24 Korban Air Asia Warga Malang

Rabu, 31 Desember 2014 - 11:39 WIB
24 Korban Air Asia Warga Malang
24 Korban Air Asia Warga Malang
A A A
MALANG - Tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata meninggalkan duka mendalam bagi warga Kota Malang. Betapa tidak 24, dari 169 penumpang pesawat asal Malaysia itu merupakan warga dari Kota Malang.

”Kami mendapatkan nama-nama penumpang asal Kota Malang. Total ada 24 nama yang diserahkan kepada kami dari pihak AirAsia, namun untuk memastikan kami kirimkan data itu ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) agar diverifikasi,” ujar Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang J Hartono, kemarin.

Hartono menjelaskan data penumpang yang diterima masih berupa nama-nama dan asal kota. Pada data itu belum terdapat alamat detail dari nama-nama penumpang pesawat yang hendak menuju Singapura itu. ”Kami meminta data awal itu diverifikasi sehingga kami bisa memastikan mereka adalah warga kota Malang,” katanya.

Dia mengaku telah menerima respons balik dari Dispendukcapil terkait permintaan itu. Informasi sementara ke-24 nama yang masuk daftar penumpang AirAsia itu memang warga Kota Malang. Bahkan, tidak menutup kemungkinan jumlah warga Kota Malang yang terbang bersama AirAsia itu akan bertambah.

”Kami juga mendapatkan informasi tambahan jika ada enam penumpang lain juga berasal dari Malang,” katanya. Hartono mengatakan, Pemkot Malang membuka posko informasi di kantor Dinas Sosial (Dinsos). Jika membutuhkan keluarga korban bisa mendapatkan informasi terkait perkembangan tragedi AirAsia di posko informasi ini.

”Kami juga mengirimkan petugas dari BPBD dan Dinas Perhubungan ke crisis centre di Bandara Juanda Surabaya untuk memperbarui informasi di lapangan,” katanya. Suasana duka menyelimuti keluarga Hartatik, orang tua Dona Indah Nurwatie, salah satu penumpang pesawat AirAsia QZ8501.

Bersama sanak saudaranya terus memanjatkan doa di rumah Dona di Jalan Simpang Gading Kasri No 16, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Mulai Senin (29/12) malam, keluarga Hartatik bersama tetangganya membacakan surat Yasin dan membacakan doa tahlil di rumah Dona.

Acara doa bersama warga Jalan Simpang Gadingkasri rencananya akan berlangsung hingga Dona bersama suaminya, Gusti Made Bobi Sidartha, dan kedua anaknya, Gusti Ayu Putrian Permata dan Gusti Ayu Made Keisha, dibawa pulang ke rumahnya. Hartatik tampak syok dengan kabar yang dilihat dan didengar di televisi. Sampai dia enggan menerima wartawan.

”Mohon maaf kami sekeluarga sedang bersedih. Kami jangan diganggu dulu. Kalau kami dipaksakan menemui Mas-Mas nanti saya bisa jatuh sakit. Sekali lagi saya mohon maaf ya. Doakan anak dan cucu saya selamat,” kata dia dari balik pagar rumah Dona. Setelah menemui KORAN SINDO JATIM, Hartatik dipapah masuk ke ruang tamu oleh anggota keluarganya.

”Maaf ya Mas, Bu Hartatik sedang sedih. Kami di sini sedang menunggu kabar dari Surabaya,” ucap salah satu keluarga Dona yang tidak mau disebutkan namanya. Para siswa SMA St Albertus (SMA Dempo) Kota Malang, juga menggelar doa bersama terkait insiden kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya- Singapura.

Doa bersama itu digelar di aula sekolah dan dipimpin Frater Dimas. Salah seorang siswi SMA St Albertus, Cindy Clarissa Soetjipto, yang ikut menjadi korban kecelakaan pesawat AirAsia itu. Cindy duduk di kelas X SIII jurusan IPS. Humas SMA St Albertus, Petrus Paulus mengatakan, selain Cindy, ada delapan alumni SMA Dempo yang turut menjadi korban kecelakaan itu.

Mereka adalah Ruth Natalia (lulus tahun 2007), Kevian Alexander Soetjipto (lulus tahun 2011 dan kakak dari Cindy), Andrian Noventus (lulus tahun 2011), Edward Febriantus (lulus tahun 2011), Susandhini Liman (19- 94), Finna Handayani (2002), Ronny Handoyo (2002), dan Bob Hartanto Wijaya (2007).

”Kami turut berduka dengan kejadian ini, dan semoga keberadaan mereka segera diketahui,” kata Petrus.

Maman Adi Saputro/ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4317 seconds (0.1#10.140)