Tiga Nama Calon Rektor ITS Dikirim ke Menteri
A
A
A
SURABAYA - Tiga calon rektor (carek) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) periode 2015-2019 ditetapkan melalui rapat pleno senat di ruang rapat gedung rektorat, kemarin.
Ini babak baru tahapan pemilihan carek yang dimulai sejak tahun 2014. Sebelumnya ada 69 bakal calon rektor (bacarek) yang ditetapkan setelah dinyatakan memenuhi kriteria. Selanjutnya disaring menjadi 13 bacarek dan terangkum dalam Surat Keputusan SenatITS Nomor 075113/IT2.V/HK.00.02/201 4 tentang penetapan bacarek ITS masa jabatan 2015-2019.
Dari 13 disaring lagi menjadi lima bacarek dan kemarin diputuskan menjadi tiga carek. Carek yang namanya bakal dikirim ke Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi, yakni Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES, Ph.D (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Lingkungan ITS), Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko M.Sc, Ph.D (Fakultas Teknologi Kelautan, Jurusan Teknik Kelautan), dan Prof. Ir. Djauhar Manfaat M.Sc, Ph.D (Fakultas Teknologi Kelautan, Jurusan Teknik Perkapalan).
Rapat pleno dipimpin ketua senat ITS Priyo Suprobo. Hadir Ketua Panitia Pemilihan Calon Rektor (PPCR) ITS Arif Djunaidy serta anggota senat lainnya. “Selanjutnya tiga nama carek ini akan kami kirimkan ke kementerian berikut data perolehan suara. Berkas yang ada mulai penjaringan hingga penyaringan kami sertakan,” kata Priyo Suprobo seusai rapat pleno.
Mantan rektor ITS ini menyebutkan pemilihan rektor paling lambat 6 Februari 2015 melalui rapat pleno kedua yang dihadiri pihak kementerian. Menurut Priyo, sesuai Permendikbud 33/2012 tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Rektor/ Ketua/Direktur Pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah, kementerian memiliki hak suara 33% dan sisanya 67% menjadi hak senat.
“Rapat pleno lagi paling lambat 6 Februari 2015. Senat ada 52 orang. One man one vote. Pak Menteri memiliki suara yang bobotnya 33%,” ujarnya. Soal persentase suara menteri, Priyo menyebutkan ini sudah berdasar aturan.
Meski demikian, kementerian biasanya mengikuti hasil suara yang diberikan senat. Priyo berharap Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bisa seperti ini. Dari visi-misi yang dipaparkan tiga carek dari lima bacarek yang kemarin mengikuti rapat pleno, semua dinilai saling melengkapi. “Soal kandidat yang tidak terpilih akan dijadikan pembantu rektor, saya tidak tahu. Itu menjadi hak prerogratif rektor terpilih,” ujarnya.
Seusai rapat senat, Joni Hermana yang merupakan alumni FakultasTeknik, JurusanTeknik Lingkungan Institut Teknologi Bogor (ITB) tahun 1986 menyebut program kerja strategis ITS yang disusunnya. ITS sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PTBHMN) akan mengedepankan otonomi pengelolaan dan kebebasan berkreasi.
Kebebasan berkreasi bisa mendatangkan peluang dan ancaman sehingga bisa dikelola. Eko Budi Djatmiko menyebutkan ITS harus mengedepankan bidang riset dan publikasi. Memantapkan ITS sebagai universitas riset dunia. Pengembangan State of the Art Riset Ilmu Dasar, Riset Bermuara pada Industri dan Masyarakat.
Selain itu, peningkatan dan internasionalisasi jurnal ITS serta lainnya. Djauhar Manfaat lebih menyorot keadaan ITS saat ini. Menurutnya, beberapa capaian positif dari program kerja yang direncanakan telah direalisasikan. Namun “kegaduhan” kemudian terjadi mana kala sistem remunerasi diberlakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja SDM ITS. Berbagai keluhan dari SDM ITS terhadap pelaksanaan sistem remunerasi ini datang bertubi- tubi dari berbagai kalangan di ITS.
Keluhan tidak hanya pada masalah keterlambatan pencairan remunerasi yang menimbulkan keresahan SDM ITS, tetapi juga tentang terkait besarnya remunerasi. Hal lain juga masuk dalam visi-misinya.
