Tambah Kapasitas, Lima Shelter BRT Dilebarkan
A
A
A
SEMARANG - Sebanyak lima shelter Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang dilebarkan hingga 1,5 meter.
Pelebaran dilakukan karena kelima shelter yang terletak di Jalan Pemuda, kawasan Karangayu, dan Taman Diponegoro itu selalu penuh dan tidak mampu menampung penumpang. Kepala BLU Trans Semarang Bambang Kuntarso mengatakan, proses pelebaran akan selesai pada akhir Desember tahun ini.
“Karena menjadi lokasi transit, kelima shelter itu sering penuh dan tidak mampu menampung penumpang lagi. Demi kenyamanan dan juga atas usul masyarakat, shelter kami perlebar,” katanya saat ditemui KORAN SINDO di lokasi pelebaran shelter Jalan Pemuda, kemarin.
Bambang mencontohkan, shelter yang ada di kawasan Jalan Pemuda, setiap hari kerja shelter selalu penuh terisi penumpang. Sebab shelter tersebut merupakan lokasi transit para penumpang dari empat koridor sekaligus, yakni koridor I,II, III, dan IV. “Sehingga selalu berjubel dan tidak nyaman. Setelah pelebaran ini, nanti shelter akan mampu menampung lebih banyak hingga 50 penumpang,” katanya.
Selain pelebaran shelter, pihaknya juga memperbaiki tampilan tempat naik turun penumpang BRT. Bagian atas shelter diubah berbentuk joglo , rumah khas Jawa Tengah. “Ya sekalian perubahan bentuk dengan mengubah atap seperti joglo. Tujuannya untuk melestarikan budaya Jawa Tengah,” ujarnya.
Untuk keperluan tersebut, pihaknya mendapatkan dana sebesar Rp200 juta. Dengan rincian perbaikan masing-masing shelter menelan anggaran Rp40 juta. “Itu dari anggaran perubahan, kami juga akan terus mengusulkan anggaran lagi untuk perbaikan shelter yang rusak di Kota Semarang,” katanya.
Sementara proses pelebaran shelter diapresiasi oleh sejumlah warga, terutama para penumpang setia BRT. Pasalnya, selama ini shelter di Jalan Pemuda selalu sempit akibat banyaknya penumpang. “Baguslah, biar muat buat menunggu busnya. Selama ini selalu berdesakan karena penumpang yang banyak,” kata Sheila, 17, salah satu pelajar yang mengaku sudah berlangganan BRT sejak setahun terakhir.
Selain pelebaran shelter, Sheila juga berharap Pemkot Semarang terus melakukan perbaikan lainnya. Menurutnya, ada banyak shelter di Kota Semarang kondisinya memprihatinkan.
“Seperti shelter di dekat rumah saya, kondisinya memprihatinkan karena kotor dan tidak terawat. Bagian kaca juga banyak yang pecah. Kami harap itu juga diperbaiki agar kami lebih nyaman,” katanya.
Andika Prabowo
Pelebaran dilakukan karena kelima shelter yang terletak di Jalan Pemuda, kawasan Karangayu, dan Taman Diponegoro itu selalu penuh dan tidak mampu menampung penumpang. Kepala BLU Trans Semarang Bambang Kuntarso mengatakan, proses pelebaran akan selesai pada akhir Desember tahun ini.
“Karena menjadi lokasi transit, kelima shelter itu sering penuh dan tidak mampu menampung penumpang lagi. Demi kenyamanan dan juga atas usul masyarakat, shelter kami perlebar,” katanya saat ditemui KORAN SINDO di lokasi pelebaran shelter Jalan Pemuda, kemarin.
Bambang mencontohkan, shelter yang ada di kawasan Jalan Pemuda, setiap hari kerja shelter selalu penuh terisi penumpang. Sebab shelter tersebut merupakan lokasi transit para penumpang dari empat koridor sekaligus, yakni koridor I,II, III, dan IV. “Sehingga selalu berjubel dan tidak nyaman. Setelah pelebaran ini, nanti shelter akan mampu menampung lebih banyak hingga 50 penumpang,” katanya.
Selain pelebaran shelter, pihaknya juga memperbaiki tampilan tempat naik turun penumpang BRT. Bagian atas shelter diubah berbentuk joglo , rumah khas Jawa Tengah. “Ya sekalian perubahan bentuk dengan mengubah atap seperti joglo. Tujuannya untuk melestarikan budaya Jawa Tengah,” ujarnya.
Untuk keperluan tersebut, pihaknya mendapatkan dana sebesar Rp200 juta. Dengan rincian perbaikan masing-masing shelter menelan anggaran Rp40 juta. “Itu dari anggaran perubahan, kami juga akan terus mengusulkan anggaran lagi untuk perbaikan shelter yang rusak di Kota Semarang,” katanya.
Sementara proses pelebaran shelter diapresiasi oleh sejumlah warga, terutama para penumpang setia BRT. Pasalnya, selama ini shelter di Jalan Pemuda selalu sempit akibat banyaknya penumpang. “Baguslah, biar muat buat menunggu busnya. Selama ini selalu berdesakan karena penumpang yang banyak,” kata Sheila, 17, salah satu pelajar yang mengaku sudah berlangganan BRT sejak setahun terakhir.
Selain pelebaran shelter, Sheila juga berharap Pemkot Semarang terus melakukan perbaikan lainnya. Menurutnya, ada banyak shelter di Kota Semarang kondisinya memprihatinkan.
“Seperti shelter di dekat rumah saya, kondisinya memprihatinkan karena kotor dan tidak terawat. Bagian kaca juga banyak yang pecah. Kami harap itu juga diperbaiki agar kami lebih nyaman,” katanya.
Andika Prabowo
(ftr)