Konsep Pesta Tahun Baru Harus Diubah

Rabu, 31 Desember 2014 - 11:41 WIB
Konsep Pesta Tahun Baru...
Konsep Pesta Tahun Baru Harus Diubah
A A A
SURABAYA - Rencana Pemprov Jatim menggelar pesta kembang api pada malam pergantian tahun diprotes DPRD Jatim. Pemprov diminta lebih berempati kepada keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 dengan mengubah pesta kembang api menjadi renungan suci.

Dewan berpendapat, musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di pengujung tahun ini menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, terutama para keluarga penumpang yang menjadi korban. Karena itu, rasanya tak elok bila malam pergantian tahun dirayakan dengan berlebihan, seperti pesta kembang api dan tiup terompet.

“Perayaan boleh-boleh saja, tetapi yang sederhana. Bila perlu buat acara renungan dan doa bersama. Yang Muslim bisa istigasah atau tablig akbar, sedangkan yang Kristen, Hindu, dan Budha, bisa melakukan renungan suci sesuai dengan keyakinan masing-masing. Jangan kok malah mengadakan pesta kembang api,” kata anggota Fraksi PKS DPRD Jatim Hamy Wahjunianto, kemarin.

Hamy mengatakan, saat ini adalah tahun keprihatinan. Banjir dan longsor melanda sejumlah daerah di Indonesia. Puncaknya adalah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Seyogianya pemerintah menjadi motor menjadikan rangkaian musibah itu sebagai keprihatinan dan menggugah kesadaran bersama.

“Bikin saja acara renungan yang menghadirkan massa banyak. Ini akan lebih bermanfaat daripada harus pesta kembang api. Sebab pesta seperti ini akan menimbulkan luka bagi mereka yang sedang berduka,” ujarnya. Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Suli Daim menilai, pesta di tengah duka masyarakat sangat tidak elok karena bisa melukai perasaan keluarga korban.

Dia menyarankan agar malam pesta kembang api pada malam tahun baru diganti dengan muhasabah, perenungan diri, serta doa bersama. Karena yang terpenting saat ini adalah bagaimana mengisi tahun 2015 yang sudah di depan mata dengan lebih baik.

“Kami minta pemprov menghentikan tradisi pesta kembang api pada malam tahun baru nanti. Kita harus peka dan berempati dengan keluarga korban AirAsia. Apalagi mayoritas korban pesawat naas itu adalah warga Jawa Timur,” tuturnya.

Kemarin, sebuah panggung besar telah disiapkan lengkap dengan dekorasi dan peralatan band di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya untuk malam perayaan Tahun Baru 2015. Rencananya diatas panggung itu Gubernur JawaTimur Soekarwo akan meniup terompet detik- detik perubahan tahun.

Untuk hiburan, ada pertunjukan band dan pesta kembang api. Kepala Biro Kesra Setprov Jatim Ratnadi Ismaon mengatakan, rencana kegiatan malam pergantian tahun yang anggarannya sekitar Rp250 juta itu sudah disusun matang. Karena itu, tidak mungkin dibatalkan. Namun, dia sepakat dengan usulan sedikit mengubah konsep.

Saat ini, dia pun mengaku sedang mengomunikasikan dengan gubernur. “Kami mengusulkan kepada Gubernur agar pesta kembang api ditiadakan. Ini berkaitan dengan banyaknya musibah yang terjadi. Hanya belum ada jawaban. Bila disetujui, tidak akan ada kembang api. Kalaupun tetap ada, durasinya akan diperpendek. Tidak lagi 20 menit, tapi 10 menit,” ungkapnya.

Imbauan agar perayaan Tahun Baru 2015 lebih berempati kepada keluarga korban AirAsia QZ8501, juga disampaikan Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji. “Boleh merayakan pergantian tahun. Tapi jangan terlalu berlebihan. Saudara-saudara kita masih banyak yang belum ditemukan, masa kita malah bersukacita,” kata Ketua DPRD Surabaya Armuji, kemarin.

