genangan air, penumpukan kendaraan karena bertepatan dengan jam pulang kantor ikut memperparah kemacetan. “Iya macet total. Dari simpang Jalan Kapten Muslim hingga Jalan T Amir Hamzah ini,” kata Bimo, 27, seorang pengendara mobil kepada wartawan. Kapolsekta Medan Helvetia, Kompol Roni Bonic, menempatkan sejumlah personelnya di persimpangan Jalan Kapten Muslim dan Jalan T Amir Hamzah. ●fakhrur rozi/ frans marbun /ant
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1070 seconds (0.1#10.140)