Alutsista Indonesia Peringkat 19 Dunia
Alutsista Indonesia Peringkat 19 Dunia
A
A
A
MAGETAN - Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu mengaku bangga dengan alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik Indonesia.
Pasalnya, saat ini alutsista Indonesia menempati peringkat 19 dunia dan ditargetkan 5-10 tahun ke depan akan berada di posisi 13 besar dunia. Dalam kurun waktu tersebut, dia menargetkan Indonesia sudah mandiri soal pengadaan alutsista. Memang saat ini sama sekali belum mandiri, masih sangat kecil alutsista yang dibuat di dalam negeri.
“Sedikit demi sedikit harus mandiri. Caranya ya menggandeng pihak luar dulu sebelum benar-benar mandiri,” ungkap Ryamizard saat menyampaikan pengarahan kepada 492 perwira TNI di seluruh Kodim seeks Karesidenan Madiun di Graha Dewanto, Lanud Iswahjudi, Magetan, kemarin.
Selain soal pertahanan, Ryamizard juga sempat mengomentari perintah Presiden Joko Widodo soal penenggelaman kapal-kapal nelayan asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. “Itu sudah ditegaskan Presiden Jokowi. Itu sebenarnya sudah puluhan tahun terjadi. Kita tidak perlu armada patroli besar, yang penting tegas. Bila perlu tenggelamkan, tenggelamkan. Kapalnya lho , bukan orangnya,” ujarnya.
Soal kondisi pasukan patroli yang sering kekurangan BBM untuk berkeliling berlayar, Ryamizard mengatakan, saat ini hal tersebut sudah dilaporkan ke Presiden Jokowi. “Presiden sudah tahu itu. Pasti segera ditambah,” ujarnya.
Ryamizard juga menyinggung loyalitas seluruh anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menurutnya, TNI harus memiliki loyalitas yang tegak lurus hanya kepada pemerintah yang dipilih rakyat. Tidak boleh ada loyalitas ganda di tengahtengah prajurit TNI maupun keluarga besarnya.
Menurutnya, TNI merupakan elemen inti perekat kesatuan bangsa yang harus solid dalam kondisi apa pun. “Karena itu, TNI dan keluarganya tidak boleh terkotak-kotak. Saat ini harus mendukung pemerintahan yang dipilih rakyat,” ungkapnya.
Seusai memberi pengarahan, Ryamizard melakukan peninjauan ke Skadron Udara 3, Skadron Udara 14, dan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi untuk melihat alutsista yang dioperasikan di Lanud Iswahjudi.
Dili Eyato
Pasalnya, saat ini alutsista Indonesia menempati peringkat 19 dunia dan ditargetkan 5-10 tahun ke depan akan berada di posisi 13 besar dunia. Dalam kurun waktu tersebut, dia menargetkan Indonesia sudah mandiri soal pengadaan alutsista. Memang saat ini sama sekali belum mandiri, masih sangat kecil alutsista yang dibuat di dalam negeri.
“Sedikit demi sedikit harus mandiri. Caranya ya menggandeng pihak luar dulu sebelum benar-benar mandiri,” ungkap Ryamizard saat menyampaikan pengarahan kepada 492 perwira TNI di seluruh Kodim seeks Karesidenan Madiun di Graha Dewanto, Lanud Iswahjudi, Magetan, kemarin.
Selain soal pertahanan, Ryamizard juga sempat mengomentari perintah Presiden Joko Widodo soal penenggelaman kapal-kapal nelayan asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. “Itu sudah ditegaskan Presiden Jokowi. Itu sebenarnya sudah puluhan tahun terjadi. Kita tidak perlu armada patroli besar, yang penting tegas. Bila perlu tenggelamkan, tenggelamkan. Kapalnya lho , bukan orangnya,” ujarnya.
Soal kondisi pasukan patroli yang sering kekurangan BBM untuk berkeliling berlayar, Ryamizard mengatakan, saat ini hal tersebut sudah dilaporkan ke Presiden Jokowi. “Presiden sudah tahu itu. Pasti segera ditambah,” ujarnya.
Ryamizard juga menyinggung loyalitas seluruh anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menurutnya, TNI harus memiliki loyalitas yang tegak lurus hanya kepada pemerintah yang dipilih rakyat. Tidak boleh ada loyalitas ganda di tengahtengah prajurit TNI maupun keluarga besarnya.
Menurutnya, TNI merupakan elemen inti perekat kesatuan bangsa yang harus solid dalam kondisi apa pun. “Karena itu, TNI dan keluarganya tidak boleh terkotak-kotak. Saat ini harus mendukung pemerintahan yang dipilih rakyat,” ungkapnya.
Seusai memberi pengarahan, Ryamizard melakukan peninjauan ke Skadron Udara 3, Skadron Udara 14, dan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi untuk melihat alutsista yang dioperasikan di Lanud Iswahjudi.
Dili Eyato
(ftr)
Explore More