Sumur Minyak W43 Terbakar
A
A
A
BOJONEGORO - Sumur minyak tua Kedewan (W43) yang berada di kawasan Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, terbakar. Api diduga berasal dari percikan api di pompa minyak.
Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Api menjalar dengan cepat lantaran di sekitar lokasi sumur tua banyak terdapat minyak mentah (lantung) dari kegiatan pengeboran minyak secara tradisional. Kepulan asap terlihat membubung tinggi di sekitar lokasi sumur tua W 43 yang berada di kawasan hutan dan perbukitan tersebut.
Menurut saksi mata warga Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Talei Sevi Eka Widitya, 25, kebakaran di lokasi kilang minyak W43 cukup besar. Api menjalar dengan cepat dan menimbulkan asap tebal yang membubung tinggi. “Kebakaran di lokasi sumur tua itu cukup besar dan berlangsung cepat,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu penambang minyak tradisional, Kaminto, 38, mengatakan, saat kebakaran, sumur itu sedang dioperasikan sekitar 40 penambang minyak tradisional. Akan tetapi, tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu. Semua penambang tradisional berhasil menyelamatkan diri. “Sumur yang terbakar itu merupakan sumur lama,” ujarnya.
Dia mengatakan, kebakaran yang terjadi di lokasi sumur tua itu cukup besar karena di sekitarnya banyak tersimpan lantung hasil penyulingan yang disimpan di bak penampungan. “Pemicu kebakaran belum diketahui. Tetapi, mungkin karena ada percikan api dari puntung rokok yang masih menyala yang dibuang sembarangan,” ujarnya.
Menurutnya, warga sekitar berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Selain itu, satu unit mobil pemadam kebakaran juga datang ke lokasi dan berusaha memadamkan api. Saat kebakaran terjadi, di sekitar lokasi kejadian sedang hujan deras. “Setelah beberapa jam, akhirnya kebakaran di sumur tua itu berhasil dipadamkan,” ujarnya.
Sebelumnya sumur minyak tua D02-Kedewan di kawasan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, juga mengalami semburan liar (blow out). Sumur minyak tua yang berada di tengah hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan itu menyemburkan minyak mentah bercampur lumpur, gas, dan air dengan ketinggian hingga 20 meter.
Saat itu sumur tua tersebut sedang dioperasikan sekelompok penambang tradisional lantaran baru selesai dibor oleh PT Cepu Sakti Energi (CSE) dan memasuki tahap percobaan. Sumur tua tersebut merupakan wilayah kerja pertambangan Pertamina Asset 4 Field Cepu.
Muhammad Roqib
Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Api menjalar dengan cepat lantaran di sekitar lokasi sumur tua banyak terdapat minyak mentah (lantung) dari kegiatan pengeboran minyak secara tradisional. Kepulan asap terlihat membubung tinggi di sekitar lokasi sumur tua W 43 yang berada di kawasan hutan dan perbukitan tersebut.
Menurut saksi mata warga Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Talei Sevi Eka Widitya, 25, kebakaran di lokasi kilang minyak W43 cukup besar. Api menjalar dengan cepat dan menimbulkan asap tebal yang membubung tinggi. “Kebakaran di lokasi sumur tua itu cukup besar dan berlangsung cepat,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu penambang minyak tradisional, Kaminto, 38, mengatakan, saat kebakaran, sumur itu sedang dioperasikan sekitar 40 penambang minyak tradisional. Akan tetapi, tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu. Semua penambang tradisional berhasil menyelamatkan diri. “Sumur yang terbakar itu merupakan sumur lama,” ujarnya.
Dia mengatakan, kebakaran yang terjadi di lokasi sumur tua itu cukup besar karena di sekitarnya banyak tersimpan lantung hasil penyulingan yang disimpan di bak penampungan. “Pemicu kebakaran belum diketahui. Tetapi, mungkin karena ada percikan api dari puntung rokok yang masih menyala yang dibuang sembarangan,” ujarnya.
Menurutnya, warga sekitar berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Selain itu, satu unit mobil pemadam kebakaran juga datang ke lokasi dan berusaha memadamkan api. Saat kebakaran terjadi, di sekitar lokasi kejadian sedang hujan deras. “Setelah beberapa jam, akhirnya kebakaran di sumur tua itu berhasil dipadamkan,” ujarnya.
Sebelumnya sumur minyak tua D02-Kedewan di kawasan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, juga mengalami semburan liar (blow out). Sumur minyak tua yang berada di tengah hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan itu menyemburkan minyak mentah bercampur lumpur, gas, dan air dengan ketinggian hingga 20 meter.
Saat itu sumur tua tersebut sedang dioperasikan sekelompok penambang tradisional lantaran baru selesai dibor oleh PT Cepu Sakti Energi (CSE) dan memasuki tahap percobaan. Sumur tua tersebut merupakan wilayah kerja pertambangan Pertamina Asset 4 Field Cepu.
Muhammad Roqib
(ftr)