Sebagai bentuk solidaritas, lanjut dia, menjelang malam tahun baru, Pimpinan DPRD Surabaya berencana menggelar doa bersama di halaman Gedung DPRD Surabaya. Dalam kegiatan ini dewan juga mengundang tokoh pemuka lintas agama. “Bagaimanapun mereka (penumpang) adalah saudara kita juga,” ujarnya.

Anggota Fraksi PKS DPRD Surabaya Achmad Zakaria meminta Pemkot Surabaya tidak merayakan perayaan malam tahun baru secara berlebihan. Sebab lebih setengah penumpang pesawat AirAsia yang celaka merupakan warga Kota Surabaya. “Ini untuk keprihatinan atas musibah demi musibah di tanah air, termasuk banjir, longsor, kebakaran, dan terakhir pesawat AirAsia yang baru dikabarkan ditemukan di perairan Pangkalan Bun Kalimantan Tengah,” katanya.

“Surabaya memang ada Car Free Night dengan berbagai alternatif kegiatan menyambut tahun baru. Mestinya, kita prihatin, bela sungkawa, tidak menghadirkan acara hura-hura berlebihan dalam tahun baru, karena masih berkabung,” ujarnya.

Akhir tahun 2014, kata dia, saatnya merenung dan introspeksi diri. Kalau perlu tidak merayakan tahun baru berlebihan. “Car Free Night harus dibuat sederhana atau bahkan dikaji ulang dengan menghadirkan kegiatan yang lebih berdoa dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa,” katanya.

CFN Jalan Terus

Sementara itu, Pemkot Surabaya belum berencana mengubah konsep Surabaya Car Free Night (CFN). Seperti rencana semula, acara yang digelar bersama Polrestabes Surabaya pada 31 Desember 2014 ini dimulai pada pukul 16.00 WIB dan berakhir pukul 00.00 WIB.

Humas Pemkot Surabaya M Fikser mengatakan, meski masyarakat Indonesia, khususnya Surabaya, sedang berkabung atas insiden jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, belum ada rencana mengubah jadwal dan teknis acara yang telah disiapkan. “Belum ada perubahan (jadwal acara peringatan tahun baru). Jadi, jadwal yang sudah ada akan tetap diselenggarakan,” ujarnya saat dihubungi via telepon, kemarin.

Meski begitu, bukan berarti pemkot tidak berempati pada insiden mengerikan ini. Sejak Minggu (28/12), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini stand by di Bandara Internasional Juanda untuk memberi motivasi kepada para keluarga korban.

“Memang sudah tiga hari ini Bu Wali berada di Bandara Juanda. Tapi bukan berarti tugas sebagai kepala daerah terbengkalai. Kan ada SKPD (satuan kerja perangkat daerah). Bu Wali di Juanda ini merupakan bentuk kepedulian pada warganya yang menjadi korban kecelakaan,” katanya.

Sejumlah acara Surabaya CFN yang dipusatkan pada empat titik antara lain, Tunjungan Youth Festival, Grahadi Sport Festival, Panglima Sudirman Tecno Community, Darmo Culture, dan Culinary Festival. “Kegiatan CFN tahun ini adalah yang kedua kalinya,” ujar Kepala Bakesbanglinmas Kota Surabaya Soemarno.

Dia menjelaskan, Surabaya CFN diselenggarakan untuk mengantisipasi arak-arakan kendaraan yang selalu dilakukan pada malam pergantian tahun. Meski telah dilarang, dia mengaku, belum mengetahui pasti apakah telah ada antisipasi masuknya gelombang pengendara kendaraan bermotor dari aparat kepolisian di beberapa akses masuk ke Kota Surabaya.

“Untuk pengetatan (kendaraan) itu ranah kepolisian, tapi yang jelas Surabaya kota terbuka. Namun arak-arakan tetap diantisipasi,” katanya.

Ihya Ulumuddin/ Lukman Hakim/ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1543 seconds (0.1#10.140)