Kuliner Ikan Bakar Waduk Cirata Ramai Diserbu Wisatawan
A
A
A
PURWAKARTA - Libur panjang Natal dan Tahun Baru ternyata membawa berkah tersendiri bagi penjual ikan bakar di Kawasan Waduk Cirata.
Meski lokasi ini tidak diperuntukan sebagai tempat wisata, namun wisatawan yang datang ke kawasan waduk terbesar di Asia Tenggara tersebut cukup banyak. Bah kan hingga kemarin, wisatawan yang datang seakan tidak terbendung. Hal itu terlihat dari kendaraan yang digunakan para pelancong tersebut.
Nining, 35, salah seorang penjual ikan bakar di kawasan Waduk Cirata mengaku, selama libur panjang omset penjualan ikan bakar meningkat lebih tiga kali lipat dari hari-hari biasanya. Menurut dia, pada hari biasa, omzet penjualan kuliner khas pesisir waduk cirata ini rata-rata mencapai Rp300.000- Rp500.000/hari.
“Namun pada libur panjang akhir tahun ini omzet bisa mencapai Rp2 juta-Rp3 juta/hari. Apalagi pada momentum perayaan tahun baru, stok ikan yang habis di warung saya saja mencapai kurang lebih dari satu kintal,”kata dia kepada KORAN SINDO, kemarin.
Dia menabahkan, satu porsi ikan bakar dengan beras satu liter dan ikan sebanyak 1 kilogram dijual dengan harga Rp70.000. Rata-rata pengunjung memesan ikan hingga empat sampai lima porsi, sebab mereka datang berkelompok. Dari beberapa jenis ikan yang disediakan di warung-warung yang berjejer di pesisir waduk, jenis ikan nila yang paling banyak dipesan penjunung.
“Selain musim libur natal dan tahun baru, kawasan waduk cirata juga banyak dikunjungi pada musim libur lebaran Idul Fitri,”ujar Nining. Sementara itu, Wawan ,48, salah seorang pengunjung asal Kabupaten Karawang, mengaku sengaja mengunjungu kawasan Waduk Cirata bersama keluarganya. Karena bagi dirinya kawasan waduk cirata sayang jika tidak dikunjungi setiap musim libur tiba.
Selain waduk dikelilingi hutan dan bukit yang terhampar luas. Air waduk yang tenang dihiasi lalu lalang perahu tradisional milik nelayan serta petani keramba jaring apung menjadikan daya tarik tersendiri.
“Pemandangan alam yang eksotik tersebut juga dilengkapi dengan kulinernya yang khas, yakni ikan bakar plus nasi liwet yang dijajakan di warung-warung sepanjang jalan di sekeliling waduk. Setelah saya datang tahun lalu bersama teman-teman, saya ketagihan. Dan sekarang saya mengajak keluarga,” tutur dia.
Seperti diketahui, PLTA Cirata merupakan pembangkit yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui saluran transmisi tenaga listrik 500 kilovolt (KV) ke sistem Jawa-Bali yang diatur oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B). Dengan letak Sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi menjadi latar belakang didirikannya PLTA Cirata.
Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah Kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut Kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta. Kawasan ini memang tidak ditata sebagai tempat wisata sebagai mana waduk Jatiluhur.
Didin Jalaludin
Meski lokasi ini tidak diperuntukan sebagai tempat wisata, namun wisatawan yang datang ke kawasan waduk terbesar di Asia Tenggara tersebut cukup banyak. Bah kan hingga kemarin, wisatawan yang datang seakan tidak terbendung. Hal itu terlihat dari kendaraan yang digunakan para pelancong tersebut.
Nining, 35, salah seorang penjual ikan bakar di kawasan Waduk Cirata mengaku, selama libur panjang omset penjualan ikan bakar meningkat lebih tiga kali lipat dari hari-hari biasanya. Menurut dia, pada hari biasa, omzet penjualan kuliner khas pesisir waduk cirata ini rata-rata mencapai Rp300.000- Rp500.000/hari.
“Namun pada libur panjang akhir tahun ini omzet bisa mencapai Rp2 juta-Rp3 juta/hari. Apalagi pada momentum perayaan tahun baru, stok ikan yang habis di warung saya saja mencapai kurang lebih dari satu kintal,”kata dia kepada KORAN SINDO, kemarin.
Dia menabahkan, satu porsi ikan bakar dengan beras satu liter dan ikan sebanyak 1 kilogram dijual dengan harga Rp70.000. Rata-rata pengunjung memesan ikan hingga empat sampai lima porsi, sebab mereka datang berkelompok. Dari beberapa jenis ikan yang disediakan di warung-warung yang berjejer di pesisir waduk, jenis ikan nila yang paling banyak dipesan penjunung.
“Selain musim libur natal dan tahun baru, kawasan waduk cirata juga banyak dikunjungi pada musim libur lebaran Idul Fitri,”ujar Nining. Sementara itu, Wawan ,48, salah seorang pengunjung asal Kabupaten Karawang, mengaku sengaja mengunjungu kawasan Waduk Cirata bersama keluarganya. Karena bagi dirinya kawasan waduk cirata sayang jika tidak dikunjungi setiap musim libur tiba.
Selain waduk dikelilingi hutan dan bukit yang terhampar luas. Air waduk yang tenang dihiasi lalu lalang perahu tradisional milik nelayan serta petani keramba jaring apung menjadikan daya tarik tersendiri.
“Pemandangan alam yang eksotik tersebut juga dilengkapi dengan kulinernya yang khas, yakni ikan bakar plus nasi liwet yang dijajakan di warung-warung sepanjang jalan di sekeliling waduk. Setelah saya datang tahun lalu bersama teman-teman, saya ketagihan. Dan sekarang saya mengajak keluarga,” tutur dia.
Seperti diketahui, PLTA Cirata merupakan pembangkit yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui saluran transmisi tenaga listrik 500 kilovolt (KV) ke sistem Jawa-Bali yang diatur oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B). Dengan letak Sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi menjadi latar belakang didirikannya PLTA Cirata.
Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah Kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut Kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta. Kawasan ini memang tidak ditata sebagai tempat wisata sebagai mana waduk Jatiluhur.
Didin Jalaludin
(ftr)