Tim Psikolog Dampingi Keluarga Korban AirAsia

Selasa, 06 Januari 2015 - 11:18 WIB
Tim Psikolog Dampingi Keluarga Korban AirAsia
Tim Psikolog Dampingi Keluarga Korban AirAsia
A A A
MALANG - Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Malang membuka Crisis Center Pendampingan Psikososial untuk para keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501.

Crisis center ini dibuka di Markas Cabang PMI Cabang Kota Malang, Jalan Buring No 19. Menurut Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Malang Eny Sekar Rengganingati, pembukaan layanan crisis center ini sebagai bentuk bantuan dan pendampingan kepada para keluarga korban. “Kerja kami berada di bawah satuan pelaksana (Satlak) Posko Kecelakaan Pesawat AirAsia QZ8501 Kota Malang. Layanan ini akan diberikan 24 jam setiap hari. Ada 45 orang relawan yang terlibat di dalamnya,” tuturnya.

Crisis center pendampingan psikososial ini, menurutnya, merupakan kerja bersama antara PMI Cabang Kota Malang dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Malang, Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Malang, Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Rajiman Wedyodiningrat Lawang.

Koordinator Lapangan Crisis Center Pendampingan Psikososial, Yuniar menyebutkan, upaya yang dilakukan untuk memberikan pendampingan ini bertujuan meringankan beban psikologi para keluarga korban kecelakaan pesawat. “Mereka pasti memiliki beban psikologi sangat berat karena kehilangan kontak dengan anggota keluarganya, maka kami membuka crisis center ini,” ujarnya.

Dia menyebutkan, kelompok rentan yang membutuhkan pendampingan, antara lain anak-anak, orang lanjut usia (lansia), dan penyandang disabilitas sangat bergantung kepada anggota keluarga lainnya. Langkah pendampingan ini juga bertujuan mengantisipasi dampak buruk gangguan psikologi bagi keluarga korban yang bisa memicu aksi bunuh diri.

Tanda-tanda keluarga korban yang mengalami tekanan psikologi akibat kecelakaan ini, menurutnya, sangat bervariasi. “Masing-masing orang memiliki gejala berbeda. Bisa saja di depan kita terlihat ceria, tetapi kenyataannya menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Tanda-tanda lain bisa dilihat dari sifat dan sikapnya yang berubah, seperti menjadi murung serta tidak peduli lagi terhadap kondisi dirinya sendiri,” katanya.

Menurut Yuniar, para relawan yang mencapai 45 orang itu bertugas langsung memberikan pendampingan. Mereka terdiri atas para psikolog, psikiater, dan dokter kejiwaan. Apabila dibutuhkan adanya layanan medis, tentu keluarga korban kecelakaan ini bisa langsung di rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan intensif.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Malang J. Hartono, yang juga Ketua Satlak Posko Kecelakaan Pesawat Air- Asia QZ8501 Kota Malang, mengaku hingga hari ini informasi warga Kota Malang turut serta dalam penerbangan nahas ini mencapai 36 orang.

“Datanya belum ada perubahan. Sementara yang sudah berhasil diidentifikasi baru satu nama, yakni almarhum Kevin Alexander Sutjipto,” katanya.

Yuswantoro
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6573 seconds (0.1#10.140)