Artefak Majapahit Ditemukan Lagi
A
A
A
MOJOKERTO - Jejak arkeologis Kerajaan Majapahit kembali ditemukan warga. Sejumlah bangunan kuno dan benda bersejarah berhasil digali warga di areal persawahan Dusun Kedungrupit, Desa Sumengko, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Sayangnya, banyak struktur bangunan dan benda kuno itu tercerai berai.
Sejumlah bangunan dan benda kuno peninggalan Kerajaan Majapahit itu berhasil digali Muliono, warga Dusun Sarirejo, Desa Tampungrejo, Kecamatan Puri, di areal persawahan tempat ia membuat batu bata.
Di lahan seluas sekitar 500 meter persegi itu, Muliono menemukan berbagai jenis benda kuno di antaranya batu bata, batu andesit, umpak, lumping, dan gerabah berbahan keramik.
Muliono menyebutkan, sejak enam bulan lalu, ia mulai menggali tanah miliknya untuk keperluan pembuatan batu bata. Awalnya tak mengira jika di dalam tanah miliknya terdapat banyak benda kuno. ”Saat saya gali dengan kedalaman 1 meter, saya mulai menemukan batu bata kuno berukuran besar. Ada banyak juga batu andesit yang masih tertata,” ungkap Muliono, kemarin.
Ia sudah menduga jika sejumlah benda yang ditemukan itu adalah benda kuno pada masa kerajaan. Mengingat lokasi tanahnya berada tidak jauh dari kawasan Trowulan yang merupakan pusat Kerajaan Majapahit.
Karena itu, dia mengumpulkan benda-benda kuno itu di tempat yang aman. ”Kalau dikumpulkan, total batu bata dan batu andesit yang sudah digali sekitar satu truk,” ujarnya sambil menunjuk tumpukan batu dan batu bata kuno yang tak jauh dari lokasi penggalian.
Tidak hanya batu bata dan batu andesit, dia juga menemukan bangunan yang masih utuh. Sayangnya, karena tak mengerti jika bangunan itu harus dibiarkan utuh, ia mengangkatnya dari dalam tanah. Muliono terus menggali hingga kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. ”Ada juga guci keramik, tapi kondisinya hancur. Ada juga tulang belulang dan kemungkinan itu manusia,” ujar pria berumur 43 tahun ini.
Muliono menduga bangunan kuno di dalam tanahnya itu merupakan bekas hunian. Namun, ia juga heran dengan adanya patung dan guci yang tak lazim ditemukan di bekas hunian jaman kerajaan. ”Kami sendiri tidak tahu pastinya. Yang jelas sepanjang tempat kami membuat batu bata ini, ada banyak yang ditemukan. Tidak di sini saja. Lokasinya luas,” katanya.
Banyaknya benda kuno hasil penggalian perajin batu bata itu tak hanya bisa ditemukan di lahan milik Muliono. Sejumlah perajin batu bata yang berdekatan dengan tanam milik Muliono juga demikian. Bahkan beberapa warga mengaku menemukan patung kuno berbahan batu andesit yang merupakan ciri khas peninggalan Kerajaan Majapahit.
”Hampir di semua linggan (tempat batu bata disusun untuk dibakar) ada barang seperti itu,” kata Muliono. Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jatim Aris Soviani mengaku, pihaknya masih belum mendapatkan laporan terkait temuan benda bersejarah di Desa Sumengko. Karena itu, pihaknya belum bisa menentukan situs apa sebenarnya yang telah ditemukan warga. ”Belum ada laporan. Nanti akan kami cek dulu di lokasi,” kata Aris.
Dikatakannya, jika ada temuan berupa batu bata kuno dan batu andesit, kemungkinan benda-benda itu merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Ia meminta kepada warga agar tidak mengangkat bendabenda itu dari dalam tanah, terutama struktur bangunan yang masih insitu.
tritus julan
Sejumlah bangunan dan benda kuno peninggalan Kerajaan Majapahit itu berhasil digali Muliono, warga Dusun Sarirejo, Desa Tampungrejo, Kecamatan Puri, di areal persawahan tempat ia membuat batu bata.
Di lahan seluas sekitar 500 meter persegi itu, Muliono menemukan berbagai jenis benda kuno di antaranya batu bata, batu andesit, umpak, lumping, dan gerabah berbahan keramik.
Muliono menyebutkan, sejak enam bulan lalu, ia mulai menggali tanah miliknya untuk keperluan pembuatan batu bata. Awalnya tak mengira jika di dalam tanah miliknya terdapat banyak benda kuno. ”Saat saya gali dengan kedalaman 1 meter, saya mulai menemukan batu bata kuno berukuran besar. Ada banyak juga batu andesit yang masih tertata,” ungkap Muliono, kemarin.
Ia sudah menduga jika sejumlah benda yang ditemukan itu adalah benda kuno pada masa kerajaan. Mengingat lokasi tanahnya berada tidak jauh dari kawasan Trowulan yang merupakan pusat Kerajaan Majapahit.
Karena itu, dia mengumpulkan benda-benda kuno itu di tempat yang aman. ”Kalau dikumpulkan, total batu bata dan batu andesit yang sudah digali sekitar satu truk,” ujarnya sambil menunjuk tumpukan batu dan batu bata kuno yang tak jauh dari lokasi penggalian.
Tidak hanya batu bata dan batu andesit, dia juga menemukan bangunan yang masih utuh. Sayangnya, karena tak mengerti jika bangunan itu harus dibiarkan utuh, ia mengangkatnya dari dalam tanah. Muliono terus menggali hingga kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. ”Ada juga guci keramik, tapi kondisinya hancur. Ada juga tulang belulang dan kemungkinan itu manusia,” ujar pria berumur 43 tahun ini.
Muliono menduga bangunan kuno di dalam tanahnya itu merupakan bekas hunian. Namun, ia juga heran dengan adanya patung dan guci yang tak lazim ditemukan di bekas hunian jaman kerajaan. ”Kami sendiri tidak tahu pastinya. Yang jelas sepanjang tempat kami membuat batu bata ini, ada banyak yang ditemukan. Tidak di sini saja. Lokasinya luas,” katanya.
Banyaknya benda kuno hasil penggalian perajin batu bata itu tak hanya bisa ditemukan di lahan milik Muliono. Sejumlah perajin batu bata yang berdekatan dengan tanam milik Muliono juga demikian. Bahkan beberapa warga mengaku menemukan patung kuno berbahan batu andesit yang merupakan ciri khas peninggalan Kerajaan Majapahit.
”Hampir di semua linggan (tempat batu bata disusun untuk dibakar) ada barang seperti itu,” kata Muliono. Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jatim Aris Soviani mengaku, pihaknya masih belum mendapatkan laporan terkait temuan benda bersejarah di Desa Sumengko. Karena itu, pihaknya belum bisa menentukan situs apa sebenarnya yang telah ditemukan warga. ”Belum ada laporan. Nanti akan kami cek dulu di lokasi,” kata Aris.
Dikatakannya, jika ada temuan berupa batu bata kuno dan batu andesit, kemungkinan benda-benda itu merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Ia meminta kepada warga agar tidak mengangkat bendabenda itu dari dalam tanah, terutama struktur bangunan yang masih insitu.
tritus julan
(ftr)