Soeprayitno
Ini babak baru tahapan pemilihan carek yang dimulai sejak tahun 2014. Sebelumnya ada 69 bakal calon rektor (bacarek) yang ditetapkan setelah dinyatakan memenuhi kriteria. Selanjutnya disaring menjadi 13 bacarek dan terangkum dalam Surat Keputusan SenatITS Nomor 075113/IT2.V/HK.00.02/201 4 tentang penetapan bacarek ITS masa jabatan 2015-2019.
Dari 13 disaring lagi menjadi lima bacarek dan kemarin diputuskan menjadi tiga carek. Carek yang namanya bakal dikirim ke Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi, yakni Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES, Ph.D (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Lingkungan ITS), Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko M.Sc, Ph.D (Fakultas Teknologi Kelautan, Jurusan Teknik Kelautan), dan Prof. Ir. Djauhar Manfaat M.Sc, Ph.D (Fakultas Teknologi Kelautan, Jurusan Teknik Perkapalan).
Rapat pleno dipimpin ketua senat ITS Priyo Suprobo. Hadir Ketua Panitia Pemilihan Calon Rektor (PPCR) ITS Arif Djunaidy serta anggota senat lainnya. “Selanjutnya tiga nama carek ini akan kami kirimkan ke kementerian berikut data perolehan suara. Berkas yang ada mulai penjaringan hingga penyaringan kami sertakan,” kata Priyo Suprobo seusai rapat pleno.
Mantan rektor ITS ini menyebutkan pemilihan rektor paling lambat 6 Februari 2015 melalui rapat pleno kedua yang dihadiri pihak kementerian. Menurut Priyo, sesuai Permendikbud 33/2012 tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Rektor/ Ketua/Direktur Pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah, kementerian memiliki hak suara 33% dan sisanya 67% menjadi hak senat.
“Rapat pleno lagi paling lambat 6 Februari 2015. Senat ada 52 orang. One man one vote. Pak Menteri memiliki suara yang bobotnya 33%,” ujarnya. Soal persentase suara menteri, Priyo menyebutkan ini sudah berdasar aturan.
Meski demikian, kementerian biasanya mengikuti hasil suara yang diberikan senat. Priyo berharap Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bisa seperti ini. Dari visi-misi yang dipaparkan tiga carek dari lima bacarek yang kemarin mengikuti rapat pleno, semua dinilai saling melengkapi. “Soal kandidat yang tidak terpilih akan dijadikan pembantu rektor, saya tidak tahu. Itu menjadi hak prerogratif rektor terpilih,” ujarnya.
Seusai rapat senat, Joni Hermana yang merupakan alumni FakultasTeknik, JurusanTeknik Lingkungan Institut Teknologi Bogor (ITB) tahun 1986 menyebut program kerja strategis ITS yang disusunnya. ITS sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PTBHMN) akan mengedepankan otonomi pengelolaan dan kebebasan berkreasi.
Kebebasan berkreasi bisa mendatangkan peluang dan ancaman sehingga bisa dikelola. Eko Budi Djatmiko menyebutkan ITS harus mengedepankan bidang riset dan publikasi. Memantapkan ITS sebagai universitas riset dunia. Pengembangan State of the Art Riset Ilmu Dasar, Riset Bermuara pada Industri dan Masyarakat.
Selain itu, peningkatan dan internasionalisasi jurnal ITS serta lainnya. Djauhar Manfaat lebih menyorot keadaan ITS saat ini. Menurutnya, beberapa capaian positif dari program kerja yang direncanakan telah direalisasikan. Namun “kegaduhan” kemudian terjadi mana kala sistem remunerasi diberlakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja SDM ITS. Berbagai keluhan dari SDM ITS terhadap pelaksanaan sistem remunerasi ini datang bertubi- tubi dari berbagai kalangan di ITS.
Keluhan tidak hanya pada masalah keterlambatan pencairan remunerasi yang menimbulkan keresahan SDM ITS, tetapi juga tentang terkait besarnya remunerasi. Hal lain juga masuk dalam visi-misinya.
Soeprayitno
(ftr)