Anak Muda Ditantang Buat Kreasi Teknologi
A
A
A
SURABAYA - Potensi anak muda sebagai pendukung kemajuan bangsa memang besar. Apalagi dengan jiwa mudanya, mereka akan berusaha mewujudkan semua ide yang sudah terbentuk.
Guna mewadahi berbagai ide kreatif itu, anak muda Surabaya dikumpulkan dalam suatu kompetisi bertajuk Start Surabaya . Program ini merupakan inkubasi dan akselerasi perusahaan rintisan (startup) kreatif berbasis teknologi. Peserta yang ikut dalam lomba inovasi di bidang teknologi yang masih berusia 17-25 tahun.
”Pendaftaran dibuka sejak 9 November 2014 saat itu ada sekitar 568 peserta. Dari situ kami kerucutkan menjadi 100 dan terakhir terpilih 45 peserta yang bisa melanjutkan program ini,” kata Project Koordinator Start Surabaya Shellya Febriana saat dijumpai dalam acara pembukaan Start Surabaya di Spazio, kemarin.
Shellya menjelaskan, program Start Surabaya adalah program yang baru pertama kali digelar dan ditujukan untuk anak muda Surabaya. Setiap peserta bisa menyampaikan ide dan melalui program ini untuk melatih pengembangan gagasan yang mereka buat. ”Dari 45 peserta itu masih diseleksi lagi untuk melihat peserta mana yang gigih mengembangkan inovasi teknologi yang telah mereka kreasikan,” katanya.
Setelah 45 peserta tadi lolos tahap seleksi, selanjutnya mereka memasuki tahapan bimbingan melalui foward factory dan coworking space . Dari 45 peserta ini akan dibentuk lagi tim work terdiri atas ahli desain, komunikasi, dan teknik. Mengingat ketiga elemen merupakan dasar membuat perkembangan sebuah produk berjalan lancar.
”Untuk mewujudkan ide tentu setiap kelompok harus ada yang paham teknik atau teknologinya itu. Kalau idenya sudah jadi tentu harus ada yang mengerjakan, yakni desainernya dan terakhir kalau konsep sudah matang dan packing produknya sudah menarik tentu butuh pemasaran. Karena itu, tiga elemen tadi harus ada dalam tiap kelompok,” kata Shellya.
Menurut dia, kreasi dari teknologi yang dikembangkan oleh peserta tidak bisa sembarangan, meskipun kategorinya tidak dibatasi. Namun, semua ide harus berbasis teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dia mencontohkan, dari salah satu peserta ada yang mengembangkan sebuah teknologi untuk mencari tahu PMI daerah mana mempunyai stok darah dengan golongan darah tertentu sehingga lebih mudah menemukan stok darah yang dicari. ”Hasil akhir dari masingmasing proyek ini bisa dikatakan sebuah aplikasi baru yang nanti bisa dipakai oleh seluruh masyarakat,” ujar Shellya.
Artis Dennis Adiswara yang kemarin juga hadir sebagai salah pembicara dalam diskusi singkat dengan para peserta menjelaskan, jika program Start Surabaya merupakan langkah awal yang baik. Apalagi peserta yang ikut acara ini benar- benar dididik menghasilkan suatu kreasi bermanfaat bagi semua orang.
Selain itu, melalui program ini anak-anak muda tidak hanya terlatih mewujudkan ide namun bagaimana bersinergi satu sama lain, termasuk dengan rekan kerjanya.
Mamik Wijayanti
Guna mewadahi berbagai ide kreatif itu, anak muda Surabaya dikumpulkan dalam suatu kompetisi bertajuk Start Surabaya . Program ini merupakan inkubasi dan akselerasi perusahaan rintisan (startup) kreatif berbasis teknologi. Peserta yang ikut dalam lomba inovasi di bidang teknologi yang masih berusia 17-25 tahun.
”Pendaftaran dibuka sejak 9 November 2014 saat itu ada sekitar 568 peserta. Dari situ kami kerucutkan menjadi 100 dan terakhir terpilih 45 peserta yang bisa melanjutkan program ini,” kata Project Koordinator Start Surabaya Shellya Febriana saat dijumpai dalam acara pembukaan Start Surabaya di Spazio, kemarin.
Shellya menjelaskan, program Start Surabaya adalah program yang baru pertama kali digelar dan ditujukan untuk anak muda Surabaya. Setiap peserta bisa menyampaikan ide dan melalui program ini untuk melatih pengembangan gagasan yang mereka buat. ”Dari 45 peserta itu masih diseleksi lagi untuk melihat peserta mana yang gigih mengembangkan inovasi teknologi yang telah mereka kreasikan,” katanya.
Setelah 45 peserta tadi lolos tahap seleksi, selanjutnya mereka memasuki tahapan bimbingan melalui foward factory dan coworking space . Dari 45 peserta ini akan dibentuk lagi tim work terdiri atas ahli desain, komunikasi, dan teknik. Mengingat ketiga elemen merupakan dasar membuat perkembangan sebuah produk berjalan lancar.
”Untuk mewujudkan ide tentu setiap kelompok harus ada yang paham teknik atau teknologinya itu. Kalau idenya sudah jadi tentu harus ada yang mengerjakan, yakni desainernya dan terakhir kalau konsep sudah matang dan packing produknya sudah menarik tentu butuh pemasaran. Karena itu, tiga elemen tadi harus ada dalam tiap kelompok,” kata Shellya.
Menurut dia, kreasi dari teknologi yang dikembangkan oleh peserta tidak bisa sembarangan, meskipun kategorinya tidak dibatasi. Namun, semua ide harus berbasis teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dia mencontohkan, dari salah satu peserta ada yang mengembangkan sebuah teknologi untuk mencari tahu PMI daerah mana mempunyai stok darah dengan golongan darah tertentu sehingga lebih mudah menemukan stok darah yang dicari. ”Hasil akhir dari masingmasing proyek ini bisa dikatakan sebuah aplikasi baru yang nanti bisa dipakai oleh seluruh masyarakat,” ujar Shellya.
Artis Dennis Adiswara yang kemarin juga hadir sebagai salah pembicara dalam diskusi singkat dengan para peserta menjelaskan, jika program Start Surabaya merupakan langkah awal yang baik. Apalagi peserta yang ikut acara ini benar- benar dididik menghasilkan suatu kreasi bermanfaat bagi semua orang.
Selain itu, melalui program ini anak-anak muda tidak hanya terlatih mewujudkan ide namun bagaimana bersinergi satu sama lain, termasuk dengan rekan kerjanya.
Mamik Wijayanti
(ftr)