Pengerukan Bukit Dipertanyakan

Jum'at, 16 Januari 2015 - 11:41 WIB
Pengerukan Bukit Dipertanyakan
Pengerukan Bukit Dipertanyakan
A A A
CIMAHI - Warga RW 07, Kampung Ciseupan, Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cimahi Selatan, mempertanyakan pengerukan bukit yang ada di wilayahnya.

Apalagi pengerukan ini menggunakan berbagai alat berat. Rasa penasaran warga terhadap aktivitas itu karena sejak proses pengerukan bukit dikukan warga tidak pernah diberikan informasi maksud dan peruntukan kegiatan tersebut. Terlebih di lokasi pun tidak ada papan informasi spesifikasi pekerjaan yang dilakukan lazimnya sebuah proyek.

Pantauan KORAN SINDO kemarin, alat berat sejenis backhoe (beko) sedang melakukan pengerukan bukit tersebut. Sebagian gundukan bukit pun sudah “terkupas”. Selain itu, pengerukan pun mengakibatkan banyaknya debu yang berterbangan ke jalanan dan saat hujan turun jalanan menjadi licin akibat tanah merah meluber ke jalan yang menghubungkan antara Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini.

Salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, dirinya tidak pernah tahu menahu maksud dari pengerukan itu. Sejak adanya pengerukan itu warga belum tahu peruntukan dan maksudnya untuk apa. “Kurang tahu sampai sekarang mau dijadikan apa. Rumor yang ada entah jadi perumahan atau jadi apa,” ujarnya di lokasi kemarin.

Dia mengaku sangat menyayangkan jika bukit di Cimahi selatan ini habis di keruk dengan peruntukannya yang belum jelas dan belum diketahui warga. Menurutnya, alangkah baiknya jika bukit ini menjadi salah satu sum berresapan air tanah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Cimahi Selatan yang dirasa warga sangat minim jumlahnya. “Ya sayang kalau bukit di Cimahi selatan ini terus dikeruk, padahal bukit-bukit di Cimahi selatan ini lumayan luas,” sambungnya.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Untung Undianto mengaku belum menerima laporan terkait pengerukan bukit tersebut. Kendati demikian, pihaknya dalam waktu dekat bersama Satpol PP Kota Cimahi akan meninjau lokasi tersebut. “Kami belum menerima laporan buat perumahan atau buat apa tapi secepatnya kami akan meninjau lokasi tersebut dengan Satpol PP,” kata Untung saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.

Untung menegaskan, Pemkot Cimahi sudah tidak memberikan izin untuk galian C. Oleh sebab itu, pihaknya merasa perlu mengetahui pemilik tanah dan maksud peruntukannya untuk apa. Hal itu kaitannya dengan masalah perizinan dan pengelolaannya. “Kami nanti mau cek pemilik tanahnya siapa dan peruntukannya untuk apa, kalau untuk perumahan atau apapun kami akan cek masalah perizinannya,” terangnya.

Anggota DPRD Kota Cimahi Bar kah Setiawan mengatakan, adanya pengupasan bukit Padakasih di RW 07 maka diperlukan kejelasan terkait peruntukannya. Apalagi kegiatan pengerukan tersebut menggunakan peralatan Berat. Barkah mengaku prihatin dengan maraknya pembangunan perumahan-perumahan di kawasan Kelurahan Cibeber hingga menggunduli dan mengupas perbukitan.

“Saya cukup prihatin dengan kegiatan pembuatan perumahan di daerah Kelurahan Cibeber. Bisa kita lihat bukit-bukit di bongkar, digunduli, dan di kupas tanpa memperhatikan dampaknya ke alam,” ucapnya.

Barkah menambahkan, Kelurahan Cibeber yang dulunya hijau dengan dipenuhi perbukitan, kini sudah berubah menjadi daerah yang gersang dan tidak karuan. Selain itu, Kelurahan Cibeber menjadi salah satu daerah di Cimahi yang terhitung rawan akan kandungan airnya.

Nur Azis
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1209 seconds (0.1#10.140)