Tol Belmera Jadi Sorotan
A
A
A
MEDAN - Ketidaknyamanan pengguna jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) menjadi sorotan para wakil rakyat di DPRD Sumatera Utara (Sumut).
Mulai dari persoalan permukaan aspal yang tidak rata, penerangan jalan yang minim, hingga rawan perampokan. Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Basyir, mengatakan, dari pantauannya serta pengaduan yang masuk ke-padanya, banyak ketidaknyamanan terjadi selama melintas di Tol Belmera.
Jalan tol yang harusnya bebas hambatan seakan-akan kehilangan fungsinya dalam memberikan kenyamanan bagi publik. Beberapa hal yang menjadi sorotan Basyir yaitu banyaknya aspal jalan yang tidak rata. Terutama ruas jalan bekas tempelan aspal terlalu banyak, sehingga bagi pengendara yang berkecepatan tinggi akan membahayakan.
Selain itu, banyak ruas jalan yang tidak ada lampu penerangan sehingga sangat gelap. Apalagi masih ada warga yang melintas menyeberang jalan di jalan tol. Menurutnya itu terjadi karena banyak pagar pembatas antara tol dengan pemukiman yang rusak, sehingga binatang pun kadang melintas di tengah jalan.
“Ini semua sangat membahayakan pengemudi yang sedang memacu kendaraannya. Namanya jalan bebas hambatan tentu banyak yang melaju kencang dan bisa berbahaya jika tiba-tiba ada gangguan,” kata anggota Dewan dari daerah pemilihan (dapil) Sumut VI itu saat rapat dengar pendapat dengan Komisi D dan PT Jasa Marga Cabang Belmera di gedung Dewan, Jalan Imam Bonjol, kemarin.
Anggota Fraksi Partai Demokrat, Sopar Siburian, juga menyampaikan keluhannya, dimana jalan tol tersebut rawan perampokan. Padahal, ada mobil patroli yang bersiaga di jalan tol tersebut. “Kenalan saya truknya dirampok di jalan tol. Syukurnya sekarang sudah diproses Polda Sumut dan pelakunya ditangkap. Ini artinya jalan tol itu sangat rawan,” ujarnya.
Sementara General Manager PT Jasa Marga Cabang Belmera, Raddy R Lukman, mengakui ada beberapa permasalahan dan kendala keamanan di sepanjang Tol Belmera yang telah mereka tabulasi. Sebagian di antaranya seperti yang diutarakan sejumlah anggota Dewan tersebut. Sejauh ini antisipasi mereka adalah melakukan sosialisasi di lingkungan pemukiman warga yang bersisipan dengan jalan tol dengan melibatkan kepolisian dan aparat Pemko Medan.
Lalu melakukan penertiban melalui patroli. Bagi yang kedapatan melanggar, langsung ditilang. Sedangkan untuk lampu penerangan mereka terkendala keterbatasan pasokan listrik dari PLN. Selain itu, kebijakan umumnya memang hanya menerangi jalan tol yang berada di daerah pemukiman seperti Tol Bandarselamat. Begitu pun mereka akan mencoba berupaya menambah lampu.
Untuk aspal jalan yang tidak rata dan bergelombang, pihaknya terus melakukan evaluasi kontraktor yang dianggap tidak bisa mengerjakan proyeknya dengan baik.
M rinaldi khair
Mulai dari persoalan permukaan aspal yang tidak rata, penerangan jalan yang minim, hingga rawan perampokan. Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Basyir, mengatakan, dari pantauannya serta pengaduan yang masuk ke-padanya, banyak ketidaknyamanan terjadi selama melintas di Tol Belmera.
Jalan tol yang harusnya bebas hambatan seakan-akan kehilangan fungsinya dalam memberikan kenyamanan bagi publik. Beberapa hal yang menjadi sorotan Basyir yaitu banyaknya aspal jalan yang tidak rata. Terutama ruas jalan bekas tempelan aspal terlalu banyak, sehingga bagi pengendara yang berkecepatan tinggi akan membahayakan.
Selain itu, banyak ruas jalan yang tidak ada lampu penerangan sehingga sangat gelap. Apalagi masih ada warga yang melintas menyeberang jalan di jalan tol. Menurutnya itu terjadi karena banyak pagar pembatas antara tol dengan pemukiman yang rusak, sehingga binatang pun kadang melintas di tengah jalan.
“Ini semua sangat membahayakan pengemudi yang sedang memacu kendaraannya. Namanya jalan bebas hambatan tentu banyak yang melaju kencang dan bisa berbahaya jika tiba-tiba ada gangguan,” kata anggota Dewan dari daerah pemilihan (dapil) Sumut VI itu saat rapat dengar pendapat dengan Komisi D dan PT Jasa Marga Cabang Belmera di gedung Dewan, Jalan Imam Bonjol, kemarin.
Anggota Fraksi Partai Demokrat, Sopar Siburian, juga menyampaikan keluhannya, dimana jalan tol tersebut rawan perampokan. Padahal, ada mobil patroli yang bersiaga di jalan tol tersebut. “Kenalan saya truknya dirampok di jalan tol. Syukurnya sekarang sudah diproses Polda Sumut dan pelakunya ditangkap. Ini artinya jalan tol itu sangat rawan,” ujarnya.
Sementara General Manager PT Jasa Marga Cabang Belmera, Raddy R Lukman, mengakui ada beberapa permasalahan dan kendala keamanan di sepanjang Tol Belmera yang telah mereka tabulasi. Sebagian di antaranya seperti yang diutarakan sejumlah anggota Dewan tersebut. Sejauh ini antisipasi mereka adalah melakukan sosialisasi di lingkungan pemukiman warga yang bersisipan dengan jalan tol dengan melibatkan kepolisian dan aparat Pemko Medan.
Lalu melakukan penertiban melalui patroli. Bagi yang kedapatan melanggar, langsung ditilang. Sedangkan untuk lampu penerangan mereka terkendala keterbatasan pasokan listrik dari PLN. Selain itu, kebijakan umumnya memang hanya menerangi jalan tol yang berada di daerah pemukiman seperti Tol Bandarselamat. Begitu pun mereka akan mencoba berupaya menambah lampu.
Untuk aspal jalan yang tidak rata dan bergelombang, pihaknya terus melakukan evaluasi kontraktor yang dianggap tidak bisa mengerjakan proyeknya dengan baik.
M rinaldi khair
(ars)