Pelindo III Terapkan Klasterisasi
A
A
A
SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) menerapkan sistem klasterisasi dalam penataan bongkar muat (dedicated area) di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Sistem ini diyakini akan mendongkrak pendapatan dari aktivitas bongkar muat kapal. Keinginan klasterisasi akan dijalankan sejumlah terminal di pelabuhan utama melalui cabang Tanjung Perak dan dua anak perusahaannya, PT Terminal Petikemas Surabaya dan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia. ”Klasterisasi ini bisa meningkatkan pendapatan dengan percepatan pembongkaran,” kata Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelindo III (Persero), kemarin.
Terminal yang akan dilakukan klasterisasi pembongkaran di antaranya Terminal Jamrud, Nilam, Mirah, dan Kalimas yang dioperasikan Pelindo III cabang Tanjung Perak. Sedangkan, Terminal Berlian oleh PT BJTI dan Terminal Petikemas Surabaya dioperasikan PT TPS. Terminal Teluk Lamong nantinya diprediksi turut meningkatkan kapasitas dan kinerja bongkar muat Pelabuhan Tanjung Perak.
Selain itu, untuk mendukung roda perekonomian, pada April 2015, Pelindo juga akan mengoperasikan Dermaga Pelabuhan Manyar serta kawasan industrinya dengan nama JIIPE. Peningkatan infrastruktur dilakukan dengan menambah peralatan bongkar muat, seperti container crane(CC), harbour mobile crane (HMC), RTG, fixed crane, dan peralatan pendukung lainnya. “Penataan tata ruang bongkar muat telah dilakukan Terminal Berlian yang khusus menangani kegiatan bongkar muat peti kemas domestik,” ujar Edi.
Dengan sistem klasterisasi, arus peti kemas yang melalui terminal Berlin telah menembus angka 1 juta TEUs. Jumlah yang signifikan diraih selama konsistensi 13 tahun pengoperasian Terminal Berlian oleh PT Berlian Jasa Terminal Indonesia. Pencapaian ini merupakan salah satu bukti dari berhasilnya proses klasterisasi yang dilakukan Pelindo III. Untuk itu, program klasterisasi terminal di Pelabuhan Tanjung Perak ditingkatkan.
Selain dilakukan di Terminal Berlian, Terminal Jamrud Utara juga menerapkan sistem ini. Terminal ini akan menangani kegiatan bongkar muat curah kering dan general kargo internasional, Terminal Jamrud Barat difungsikan untuk curah kering internasional, Jamrud Selatan untuk General Cargo dan curah kering domestik.
Sedangkan, Terminal Mirah untuk kegiatan general kargo domestik, roro terminal, dan project cargo. Terminal Nilam digunakan untuk peti kemas domestik, curah cair, dan general kargo. “Ini luar biasa, Pencapaian 1 Juta TEUs Terminal Berlian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menunjukkan progres menarik,” kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto.
Dia menerangkan, pencapaian ini harus disyukuri dengan terus meningkatkan manajemen penumpukan. Menurut dia, tidak akan ada intimidasi dalam pelayanan. Bahkan, Djarwo meminta supaya dilakukan persaingan yang sehat dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. ”Silakan bersaing dalam kualitas pelayanan. Kami serahkan kepada pengguna jasa untuk langsung melakukan pembicaraan business to business dengan operator dermaga,” ungkapnya.
Djarwo menginginkan, pada 2014 ini proses transaksi bongkar muat yang dilakukan bisa mencapai 3 juta TEUs arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak. ”Saya ingin target 3 juta TEUs tercapai,” ungkap dia. Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Sahat Simatupang mengatakan, pembenahan yang dilakukan Pelindo merupakan kabar baik karena akan ada peningkatan kapasitas transaksi.
Sebab, pembenahan yang dilakukan tidak main- main, seperti pengerukan APBS dan ketertiban serta keamanan pelayaran. ”Saya yakin kepercayaan para pengguna jasa kepada Pelabuhan Tanjung Perak akan meningkat,” katanya.
Sahat menegaskan, saat ini Tanjung Perak memiliki peran vital dalam perdagangan dan transportasi bagi Jawa Timur (Jatim) dan kawasan timur Indonesia. Untuk itu, Jatim dinilai sebagai daerah yang paling siap menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Kondisi ini dipicu dengan kepercayaan dunia internasional pada Pelabuhan Tanjung Perak dengan berbagai proyek yang dijalankan. ”Keberhasilan BJTI merupakan keberhasilan kita semua (stakeholder Pelabuhan Tanjung Perak),” ujarnya.
