Kopi Arabika Bandung Diminati karena Kualitasnya

Kamis, 06 November 2014 - 12:45 WIB
Kopi Arabika Bandung Diminati karena Kualitasnya
Kopi Arabika Bandung Diminati karena Kualitasnya
A A A
BANDUNG - Delapan belas produk kopi dari Kabupaten Bandung dipamerkan dalam acara “7 Wonder of Bandung District Coffee” kemarin.

Tak tanggung-tanggung, buyerdari berbagai negara seperti Korea, Taiwan, dan Maroko hadir melihat lebih de kat kualitas kopi yang di hasilkan para petani di kabupaten ini. Bertempat di kompleks perkan toran Kabupaten Bandung, Soreang, acara ini dimaksudkan memfasilitasi petani kopi di Kabupaten Bandung dengan sejumlah buyer.

Tak hanya itu, sejumlah juri internasional juga ikut melakukan penilaian pada festival yang telah dua kali digelar ini. Mereka dilibatkan untuk melihat kualitas kopi produksi para petani. Pengusaha yang juga penikmat kopi, Natanael Charis mengungkapkan, biji kopi dari Kabupaten Bandung sudah diakui dunia sebagai kopi berkualitas unggul. Pada festival kopi di Dublin, Irlandia beberapa waktu lalu, kopi asal Kabupaten Bandung bahkan mengalahkan kopi dari Afrika.

“Selama ini, kopi yang diakui berkualitas unggul berasal dari Afrika Selatan. Namun, kopi dari Kabupaten Bandung ternyata mendapatkan skor lebih tinggi pada festival kopi di Dublin,” katanya. Natanael menuturkan, kopi jenis arabika dari Kabupaten Bandung berkualitas tinggi lantaran dihasilkan dari dataran tinggi, 1.000 meter di atas permukaan laut. Tak hanya itu, pengolahan kopi mulai pemetikan, pemanasan, pengeringan, hingga penyajian dinilai sudah cukup baik.

“Tak heran para penikmat kopi tertarik membeli kopi asal Kabupaten Bandung. Agar menghasilkan rasa yang lebih nikmat, tinggal diperbaiki serangkaian prosesnya,” ungkapnya. Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan, acara festival kopi ini untuk memotivasi dan menjembatani petani kopi di Kabupaten Bandung agar berdaya saing. Menurut dia, keajaiban kopi asal Kabupaten Bandung terletak pada rasa dan aromanya. Bahkan ada rasa strowberi dan coklat.

“Daya saing harus dipertahankan, sekarang saatnya bergerak dari kualitas ke kuantitas,” ujarnya. Kehadiran sejumlah buyer dari mancanegara dalam event itu pun, dikatakan Dadang, dapat membuka peluang ekspor kopi. Apalagi eksportir luar negeri dapat langsung melakukan penawaran. Untuk men-supportproduktivitas, Pemkab juga telah membangun infrastruktur sampai ke daerah perkebunan.

“Dengan demikian akses pengiriman hasil produksi kopi dapat lebih lancar. Eventini juga akan menjadi agenda tahunan,” tuturnya. Diakui dia, permasalahan yang saat ini mesti dihadapi adalah masih rendahnya produksi kopi di kawasan ini. Sementara, permintaan impor dari berbagai daerah terus naik. Untuk itu, Pemkab Bandung telah bekerjasama dengan Perhutani dan PTPN VIII meningkatkan produktivitasnya.

“Saat ini, kopi arabika dari Kabupaten Bandung telah dikirimkan ke berbagai negara seperti Amerika, Korea Selatan, Australia, Maroko, Singapura hingga Jerman,” tuturnya. Salah seorang petani kopi asal Desa Margajaya, Kecamatan Pangalengan, Agung Budiono, 30, menyambut baik festival kopi ini. Kegiatan tersebut memberi peluang petani bertemu dengan calon pembeli dari belahan dunia.

Menurut dia, harga kopi saat ini masih fluktuatif, bergantung pada pasar dunia. Terakhir, harga kopi jenis arabika sekitar Rp120.000/kg. “Sering kali harga tersebut tidak tercapai karena adanya tawar menawar dengan calon pembeli. Kalau pemerintah bisa menetapkan harga kopi, tentu para petani kopi akan sangat terbantu,” katanya.

Dila Nashear
Kota Bandung
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0611 seconds (0.1#10.140)