Harga Sembako Merangkak Naik

Senin, 08 Desember 2014 - 11:32 WIB
Harga Sembako Merangkak Naik
Harga Sembako Merangkak Naik
A A A
PONOROGO - Harga beras hingga bumbu dapur di Ponorogo mulai merangkak naik. Musim hujan yang mulai memasuki masa puncak membuat jumlah komoditas ini berkurang sehingga stok mengalami penurunan.

Di Pasar Legi Songgolangit, Ponorogo, harga beras IR 64 dalam sepekan ini terus merangkak naik. Pekan sebelumnya harga beras tersebut tercatat Rp8.000/kilogram (kg), tetapi kemarin sudah mencapai Rp8.500/kg. Harga ini setiap hari naik Rp100/kg. Sedangkan, beras IR 64 kualitas bagus bahkan telah menembus angka Rp8.900/kg atau mendekati harga beras premium yang berada di kisaran Rp9.000–- Rp9.500/kg.

“Kemarin Rp8.300, hari ini Rp8.500 yang bagus Rp8.900/- kg. Saya juga bingung kok naik terus. Kasihan yang beli, kami juga kulakan naik terus. Mungkin karena stoknya berkurang karena hujan,” kata pedagang beras di Pasar Songgolangit, Ira, 40, kemarin.

Di Pasar Stasiun alias Pasar Subuh di depan Pasar Songgolangit, harga beras ini lebih tinggi dengan selisih sekitar Rp100/kg. Tutik, 35, pedagang di pasar tersebut, mengatakan, setiap hari beras yang dijualnya mengalami kenaikan. Pihaknya juga tidak tahu penyebab beras itu naik terus harganya. “Mungkin masih musim tanam, jadi belum ada panenan. Hari ini harga IR 64 Rp8.600/kg,” katanya.

Untuk menekan harga sembako, khususnya beras, gula, dan minyak goreng, Bulog Divre Ponorogo menawarkan pasar murah. Namun, harga yang ditawarkan Bulog tidak terpaut jauh. Saat harga beras Rp8.500/kg di pasaran, Bulog menjual dengan harga Rp8.200/kg pada Jumat (5/12), harga ini dinaikkan menjadi Rp8.300/kg. “Kalau Rp8.200/kg itu beras lama, kalau ini Rp8.300/kg beras baru,” kata Petugas Bulog Suntung, yang menjaga pasar murah di depan Kantor Bulog, Jalan IR Juanda, Ponorogo.

Menurut Suntung, pasar murah Bulog yang biasanya digelar keliling ke pasar-pasar selama sepekan ini hanya menetap di halaman kantor karena alasan hujan. Namun, penjualan menetap ini pun tetap diserbu pembeli. Untuk pasar murah ini disiapkan beras 5 kuintal, gula 300 kg , dan puluhan dus minyak goreng kemasan setiap hari. Gula dibanderol Rp8.800/kg dan minyak goreng Rp11.300/liter.

Cabai Tembus Rp80.000/Kg

Sementara itu, harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Bojonegoro terus naik. Bahkan, harga cabai kini tembus Rp80.000/kg. Selain disebabkan langkanya pasokan cabai dari petani, naiknya harga cabai ini juga dipengaruhi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan naiknya permintaan mendekati Natal dan Tahun Baru.

Di Pasar Besar Bojonegoro, harga cabai rawit yang sepekan lalu berada di kisaran Rp70.000/kg kini sudah naik menjadi Rp80.000/kg. Harga cabai merah yang sebelumnya di kisaran Rp50.000/kg kini naik menjadi Rp56.000/kg, harga cabai hijau yang semula Rp35.000/kg kini naik menjadi Rp42.000/kg.

Menurut pedagang sayuran di Pasar Besar Bojonegoro, Taminah, 48, harga cabai terus merambat naik sejak memasuki musim hujan tahun ini. Dia mendapatkan pasokan cabai dari daerah Jawa Tengah (Jateng). “Hampir setiap hari harga cabai terus naik. Kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga akhir tahun nanti,” ujarnya.

Sementara itu, menurut pedagang sayuran di Pasar Purwosari, Abdul Khoiron, 43, kenaikan harga cabai dipengaruhi kenaikan harga bahan bakar minyak dan tingginya permintaan mendekati Natal dan Tahun Baru.

Kenaikan harga bahan bakar minyak membuat biaya pengiriman cabai dari daerah penghasil ke pedagang menjadi membengkak.

Dili Eyato/ Muhammad Roqib
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4534 seconds (0.1#10.140)