Arief Ardliyanto
Sistem ini diyakini akan mendongkrak pendapatan dari aktivitas bongkar muat kapal. Keinginan klasterisasi akan dijalankan sejumlah terminal di pelabuhan utama melalui cabang Tanjung Perak dan dua anak perusahaannya, PT Terminal Petikemas Surabaya dan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia. ”Klasterisasi ini bisa meningkatkan pendapatan dengan percepatan pembongkaran,” kata Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelindo III (Persero), kemarin.
Terminal yang akan dilakukan klasterisasi pembongkaran di antaranya Terminal Jamrud, Nilam, Mirah, dan Kalimas yang dioperasikan Pelindo III cabang Tanjung Perak. Sedangkan, Terminal Berlian oleh PT BJTI dan Terminal Petikemas Surabaya dioperasikan PT TPS. Terminal Teluk Lamong nantinya diprediksi turut meningkatkan kapasitas dan kinerja bongkar muat Pelabuhan Tanjung Perak.
Selain itu, untuk mendukung roda perekonomian, pada April 2015, Pelindo juga akan mengoperasikan Dermaga Pelabuhan Manyar serta kawasan industrinya dengan nama JIIPE. Peningkatan infrastruktur dilakukan dengan menambah peralatan bongkar muat, seperti container crane(CC), harbour mobile crane (HMC), RTG, fixed crane, dan peralatan pendukung lainnya. “Penataan tata ruang bongkar muat telah dilakukan Terminal Berlian yang khusus menangani kegiatan bongkar muat peti kemas domestik,” ujar Edi.
Dengan sistem klasterisasi, arus peti kemas yang melalui terminal Berlin telah menembus angka 1 juta TEUs. Jumlah yang signifikan diraih selama konsistensi 13 tahun pengoperasian Terminal Berlian oleh PT Berlian Jasa Terminal Indonesia. Pencapaian ini merupakan salah satu bukti dari berhasilnya proses klasterisasi yang dilakukan Pelindo III. Untuk itu, program klasterisasi terminal di Pelabuhan Tanjung Perak ditingkatkan.
Selain dilakukan di Terminal Berlian, Terminal Jamrud Utara juga menerapkan sistem ini. Terminal ini akan menangani kegiatan bongkar muat curah kering dan general kargo internasional, Terminal Jamrud Barat difungsikan untuk curah kering internasional, Jamrud Selatan untuk General Cargo dan curah kering domestik.
Sedangkan, Terminal Mirah untuk kegiatan general kargo domestik, roro terminal, dan project cargo. Terminal Nilam digunakan untuk peti kemas domestik, curah cair, dan general kargo. “Ini luar biasa, Pencapaian 1 Juta TEUs Terminal Berlian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menunjukkan progres menarik,” kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto.
Dia menerangkan, pencapaian ini harus disyukuri dengan terus meningkatkan manajemen penumpukan. Menurut dia, tidak akan ada intimidasi dalam pelayanan. Bahkan, Djarwo meminta supaya dilakukan persaingan yang sehat dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. ”Silakan bersaing dalam kualitas pelayanan. Kami serahkan kepada pengguna jasa untuk langsung melakukan pembicaraan business to business dengan operator dermaga,” ungkapnya.
Djarwo menginginkan, pada 2014 ini proses transaksi bongkar muat yang dilakukan bisa mencapai 3 juta TEUs arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak. ”Saya ingin target 3 juta TEUs tercapai,” ungkap dia. Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Sahat Simatupang mengatakan, pembenahan yang dilakukan Pelindo merupakan kabar baik karena akan ada peningkatan kapasitas transaksi.
Sebab, pembenahan yang dilakukan tidak main- main, seperti pengerukan APBS dan ketertiban serta keamanan pelayaran. ”Saya yakin kepercayaan para pengguna jasa kepada Pelabuhan Tanjung Perak akan meningkat,” katanya.
Sahat menegaskan, saat ini Tanjung Perak memiliki peran vital dalam perdagangan dan transportasi bagi Jawa Timur (Jatim) dan kawasan timur Indonesia. Untuk itu, Jatim dinilai sebagai daerah yang paling siap menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Kondisi ini dipicu dengan kepercayaan dunia internasional pada Pelabuhan Tanjung Perak dengan berbagai proyek yang dijalankan. ”Keberhasilan BJTI merupakan keberhasilan kita semua (stakeholder Pelabuhan Tanjung Perak),” ujarnya.
Arief Ardliyanto
(ftr)