Penutupan Energik Syaharani Membius Penonton
A
A
A
YOGYAKARTA - Musik jazz yang rancak, santai, nan menghibur, mengawali penampilan ESQI : EF (Syaharani and Queenfireworks) dalam penutupan Panggung Bang Bung Ngayogjazz 2014, Sabtu (22/11) malam.
Tampil dengan personel lengkap, grup musik jazz yang digawangi Syaharani (vocal), Donny Suhendra, Didit Saad, Trias Fajar Nugraha, Ilham, Christian, dan Andy Gomez Setiawan ini mampu membius ribuan penonton. Mereka tampil apik selama hampir 90 menit. Bahkan di akhir penampilan, penonton kompak meminta encore kepada grup musik yang sudah melahirkan tiga album itu.
Sedikitnya ada sembilan lagu yang dimainkan dalam kesempatan kali ini. Di antaranya lagu lama, Chick to Chic, Summer Time, Sayang Sayang Sayang, Selalu Ada Cinta, Morning Coffee, dan Arisan Hujan.
“Malam (22/11) ini adalah malam spesial buat aku, karena ESQI : EF tampil lengkap. Sembilan tahun kami jalan bersama baru buat tiga album. Terima kasih buat teman-teman karena sudah banyak support (mendukung), meskipun kami produksi (album secara) independent. Yang nggak ada di industri (musik Indonesia) tapi kami buat sendiri, seperti kegiatan budaya yang buat industri sendiri layaknya yang didesain oleh Brayut,” ucap Syaharani kepada audiens.
Tampil dengan energik dan komunikatif, srikandi kelahiran Batu, Malang, Jawa Timur itu juga tidak berhenti mengajak penonton bergoyang dan menyanyi bersama, sembari menikmati lantunan musik jazz yang segar. Dirinya berimprovisasi dan membuat irama lagu yang asyik dengan menggunakan kata-kata bebunyian tung tak tung jazz, yang kali ini menjadi tema utama Ngayogjazz 2014.
“Ayo check sound, tung tak tung jazz, ikuti musiknya tung tak tung jazz. Mantap, gila ya Yogyakarta ini, hari baik karena sekali-kalinya nggak hujan ya. Aku masih ingat tahun-tahun sebelumnya kita pakai jas hujan dan payung, bukan main. Terima kasih Ngayogjazz, teman-teman dari Yogyakarta, ada yang dari Sukabumi, Jakarta, dan semuanya Indonesia kumpul di Yogyakarta malam ini, ya,” katanya.
Perhelatan Ngayogjazz 2014 masih menjadi magnet bagi para penyuka musik jazz. Terbukti, lautan manusia membanjiri lima panggung utama yang tersedia di Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, venue utama event musik jazz tersebut.
Sebut saja panggung Bang Bung, yang sempat menampilkan performa ESQI : EF dan gitaris ternama Dewa Budjana yang kolaborasi bersama bassist Shadu Rasjidi, anak dari musikus jazz ternama Idang Rasjidi. “Makasih buat Mas Djaduk yang sudah membawa jazz ke desa-desa. Saya merasa sangat senang bisa main lagi di Yogyakarta,” ujar Budjana di sela-sela penampilannya dalam Ngayogjazz 2014, Sabtu (22/11).
Kemeriahan juga nampak terlihat dalam penutupan konser musik di Panggung Thang Thing. Yang saat itu menampilkan Balawan Trio. Selama hampir 45 menit, grup yang digawangi oleh I Wayan Balawan, Ketut Tarmadi, dan Dion Wardyono tersebut mampu memuaskan hasrat penyuka musik jazz.
Lima panggung utama yang disediakan, yakni Dang Dung, Thang Thing, Bang Bung, Ning Nong, dan Jrang Jreng, sedikitnya telah menampilkan puluhan musisi jazz dan kesenian ternama dalam maupun luar negeri.
Di antaranya, Mezcal Jazz Unit dari Prancis, Tuslah Quartet, ESQI : EF (Syaharani and Queenfireworks), Bintang Indrianto, Balawan Trio, Dewa Budjana Trio, Shadu Band, Gondo Trio, Van Java –bagian dari Indonesia Mahardika Project, Jay & Gatra Wardaya with Garmin, Miyoshi Masato, Groove ‘n Roll, Mahesa and Friends, Frau, Aljabar, YK Samarinda, Haryono and Friends, Orkes Keroncong Tresnawara (ISI Yogyakarta), dan Duo Bajo.
Tidak ketinggalan pula komunitas-komunitas jazz seperti Gubuk Jazz Pekanbaru, Pekalongan Jazz Society, Solo Jazz Society, Jazz Ngisor Ringin, Batam Jazz Forum, Jazz mBen Senen, Etawa Jazz, dan Jogja Blues Forum yang juga turut menyemarakkan Ngayogjazz 2014.
