Menanam Pohon Jadi Syarat Kenaikan Kelas
A
A
A
PURWAKARTA - Program menanam pohon yang dilakukan Pemkab Purwakarta menjadi salah satu syarat kenaikan kelas bagi siswa sekolah.
Karena itu pihak sekolah diimbau untuk menyosialisasikan program ini secara intensif kepada seluruh siswa di berbagai tingkatan sekolah. Kegiatan ini digagas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Tujuannya selain untuk membangun kesadaran memelihara lingkungan dalam rangka mengurangi pemanasan global, juga untuk mencegah erosi atau pengikisan tanah.
Selain itu untuk menjaga ketersediaan air dan kesuburan tanah sehingga membantu menciptakan proses produksi pertanian yang berkelanjutan. “Wilayah serapan air yang masih dilindungi oleh hutan (pohon) mampu menjaga penduduk dan tanah dari bencana kekeringan sehingga mampu mengurangi dampak perubahan iklim. Untuk itu dalam kegiatan menanam pohon ini, kami menargetkan maksimal menanam 10 juta pohon hingga Maret 2015 nanti,” ungkap Dedi saat menanam pohon bersama para pelajar di SM PN 2 Kiarapedes, Purwakarta, kemarin.
Untuk mencapai target itu berarti minimal harus bisa menanam dua juta pohon per bulan sepanjang musim hujan ini. Pada kegiatan ini kemarin ribuan pelajar, guru, pegawai desa, dan seluruh pegawai negeri sipil (PNS) yang ada di lingkungan Pemkab Purwa karta turun untuk menanam pohon di lahan-lahan kosong. Dedi menambahkan, kegiatan menanam pohon yang dilakukan siswa akan dimasukan ke dalam kurikukulum sebagai aktivitas pendidikan di sekolah.
Dirinya menilai kesadaran men jaga lingkungan sudah saatnya masuk dan terlibat dalam dunia pendidikan. Untuk itu ke depan pihaknya juga menggagas akan ada zona penanaman pohon di sekolah.
“Jadi ke depan bu kan sekadar menanam, nanti setiap siswa harus ada data base berapa mereka menanam pohon bagaimana merawat pohon tersebut. Kemudian penilaiannya di masukan ke dalam rapor. Sementara ini, siswa boleh menanam pohon di mana saja, baik di tanah milik negara maupun di tanah miliknya asalkan mereka mau dan terbiasa menanam pohon,” tambah Dedi.
Dengan kegitan menanam pohon masuk dalam kurikulum maka, menanam pohon akan menjadi persyaratan siswa untuk naik kelas. Perumusannya akan dikukan secepatnya agar kebijakan tersebut dapat di terapkan.
“Selasa nanti kami akan rumuskan kurikulum pendidikannya sehingga di Purwakarta menanam pohon bagian dari kenaikan kelas di setiap sekolah. Siswa juga akan diberikan materi tentang jenis pohon yang cocok ditanam oleh mereka,” pungkasnya.
Didin Jalaludin
Karena itu pihak sekolah diimbau untuk menyosialisasikan program ini secara intensif kepada seluruh siswa di berbagai tingkatan sekolah. Kegiatan ini digagas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Tujuannya selain untuk membangun kesadaran memelihara lingkungan dalam rangka mengurangi pemanasan global, juga untuk mencegah erosi atau pengikisan tanah.
Selain itu untuk menjaga ketersediaan air dan kesuburan tanah sehingga membantu menciptakan proses produksi pertanian yang berkelanjutan. “Wilayah serapan air yang masih dilindungi oleh hutan (pohon) mampu menjaga penduduk dan tanah dari bencana kekeringan sehingga mampu mengurangi dampak perubahan iklim. Untuk itu dalam kegiatan menanam pohon ini, kami menargetkan maksimal menanam 10 juta pohon hingga Maret 2015 nanti,” ungkap Dedi saat menanam pohon bersama para pelajar di SM PN 2 Kiarapedes, Purwakarta, kemarin.
Untuk mencapai target itu berarti minimal harus bisa menanam dua juta pohon per bulan sepanjang musim hujan ini. Pada kegiatan ini kemarin ribuan pelajar, guru, pegawai desa, dan seluruh pegawai negeri sipil (PNS) yang ada di lingkungan Pemkab Purwa karta turun untuk menanam pohon di lahan-lahan kosong. Dedi menambahkan, kegiatan menanam pohon yang dilakukan siswa akan dimasukan ke dalam kurikukulum sebagai aktivitas pendidikan di sekolah.
Dirinya menilai kesadaran men jaga lingkungan sudah saatnya masuk dan terlibat dalam dunia pendidikan. Untuk itu ke depan pihaknya juga menggagas akan ada zona penanaman pohon di sekolah.
“Jadi ke depan bu kan sekadar menanam, nanti setiap siswa harus ada data base berapa mereka menanam pohon bagaimana merawat pohon tersebut. Kemudian penilaiannya di masukan ke dalam rapor. Sementara ini, siswa boleh menanam pohon di mana saja, baik di tanah milik negara maupun di tanah miliknya asalkan mereka mau dan terbiasa menanam pohon,” tambah Dedi.
Dengan kegitan menanam pohon masuk dalam kurikulum maka, menanam pohon akan menjadi persyaratan siswa untuk naik kelas. Perumusannya akan dikukan secepatnya agar kebijakan tersebut dapat di terapkan.
“Selasa nanti kami akan rumuskan kurikulum pendidikannya sehingga di Purwakarta menanam pohon bagian dari kenaikan kelas di setiap sekolah. Siswa juga akan diberikan materi tentang jenis pohon yang cocok ditanam oleh mereka,” pungkasnya.
Didin Jalaludin
(ftr)