Nyamuk Mulai Mewabah
A
A
A
MEDAN - Musim penghujan saat ini telah menyebabkan nyamuk mewabah di kawasan Kota Medan. Wabah nyamuk ini dikeluhkan warga lantaran dikhawatirkan menimbulkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Warga Kota Medan meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan segera melakukan fogging di kawasan yang menjadi sarang nyamuk. Salah satu warga Medan Amplas, Rudi, 32, mengatakan, beberapa bulan terakhir ini wabah nyamuk mulai mengancam banyak lingkungan warga di Jalan Sisingamangaraja Medan.
Bahkan, ketika duduk-duduk di teras rumahnya pada malam hari, nyamuk sangat banyak padahal pihaknya sudah memasang antinyamuk. Syukur hingga saat ini belum ada keluarga yang terserang DBD. Tetapi jika dibiarkan, dikhawatirkan akan terserang DBD.
“Memang biasa nyamuk akan banyak kalau sudah musim hujan. Selain banyak, nyamuknya besar-besar. Makanya kita memerlukan tindakan dari pemerintah. Misalnya fogging agar jangan sampai ada korban,” kata Rudi kepada KORAN SINDO MEDAN , Senin (22/12).
Menurutnya, nyamuk bukan hanya berasal dari rumahrumah warga saja, melainkan juga berasal dari drainase. Selain memasang antinyamuk, keluarga juga mengaktifkan pembersihan rumah agar nyamuk tidak bersarang.
Keluhan sama juga disampaikan Muhammad Siddik, 25, warga Medan Kota. Dia mengatakan, nyamuk di tempat kontrakannya semakin ganas. Menurutnya, kebersihan kos selama ini tetap terjaga. Antisipasi dilakukan dengan melakukan fogging maupun membersihkan lingkungan bersama-sama. “Semua orang takut penyakit, apalagi nyamuk, makanya kita takut terserang penyakit akibat gigitannya,” katanya.
Terpisah, Hermina, 35, warga Jalan Kapten Muslim Medan, mengungkapkan, sudah terbiasa kawasannya terserang kasus DBD lantaran banyak nyamuk. Dia menyebutkan, warga yang biasa terkena DBD dari kalangan anak-anak. Dengan adanya kasus DBD, lanjutnya, sudah seharusnya dilakukan fogging .
“Banyak nyamuk, informasi dari warga lain sudah ada beberapa anak-anak yang terkena DBD. Bahkan, sudah ada yang meninggal, yakniwargaSeiKambing C II, Medan Helvetia,” katanya.
Sementara itu, pihak kecamatan menilai fogging perlu dilakukan jika sudah ada kasus terkena BDB. Tindakan yang dilakukan sebelum adanya kasus DBD adalah pencegahan sarang nyamuk (PSN).
Untuk mencegah penyakit DBD dibutuhkan peran serta masyarakat untuk hidup sehat sejak dini. “Kita akan menyosialisasikan pencegahan sarang nyamuk kepada masyarakat. Dimana kita akan menggandeng pihak puskesmas sebagai rekanan,” kata Camat Medan Amplas, Zulfakhri Ahmadi, kemarin.
Dia mengakui jika musim penghujan tiba banyak warga yang mengeluhkan mewabahnya nyamuk penyebab DBD. Dalam kegiatan sosialisasi PSN, pihaknya akan mendatangi rumah- rumah warga untuk memberikan pendidikan tentang hidup sehat. Dengan hidup sehat bisa mengantisipasi DBD.
Camat Medan Helvetia, Edi Mulia Matondang, mengatakan, dalam mengantisipasi mewabahnya nyamuk, pihaknya menggalakkan program sosialisasi PSN. Menurutnya, sosialisasi PSN perlu dilakukan dalam mencegah kasus DBD.
“Intinya lebih baik mencegah dari pada mengobati. Sebelum ada kasus terlebih dahulu dilakukan PSN, kalau sudah ada baru dilakukan fogging,” ucapnya.
Irwan Siregar
Warga Kota Medan meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan segera melakukan fogging di kawasan yang menjadi sarang nyamuk. Salah satu warga Medan Amplas, Rudi, 32, mengatakan, beberapa bulan terakhir ini wabah nyamuk mulai mengancam banyak lingkungan warga di Jalan Sisingamangaraja Medan.
Bahkan, ketika duduk-duduk di teras rumahnya pada malam hari, nyamuk sangat banyak padahal pihaknya sudah memasang antinyamuk. Syukur hingga saat ini belum ada keluarga yang terserang DBD. Tetapi jika dibiarkan, dikhawatirkan akan terserang DBD.
“Memang biasa nyamuk akan banyak kalau sudah musim hujan. Selain banyak, nyamuknya besar-besar. Makanya kita memerlukan tindakan dari pemerintah. Misalnya fogging agar jangan sampai ada korban,” kata Rudi kepada KORAN SINDO MEDAN , Senin (22/12).
Menurutnya, nyamuk bukan hanya berasal dari rumahrumah warga saja, melainkan juga berasal dari drainase. Selain memasang antinyamuk, keluarga juga mengaktifkan pembersihan rumah agar nyamuk tidak bersarang.
Keluhan sama juga disampaikan Muhammad Siddik, 25, warga Medan Kota. Dia mengatakan, nyamuk di tempat kontrakannya semakin ganas. Menurutnya, kebersihan kos selama ini tetap terjaga. Antisipasi dilakukan dengan melakukan fogging maupun membersihkan lingkungan bersama-sama. “Semua orang takut penyakit, apalagi nyamuk, makanya kita takut terserang penyakit akibat gigitannya,” katanya.
Terpisah, Hermina, 35, warga Jalan Kapten Muslim Medan, mengungkapkan, sudah terbiasa kawasannya terserang kasus DBD lantaran banyak nyamuk. Dia menyebutkan, warga yang biasa terkena DBD dari kalangan anak-anak. Dengan adanya kasus DBD, lanjutnya, sudah seharusnya dilakukan fogging .
“Banyak nyamuk, informasi dari warga lain sudah ada beberapa anak-anak yang terkena DBD. Bahkan, sudah ada yang meninggal, yakniwargaSeiKambing C II, Medan Helvetia,” katanya.
Sementara itu, pihak kecamatan menilai fogging perlu dilakukan jika sudah ada kasus terkena BDB. Tindakan yang dilakukan sebelum adanya kasus DBD adalah pencegahan sarang nyamuk (PSN).
Untuk mencegah penyakit DBD dibutuhkan peran serta masyarakat untuk hidup sehat sejak dini. “Kita akan menyosialisasikan pencegahan sarang nyamuk kepada masyarakat. Dimana kita akan menggandeng pihak puskesmas sebagai rekanan,” kata Camat Medan Amplas, Zulfakhri Ahmadi, kemarin.
Dia mengakui jika musim penghujan tiba banyak warga yang mengeluhkan mewabahnya nyamuk penyebab DBD. Dalam kegiatan sosialisasi PSN, pihaknya akan mendatangi rumah- rumah warga untuk memberikan pendidikan tentang hidup sehat. Dengan hidup sehat bisa mengantisipasi DBD.
Camat Medan Helvetia, Edi Mulia Matondang, mengatakan, dalam mengantisipasi mewabahnya nyamuk, pihaknya menggalakkan program sosialisasi PSN. Menurutnya, sosialisasi PSN perlu dilakukan dalam mencegah kasus DBD.
“Intinya lebih baik mencegah dari pada mengobati. Sebelum ada kasus terlebih dahulu dilakukan PSN, kalau sudah ada baru dilakukan fogging,” ucapnya.
Irwan Siregar
(ftr)