Jenazah Haris Disambut Histeris

Senin, 22 Desember 2014 - 10:04 WIB
Jenazah Haris Disambut Histeris
Jenazah Haris Disambut Histeris
A A A
KUNINGAN - Jenazah pelajar MTs Cigugur Haris Solehudin, 15, akhirnya dipulangkan ke keluarganya di Desa Kalapagunung, Kecamatan Kuningan, usai proses autopsi oleh dokter forensik Polda Jabar di RSUD 45 Kuningan, kemarin.

Kedatangan Haris dalam kondisi sudah tidak bernyawa disambut tangis histeris keluarga hingga beberapa di antaranya pingsan. Orang tua Haris, Haryono dan Ukarsih, tak menyangka anak bungsunya tersebut meninggal dunia di usia yang sangat muda apalagi penyebab kematiannya akibat dikeroyok oleh sekelompok pelajar lain.

Ukarsih pun tampak berkalikali pingsan setiap kali menyadari anak laki-lakinya tersebut kini telah tiada. Jenazah Haris tiba di rumah duka sekitar pukul 09.00 WIB dengan ambulance RSUD ‘45 Kuningan. Kedatangan jenazah Haris disambut ratusan pelayat yang sudah menunggu sejak pagi hari, tampak pula teman-teman haris yang ingin mengantarkan untuk yang terakhir kali.

Jenazah Haris yang tiba dalam keadaan sudah dimandikan dan dikafani langsung dibawa ke mushola dekat rumahnya untuk disalatkan. Tak lama kemudian, jenazah Haris pun langsung dibawa ke TPU Desa Gunungkeling untuk dimakamkan. Rintik hujan yang mengiringi proses pemakaman Haris seolah menyertai suasana kesedihan keluarga yang ditinggalkan.

Tampak beberapa pelayat yang masih ada hubungan keluar ga Haris meneteskan air mata, bahkan beberapa diantaranya ada yang pingsan. Yunus, 35, selaku paman Haris menyayangkan atas kejadian yang menimpa keponakannya tersebut dan berharap pihak kepolisian mengusut tuntas kasus kematian Haris. Pihak keluarga mengaku kecewa kegiatan Porseni yang seharusnya sebagai ajang kompetisi siswa di bidang olahraga, ternyata berbuntut maut yang menewaskan Haris.

Sementara itu, Pejabat Sementara Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP Herrie Pramono mengungkapkan, dalam kasus ini pihaknya masih menunggu hasil autopsi dokter forensi Polda Jabar. Namun untuk sementara, pihaknya telah memeriksa 22 saksi yang terdiri dari para guru dan siswa dari dua sekolah.

“Kemungkinan hasil autopsi baru bisa diterima seminggu yang akan datang. Yang pasti kami masih mendalami kasus dengan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Mengenai penyebab kematian dan kemungkinan tersangka belum dapat kami simpulkan sekarang,” ujar Herrie.

Mohamad Taufik
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9604 seconds (0.1#10.140)