Siti Estuningsih
Tampil dengan personel lengkap, grup musik jazz yang digawangi Syaharani (vocal), Donny Suhendra, Didit Saad, Trias Fajar Nugraha, Ilham, Christian, dan Andy Gomez Setiawan ini mampu membius ribuan penonton. Mereka tampil apik selama hampir 90 menit. Bahkan di akhir penampilan, penonton kompak meminta encore kepada grup musik yang sudah melahirkan tiga album itu.
Sedikitnya ada sembilan lagu yang dimainkan dalam kesempatan kali ini. Di antaranya lagu lama, Chick to Chic, Summer Time, Sayang Sayang Sayang, Selalu Ada Cinta, Morning Coffee, dan Arisan Hujan.
“Malam (22/11) ini adalah malam spesial buat aku, karena ESQI : EF tampil lengkap. Sembilan tahun kami jalan bersama baru buat tiga album. Terima kasih buat teman-teman karena sudah banyak support (mendukung), meskipun kami produksi (album secara) independent. Yang nggak ada di industri (musik Indonesia) tapi kami buat sendiri, seperti kegiatan budaya yang buat industri sendiri layaknya yang didesain oleh Brayut,” ucap Syaharani kepada audiens.
Tampil dengan energik dan komunikatif, srikandi kelahiran Batu, Malang, Jawa Timur itu juga tidak berhenti mengajak penonton bergoyang dan menyanyi bersama, sembari menikmati lantunan musik jazz yang segar. Dirinya berimprovisasi dan membuat irama lagu yang asyik dengan menggunakan kata-kata bebunyian tung tak tung jazz, yang kali ini menjadi tema utama Ngayogjazz 2014.
“Ayo check sound, tung tak tung jazz, ikuti musiknya tung tak tung jazz. Mantap, gila ya Yogyakarta ini, hari baik karena sekali-kalinya nggak hujan ya. Aku masih ingat tahun-tahun sebelumnya kita pakai jas hujan dan payung, bukan main. Terima kasih Ngayogjazz, teman-teman dari Yogyakarta, ada yang dari Sukabumi, Jakarta, dan semuanya Indonesia kumpul di Yogyakarta malam ini, ya,” katanya.
Perhelatan Ngayogjazz 2014 masih menjadi magnet bagi para penyuka musik jazz. Terbukti, lautan manusia membanjiri lima panggung utama yang tersedia di Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, venue utama event musik jazz tersebut.
Sebut saja panggung Bang Bung, yang sempat menampilkan performa ESQI : EF dan gitaris ternama Dewa Budjana yang kolaborasi bersama bassist Shadu Rasjidi, anak dari musikus jazz ternama Idang Rasjidi. “Makasih buat Mas Djaduk yang sudah membawa jazz ke desa-desa. Saya merasa sangat senang bisa main lagi di Yogyakarta,” ujar Budjana di sela-sela penampilannya dalam Ngayogjazz 2014, Sabtu (22/11).
Kemeriahan juga nampak terlihat dalam penutupan konser musik di Panggung Thang Thing. Yang saat itu menampilkan Balawan Trio. Selama hampir 45 menit, grup yang digawangi oleh I Wayan Balawan, Ketut Tarmadi, dan Dion Wardyono tersebut mampu memuaskan hasrat penyuka musik jazz.
Lima panggung utama yang disediakan, yakni Dang Dung, Thang Thing, Bang Bung, Ning Nong, dan Jrang Jreng, sedikitnya telah menampilkan puluhan musisi jazz dan kesenian ternama dalam maupun luar negeri.
Di antaranya, Mezcal Jazz Unit dari Prancis, Tuslah Quartet, ESQI : EF (Syaharani and Queenfireworks), Bintang Indrianto, Balawan Trio, Dewa Budjana Trio, Shadu Band, Gondo Trio, Van Java –bagian dari Indonesia Mahardika Project, Jay & Gatra Wardaya with Garmin, Miyoshi Masato, Groove ‘n Roll, Mahesa and Friends, Frau, Aljabar, YK Samarinda, Haryono and Friends, Orkes Keroncong Tresnawara (ISI Yogyakarta), dan Duo Bajo.
Tidak ketinggalan pula komunitas-komunitas jazz seperti Gubuk Jazz Pekanbaru, Pekalongan Jazz Society, Solo Jazz Society, Jazz Ngisor Ringin, Batam Jazz Forum, Jazz mBen Senen, Etawa Jazz, dan Jogja Blues Forum yang juga turut menyemarakkan Ngayogjazz 2014.
Siti Estuningsih
(ftr)