Jadi Wadah Guru Seni serta Ajang Saling Kenal Budaya
A
A
A
YOGYAKARTA - Lenggak-lenggok tubuh para penari, baik dari Indonesia maupun luar negeri membuka Festival Seni Internasional (FSI) 2014 di Lapangan P4TK Seni dan Budaya DIY. Festival seni dua tahunan ini merupakan wadah bagi guru Seni Budaya Indonesia untuk mempertontonkan kebolehan dan karya cipta seni mereka.
Seniman dari 14 negara telah mengonfirmasi kehadirannya untuk ikut memeriahkan FSI 2014. Negaranegara tersebut yakni Rumania, Hongaria, Polandia, Timor Leste, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Republik Ceko, Filipina, Jerman, Brasil, Inggris, dan Prancis.”Kegiatan ini sebagai upaya kami memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya bagi para pendidik, khususnya guru seni budaya.
Kegiatan ini juga ingin menunjukkan pada masyarakat luas bahwa di antara kesibukan para guru ini, mereka masih bisa menghasilkan kreativitas,” ujar Kepala P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta, Salamun. Dikatakan Salamun, FSI 2014 juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas kompetensi para guru seni budaya sehingga mampu saling memotivasi sesama mereka untuk mau berkompetisi secara produktif.
P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta pun akan memberikan penghargaan bagi para guru yang mampu menghasilkan karya seni terbaik.FSI 2014 yang diselenggarakan 3–7 November 2014 di P4TK Seni dan Budaya DIY ini mengusung tema Art in Education and Environment. Melalui kegiatan lima hari tersebut masyarakat akan diajak belajar akan karakter dan cinta lingkungan.
”Kita tahu bersama, pendidikan karakter di masa sekarang dianggap telah luntur, begitu pula dengan makin rusaknya lingkungan kita. Karenanya, melalui seni kami ingin mencoba memberikan pengalaman bagi masyarakat, bahwa sebenarnya seni mampu menyediakan solusi bagi kita untuk mengatasi kedua persoalan tersebut,” ujar Ketua Umum FSI 2014, Cahya Yuana.
Kepada wartawan, Cahya menuturkan, upaya pembelajaran melalui seni tersebut pun diwujudkan menjadi berbagai kegiatan dalam FSI 2014. Beberapa di antaranya ialah pentas karya seniman luar negeri, pentas karya guru seni budaya dan pertunjukan, visual art, lomba kreativitas anak, dan sebagainya.
Sementara itu, salah satu mahasiswa Beasiswa Darmasiswa asal Republik Ceko, Catherine, mengungkapkan kegembiraannya bisa turut serta memeriahkan dan menghadiri FSI 2014. Baginya, FSI merupakan kesempatan yang baik untuk seniman Indonesia maupun dirinya merepresentasikan seni dan budaya negara masing-masing.
”Saya sangat senang bisa ikut menikmati dan melihat langsung seni dan budaya asal Indonesia yang sangat bagusbagus. Saya juga merasa diberi kesempatan baik untuk menunjukkan kesenian dari negara saya sendiri, yang kemudian dicampur dengan budaya Indonesia,” ucapnya.
Beberapa pentas kolaborasi seni budaya memang telah dijadwalkan seperti tarian kolaborasi Indonesia, Filipina, Polandia, Jerman, dan Brasil. Ada pula musikalisasi puisi Brunei Darussalam dan Indonesia, pertunjukan duet gitaris Indonesia dan Hungaria, kolaborasi tari guru Seni Budaya Indonesia dan Malaysia, serta teater boneka Prancis, Rumania, Republik Ceko, dan Inggris.
Ratih Keswara
Seniman dari 14 negara telah mengonfirmasi kehadirannya untuk ikut memeriahkan FSI 2014. Negaranegara tersebut yakni Rumania, Hongaria, Polandia, Timor Leste, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Republik Ceko, Filipina, Jerman, Brasil, Inggris, dan Prancis.”Kegiatan ini sebagai upaya kami memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya bagi para pendidik, khususnya guru seni budaya.
Kegiatan ini juga ingin menunjukkan pada masyarakat luas bahwa di antara kesibukan para guru ini, mereka masih bisa menghasilkan kreativitas,” ujar Kepala P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta, Salamun. Dikatakan Salamun, FSI 2014 juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas kompetensi para guru seni budaya sehingga mampu saling memotivasi sesama mereka untuk mau berkompetisi secara produktif.
P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta pun akan memberikan penghargaan bagi para guru yang mampu menghasilkan karya seni terbaik.FSI 2014 yang diselenggarakan 3–7 November 2014 di P4TK Seni dan Budaya DIY ini mengusung tema Art in Education and Environment. Melalui kegiatan lima hari tersebut masyarakat akan diajak belajar akan karakter dan cinta lingkungan.
”Kita tahu bersama, pendidikan karakter di masa sekarang dianggap telah luntur, begitu pula dengan makin rusaknya lingkungan kita. Karenanya, melalui seni kami ingin mencoba memberikan pengalaman bagi masyarakat, bahwa sebenarnya seni mampu menyediakan solusi bagi kita untuk mengatasi kedua persoalan tersebut,” ujar Ketua Umum FSI 2014, Cahya Yuana.
Kepada wartawan, Cahya menuturkan, upaya pembelajaran melalui seni tersebut pun diwujudkan menjadi berbagai kegiatan dalam FSI 2014. Beberapa di antaranya ialah pentas karya seniman luar negeri, pentas karya guru seni budaya dan pertunjukan, visual art, lomba kreativitas anak, dan sebagainya.
Sementara itu, salah satu mahasiswa Beasiswa Darmasiswa asal Republik Ceko, Catherine, mengungkapkan kegembiraannya bisa turut serta memeriahkan dan menghadiri FSI 2014. Baginya, FSI merupakan kesempatan yang baik untuk seniman Indonesia maupun dirinya merepresentasikan seni dan budaya negara masing-masing.
”Saya sangat senang bisa ikut menikmati dan melihat langsung seni dan budaya asal Indonesia yang sangat bagusbagus. Saya juga merasa diberi kesempatan baik untuk menunjukkan kesenian dari negara saya sendiri, yang kemudian dicampur dengan budaya Indonesia,” ucapnya.
Beberapa pentas kolaborasi seni budaya memang telah dijadwalkan seperti tarian kolaborasi Indonesia, Filipina, Polandia, Jerman, dan Brasil. Ada pula musikalisasi puisi Brunei Darussalam dan Indonesia, pertunjukan duet gitaris Indonesia dan Hungaria, kolaborasi tari guru Seni Budaya Indonesia dan Malaysia, serta teater boneka Prancis, Rumania, Republik Ceko, dan Inggris.
Ratih Keswara
(ftr)