Konsumsi Tempe Mendoan, Satu Keluarga Keracunan

Selasa, 04 November 2014 - 22:45 WIB
Konsumsi Tempe Mendoan, Satu Keluarga Keracunan
Konsumsi Tempe Mendoan, Satu Keluarga Keracunan
A A A
KULONPROGO - Satu keluarga yang terdiri dari seorang ibu dan tiga orang anaknya mengalami keracunan makanan diduga berasal dari tempe mendoan.

Akibatnya, keluarga yang tinggal di Pedukuhan Tirto, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kulonprogo ini terpaksa dilarikan ke RSUD Wates.

Hingga Selasa malam (4/11/2014) dua anaknya masih menjalani perawatan intensif di Unit Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Wates.

Kasus keracunan ini menimpa keluarga Rubini (36) dan ketiga putrinya Septini (12); Vita Sari (8) serta Novi Astuti (6).

Informasi yang berkembang pada Senin sore, 3 November 2014, Rubini menggoreng tempe mendoan.

Tepung yang dipakai merupakan pemberian salah satu tetangga. Saat dikonsumsi, mereka ini tidak banyak merasakan dampak.

Namun selepas magrib keluarga ini pergi menonton televisi di rumah tetangganya. Sejak saat itulah para korban merasa kesemutan dan pusing.

Merasa ada yang tidak beres keluarga ini pulang untuk minum air kelapa yang diyakini bisa menetralisir racun.

Merasa kondisinya membaik, keluarga inipun kembali bermain ke tempat tetangganya. Namun disana Rubini muntah-muntah.

Sedangkan ketiga anaknya kejang-kejang dan mengeluh pusing. "Oleh warga mereka dibawa ke rumah sakit," ujar Partini salah seorang tetangga korban.

Ketika sampai di RSUD Wates, kondisi korban sangat lemas. Oleh tenaga medis langsung diberikan perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Kuat dugaan, material tepung yang dipakai yang menyebabkan keracunan. Sebelumnya, oleh pemberi sempat dikatakan kalau tepungnya sudah lama. Namun telah disaring sebelum diberikan.

"Usai digoreng sebenarnya warnanya sudah hitam," jelas Ranti, putri sulung Rubini.
Selama ini, kata Ranti, ibunya tinggal bersama ketiga adiknya.

Sedangkan dia dan adiknya yang nomor dua, Rasemi, sudah berkeluarga dan tinggal di rumah sendiri. Sedangkan ayahnya, Lamun Suharjo, bekerja di perkebunan kelapa sawit di Sumatera."Semuanya masih dirawat intensif," ujarnya.

Hingga kini, kondisi Rubini sudah membaik dan dipindahkan ke ruang perawatan di Bangsal Edelweis. Sedangkan Septini, Vita Sari, dan Novi Astuti dirawat di ruang ICU.

Direktur RSUD Wates, dr Lies Indriyati mengatakan, berdasarkan ciri-ciri yang dialami, para korban memang diduga mengalami keracunan.

"Dugaan memang keracunan, tetapi pastinya menunggu hasil lab," jelas Lies.
Tim Medis, kata dia, telah melakukan penanganan semaksimal mungkin terhadap keempat korban agar segera membaik.

Dokter juga akan terus melakukan pemantauan intensif kondisi para korban. Termasuk bantuan alat bantu pernafasan dan ventilator masih dipasang.

Korban yang paling kecil, Novi Astuti, sempat direncanakan dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.Tetapi ternyata semua ruang ICU-nya penuh.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6019 seconds (0.1#10.140)