Istri Pilot Irianto Berharap Suaminya Segera Ditemukan

Rabu, 31 Desember 2014 - 11:40 WIB
Istri Pilot Irianto...
Istri Pilot Irianto Berharap Suaminya Segera Ditemukan
A A A
SIDOARJO - Ditemukannya serpihan dan jenazah yang diduga penumpang pesawat AirAsia QZ8501 membuat keluarga harap-harap cemas. Di antaranya RR Widya Sukarti Putri, 43, istri pilot pesawat nahas tersebut, Kapten Irianto.

Ny Widya mendapat kabar bahwa serpihan pesawat ditemukan sekitar pukul 13.00WIB saat menonton televisi. Sebagai seorang istri, dia berusaha tegar atas kabar tersebut. Apalagi keluarga dan kerabat mendoakan agar penumpang selamat. Namun ketika informasi ditemukannya serpihan pesawat disusul dengan penemuan jenazah yang diduga penumpang pesawat, Ny Widya mulai pasrah.

Dia berharap agar pilot Kapten Irianto segera ditemukan. Sejak mendengar kabar pesawat yang dipiloti suaminya hilang kontak, Ny Widya shock dan lebih banyak berdiam di dalam rumah. Bahkan dia tidak sanggup jika harus diwawancarai wartawan.

Namun kemarin akhirnya dia mau diwawancarai wartawan yang datang ke rumahnya di Perumahan Pondok Jati Blok BC 12A, Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran. “Saya mendengar dari televisi bahwa tadi ditemukan serpihan-serpihan pesawat, mudah-mudahan ini merupakan titik terang dari AirAsia. Semoga suami saya (Kapten Irianto) cepat ditemukan,” ujarnya.

Adapun anak sulung Irianto, Angel, memilih mengurung diri. Dia sepertinya belum bisa menerima kenyataan yang menimpa bapaknya. Lain halnya dengan Galih, anak bungsu Irianto, dia terus berharap bapaknya segera pulang. Bocah yang bersekolah di SD Al-Hikmah ini belum tahu apa yang menimpa bapaknya.

Keluarga serta para kerabat tetap berdoa dan berharap atas keselamatan para penumpang. Khususnya kepada suaminya Kapten Irianto. Di rumah Kapten Irianto, kerabat dari luar kota juga mulai berdatangan. Adapun ibu-ibu perumahan menggelar doa bersama agar Kapten Irianto dan penumpang pesawat lainnya selamat.

Teman seprofesi dan sekomunitas juga berdatangan ke rumah Irianto. Misalnya komunitas motor gede (moge) yang selama ini merupakan tempat pilot senior ini berkumpul. “Kami ke sini untuk berdoa bersama dan turut prihatin atas peristiwa yang menimpa Irianto bersama AirAsia. Sebab sang pilot (Irianto) merupakan teman baik dan senior kami di klub motor,” kata Cahyo Puji, rekan Irianto dari Motor Besar Club (MCB) Jawa Timur.

Rekan-rekan Irianto semasa di TNI AU maupun pilot maskapai penerbangan komersial juga berdatangan. “Mas Irianto baik dan mudah bergaul. Kami datang ke sini memberi support kepada keluarganya,” ujar Kapten Pilot Arie Susanto, rekan Irianto semasa menjadi pilot di Merpati.

Arie Susanto yang kini menjadi pilot di Lion Air itu menambahkan bahwa Irianto itu disiplin. Hal itulah yang membuatnya trenyuh ketika mendengar kabar jika pesawat Air Asia yang dipiloti Irianto hilang kontak.

Demikian pula diungkapkan Oto Sigit Budianto, rekan Irianto saat di TNI AU. Irianto bergabung di skuadron tempur dan Oto Sigit di bagian transpor. “Pak Irianto merupakan pilot andal dan beliau orangnya sangat menghormati teman,” jelasnya.

Tahun 1993, Irianto memutuskan untuk berkarier di penerbangan sipil. Meski sudah pisah, mereka tetap menyambung silaturahmi. Sampai malam hari, rumah Irianto makin banyak didatangi tamu. Pihak keluarga masih membahas siapa yang akan ikut ke Pangkalan Bun untuk proses identifikasi. “Besok (hari ini) rencananya ada keluarga yang akan ikut ke Pangkalan Bun,” ujar salah satu kerabat Irianto.

Sementara itu, keluarga Khairunisa Haidar Fauzi, salah seorang pramugari AirAsia QZ8501, menggelar pengajian dan doa bersama. Mereka tetap berharap ada mukjizat.

"Kami keluarga besar di Palembang sangat terkejut mendengar informasi melalui siaran televisi hari ini mengenai penemuan serpihan pesawat dan sejumlah jenazah yang diduga bagian dari pesawat AirAsia yang dinyatakan mengalami kecelakaan di Selat Karimata, dekat Pangkakan Bun, Kalimantan Tengah," kata Muhammad Nasir, salah seorang kerabat pramugari Khairunisa di Palembang, tadi malam.

Menurut Nasir, pada malam pertama orang tua Khairunisa, yakni Haidar Fauzi, dan Rohana bersama keluarga besar dan tetangga di kawasan Jalan Pipa Angkatan 66 Palembang menggelar pengajian dan doa bersama memohon keselamatan.

Pada malam kedua dan ketiga, Selasa (30/12), pengajian dan doa bersama tetap dilanjutkan, meskipun kedua orang tua dan saudara Khairunisa berangkat ke Surabaya. “Kami berharap ada mukjizat," ujarnya.

Abdul Rouf
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)