Dari Pagar Hingga Museum Puluhan Miliar

Rabu, 17 Desember 2014 - 12:19 WIB
Dari Pagar Hingga Museum Puluhan Miliar
Dari Pagar Hingga Museum Puluhan Miliar
A A A
Program Kampung Majapahit menjadi salah satu upaya menumbuhkan ekonomi warga Trowulan. Selain itu, membangkitkan kesadaran warga untuk ikut melestarikan warisan sejarah dan budaya Majapahit.

Ia yakin, Kampung Majapahit ini akan menjadi salah satu pemicu kunjungan wisatawan kelak. “Jika banyak wisatawan yang datang, otomatis ekonomi warga akan tumbuh. Begitu juga dengan pendapatan daerah,” ujar Kepala Disporabudpar Kabupaten Mojokerto Didik Khusnul Yaqin. Rumah Majapahit nanti, lanjut Didik, juga bisa difungsikan sebagai home stay untuk para wisatawan.

Dia yakin, dengan banyaknya wisatawan yang datang, akan tumbuh ekonomi kreatif di Trowulan dan sekitarnya. “Di Trowulan sudah banyak home industry kerajinan berkaitan dengan Majapahit. Ini akan lebih tumbuh jika wisata sejarah di Trowulan bergeliat,” ujarnya yang berharap program ini akan sinergi dengan program digagas pemerintah pusat melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).

Lebih jauh Didik menyebutkan, program Kampung Majapahit akan diikuti dengan program pendukung lainnya. Harapannya wisata sejarah di Trowulan akan semakin menarik dan menjadi perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. “Acara-acara budaya akan kami galakkan. Kami juga tengah menggagas program Pagar Majapahit. Impiannya, semua pagar rumah di wilayah Trowulan atau bahkan seluruh Kabupaten Mojokerto bernuansa Majapahit,” ungkapnya.

Upaya mengangkat kebesaran Majapahit memang tak hanya dilakukan Pemkab Mojokerto dan Pemprov Jatim. Langkah sama juga dilakukan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan. Tahun 2015, pemerintah pusat bakal membangun museum baru. Dana yang dikucurkan untuk proyek ini tak sedikit. “Museum baru menelan anggaran Rp78,9 miliar. Itu diselesaikan selama tiga tahun dimulai tahun depan,” kata Kepala BPCB Provinsi Jatim Aris Soviani.

Selain membuat museum baru yang akan menampung ribuan benda purbakala milik Kerajaan Majapahit, pemerintah pusat bakal menambah luas lahan untuk museum. Rencananya akan ada pembebasan lahan seluas 5,7 hektare. “Untuk dana pembebasan lahan berasal dari Pemprov Jatim. Luas lahan itu selain untuk museum, juga infrastruktur penunjang lainnya. Dengan lahan seluas itu, akan sangat representatif untuk tempat wisata,” ujar Aris.

Aris mengtakan, dari tahun ke tahun upaya pemerintah membangkitkan wisata sejarah di Trowulan terus dilakukan. Akhir tahun ini, telah direvitalisasi situs-situs penting salah satunya candi. “Upaya ini agar peninggalan sejarah bisa dilestarikan dan tampak lebih menarik bagi wisatawan. Kerajaan Majapahit memang meninggalkan banyak sejarah yang bernilai tinggi,” ujarnya.

Soal program Kampung Majapahit yang digagas Pemprov Jatim dan Pemkab Mojokerto, menurut Aris, itu merupakan program yang bisa sinergi dengan program pihaknya. Ia juga berharap program ini bisa menarik wisatawan ke Trowulan. “Lebih banyak alternatif, akan lebih baik. Nanti akan banyak situs sejarah dan budaya yang bisa dinikmati di Trowulan,” katanya.

Ketua Gotrah Wilwatikta, Anam Anis, berharap program Kampung Majapahit tak setengah-setengah dilakukan pemerintah. Karena program ini tak akan banyak berdampak jika dilakukan setengah hati. “Kalau bisa, sasarannya diperbanyak sehingga tampak sekali nuansa Majapahitnya. Kalau dalam kacamata pariwisata, ini bisa menjadi pemicu kunjungan wisatawan,” kata Anam Anis.

Ia tak menampik jika peninggalan Majapahit memiliki daya tarik besar bagi wisatawan. Hanya butuh sentuhan kepedulian pemerintah dan kesadaran masyarakat akan kelestarian benda bersejarah dan budaya tersebut.

“Kalau dikelola dengan baik, Trowulan bisa menjadi pusat wisata sejarah. Nah, untuk mewujudkan itu, memang butuh keseriusan dari semua pihak, baik pemerintah, stakeholder lainnya, hingga masyarakat,” ujarnya.

Tritus Julan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7014 seconds (0.1#10.140)