Semburkan Lumpur dan Gas, Sumur Eksplorasi Ditutup
A
A
A
MUSI BANYUASIN - Sumur eksplorasi batu bara di Desa Tenggaro, Kecamatan Keluang Muba, Musi Banyuasin, akhirnya ditutup. Setelah sebelumnya sempat mengeluarkan semburan lumpur bercampur gas yang dikhawatirkan dapat menyebabkan kebakaran.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Muba Zulfakar, melalui Kabid Pertambangan Umum Fery mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan tinjauan langsung ke lokasi sumur eksplorasi.
Dari tinjauan tersebut diketahui, semburan lumpur bercampur gas tersebut keluar saat pengerjaan telah selesai dilakukan, dimana kedalaman sumur eksplorasi mencapai 60 meter lebih.
“Setelah dilakukan eksplorasi, ternyata tidak ditemukan kandungan batu bara, akhirnya pencarian selesai dilakukan," ujar dia saat berbincang dengan wartawan, Kamis (6/11/2014).
Namun, saat hendak menyudahi pekerjaan pada Sabtu 1 November 2014, sekitar pukul 10.00 WIB, terdengar suara gemuruh dari dalam lubang sumur, dan tiba-tiba langsung mengeluarkan lumpur bercampur dengan gas.
“Saat lumpur dan gas keluar, proses pengangkatan pipa sedang dilakukan. Operator langsung mematikan mesin untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” terangnya.
Saat ini, lanjut Fery, lokasi semburan telah dipasangi pembatasan dan ditutup dengan menggunakan terpal. Pihaknya juga telah berkonsultasi dengan PT Baturona sebagai pihak yang melakukan eksplorasi terkait permasalahan ini.
“Perusahaan (PT Baturona) sudah berjanji menyiapkan peralatan untuk mengatasi semburan,” tegas dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya memastikan sumur eksplorasi tersebut akan ditutup seiring dengan semakin menghilangnya bau gas yang ada di lokasi.
“Kalau gas nya beracun atau tidak, kita tidak tahu. Tapi selama kita berada di lokasi bau gas memang menyengat, namun tidak menimbulkan masalah,” terang dia.
Sementara itu, pemilik lahan, Ardi mengatakan, untuk sementara waktu lahan miliknya tidak boleh didatangi lantaran masih adanya bau gas dan lokasipun dipagari. Di mana warga yang melihat hanya diperbolehkan dari jarak jauh.
“Kalau untuk eksplorasi PT Baturona sudah minta izin dengan saya, dan juga dengan Kepala Desa. Namun, saya tidak tahu kalau kejadiannya bakal begini, yang jelas saya berharap dapat diselesaikan secepat mungkin, karena kita khawatir terjadi kebakaran akibat gas,” tandas dia.
Sebelumnya, Humas PT Baturona Rizki, saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan eksploirasi sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. "Kegiatan itu sudah kita lakukan sesuai dengan SOP," tandas dia.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Muba Zulfakar, melalui Kabid Pertambangan Umum Fery mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan tinjauan langsung ke lokasi sumur eksplorasi.
Dari tinjauan tersebut diketahui, semburan lumpur bercampur gas tersebut keluar saat pengerjaan telah selesai dilakukan, dimana kedalaman sumur eksplorasi mencapai 60 meter lebih.
“Setelah dilakukan eksplorasi, ternyata tidak ditemukan kandungan batu bara, akhirnya pencarian selesai dilakukan," ujar dia saat berbincang dengan wartawan, Kamis (6/11/2014).
Namun, saat hendak menyudahi pekerjaan pada Sabtu 1 November 2014, sekitar pukul 10.00 WIB, terdengar suara gemuruh dari dalam lubang sumur, dan tiba-tiba langsung mengeluarkan lumpur bercampur dengan gas.
“Saat lumpur dan gas keluar, proses pengangkatan pipa sedang dilakukan. Operator langsung mematikan mesin untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” terangnya.
Saat ini, lanjut Fery, lokasi semburan telah dipasangi pembatasan dan ditutup dengan menggunakan terpal. Pihaknya juga telah berkonsultasi dengan PT Baturona sebagai pihak yang melakukan eksplorasi terkait permasalahan ini.
“Perusahaan (PT Baturona) sudah berjanji menyiapkan peralatan untuk mengatasi semburan,” tegas dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya memastikan sumur eksplorasi tersebut akan ditutup seiring dengan semakin menghilangnya bau gas yang ada di lokasi.
“Kalau gas nya beracun atau tidak, kita tidak tahu. Tapi selama kita berada di lokasi bau gas memang menyengat, namun tidak menimbulkan masalah,” terang dia.
Sementara itu, pemilik lahan, Ardi mengatakan, untuk sementara waktu lahan miliknya tidak boleh didatangi lantaran masih adanya bau gas dan lokasipun dipagari. Di mana warga yang melihat hanya diperbolehkan dari jarak jauh.
“Kalau untuk eksplorasi PT Baturona sudah minta izin dengan saya, dan juga dengan Kepala Desa. Namun, saya tidak tahu kalau kejadiannya bakal begini, yang jelas saya berharap dapat diselesaikan secepat mungkin, karena kita khawatir terjadi kebakaran akibat gas,” tandas dia.
Sebelumnya, Humas PT Baturona Rizki, saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan eksploirasi sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. "Kegiatan itu sudah kita lakukan sesuai dengan SOP," tandas dia.
(san)