Bupati Soekirman Sebar 1.000 Bibit Pandan
A
A
A
PANTAI CERMIN - Pengrajin tikar anyaman pandan di Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) sekarang ini kesulitan mendapat bahan baku. Penyebabnya, pohon pandan yang dulunya tumbuh subur, kini sudah begitu langka.
Di sisi lain, produksi tikar anyaman pandan harus terus berjalan. Kini, para perajin yang tersebar di Kecamatan Perbaungan - Pantai Cermin sekitarnya harus mengandalkan pasokan pandan dari luar daerah.
Mengatasi masalah itu, Bupati Soekirman menanam pohon pandan. Bibit pandan itu disebar ke 1.000 titik di Desa Besar 2 Terjun, Kwala Lama, Pantai Cermin Kiri, Pantai Cermin Kanan, Sei Nagalawan, dan Lubuk Bayas di Kecamatan Pantai Cermin, akhir pekan lalu.
Dalam penanaman pohon pandan itu, Soekirman bersama Ketua TP PKK, Marliah Soekirman, mengajak juga Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun), Aliudin; dan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Perindagsar), Rifai Bakri Tanjung.
“Sekarang pandan sudah sangat jarang kita dapatkan di sini. Makanya bibit ini kita tanam agar pandan-pandan ini dapat menjadi sumber penghidupan, terutama para perajin tikar,” ungkap Soekirman di sela- sela aksi penanaman pohon pandan, Jumat (31/10).
Tak dipungkirinya, ketiadaan pandan menjadi kendala serius bukan hanya bagi para perajin tikar, namun juga mengganjal upaya pemkab untuk meningkatkan perekonomian warga, khususnya mereka yang memproduksi tikar pandan. "Usaha tikar ini adalah salah satu industri rumah tangga warga Sergai, yang sudah dilakoni turun-temurun. Jadinya, penanaman pohon pandan ini begitu penting," ungkap Soekirman.
Dia pun optimistis, upaya penanaman pandan tersebut tidak akan sulit. Sebab, banyak warga yang mendukungnya mengingat nilai ekonomis pohon tersebut. Apalagi dulunya pandan memang tanaman yang banyak ditemui di pesisir laut hingga daerah pegunungan.
Kondisi itu pun diakui Sulaimansyah, Kepala Desa Besar 2 Terjun. Padahal, tikar pandan adalah kerajinan yang memang dikenal sejak lama oleh warga sekitar, dan menjadi tambahan penghasilan mereka.
Sulaimansyah pun berharap pohon pandan yang ditanam Bupati Soekirman ini dapat tumbuh subur, sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga desanya kembali, serta menurunkan tingkat kemiskinan di desa ini. Rencana ke depannya, pandan-pandan itu akan dikembangkan di sepanjang bantaran Sungai Ular hingga muara di perairan Selat Malaka.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindagsar, Rifai Bakri Tanjung, menyebutkan, akan terus menindaklanjuti usaha industri rumah tangga dengan memberikan pelatihan di bidang penganyaman tikar pandan bagi perempuan.
"Sekarang ini Perindagsar tengah menggelar pelatihan dengan target 100 peserta dari kalangan perempuan. Salah satu yang diagendakan adalah pelatihan mengkreasikan pandan menjadi barang kebutuhan lain, selain tikar pandan," katanya. Harapannya, pelatihan ini menambah kemampuan para perajin untuk lebih berkreasi lagi.
Erdian Wirajaya
Di sisi lain, produksi tikar anyaman pandan harus terus berjalan. Kini, para perajin yang tersebar di Kecamatan Perbaungan - Pantai Cermin sekitarnya harus mengandalkan pasokan pandan dari luar daerah.
Mengatasi masalah itu, Bupati Soekirman menanam pohon pandan. Bibit pandan itu disebar ke 1.000 titik di Desa Besar 2 Terjun, Kwala Lama, Pantai Cermin Kiri, Pantai Cermin Kanan, Sei Nagalawan, dan Lubuk Bayas di Kecamatan Pantai Cermin, akhir pekan lalu.
Dalam penanaman pohon pandan itu, Soekirman bersama Ketua TP PKK, Marliah Soekirman, mengajak juga Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun), Aliudin; dan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Perindagsar), Rifai Bakri Tanjung.
“Sekarang pandan sudah sangat jarang kita dapatkan di sini. Makanya bibit ini kita tanam agar pandan-pandan ini dapat menjadi sumber penghidupan, terutama para perajin tikar,” ungkap Soekirman di sela- sela aksi penanaman pohon pandan, Jumat (31/10).
Tak dipungkirinya, ketiadaan pandan menjadi kendala serius bukan hanya bagi para perajin tikar, namun juga mengganjal upaya pemkab untuk meningkatkan perekonomian warga, khususnya mereka yang memproduksi tikar pandan. "Usaha tikar ini adalah salah satu industri rumah tangga warga Sergai, yang sudah dilakoni turun-temurun. Jadinya, penanaman pohon pandan ini begitu penting," ungkap Soekirman.
Dia pun optimistis, upaya penanaman pandan tersebut tidak akan sulit. Sebab, banyak warga yang mendukungnya mengingat nilai ekonomis pohon tersebut. Apalagi dulunya pandan memang tanaman yang banyak ditemui di pesisir laut hingga daerah pegunungan.
Kondisi itu pun diakui Sulaimansyah, Kepala Desa Besar 2 Terjun. Padahal, tikar pandan adalah kerajinan yang memang dikenal sejak lama oleh warga sekitar, dan menjadi tambahan penghasilan mereka.
Sulaimansyah pun berharap pohon pandan yang ditanam Bupati Soekirman ini dapat tumbuh subur, sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga desanya kembali, serta menurunkan tingkat kemiskinan di desa ini. Rencana ke depannya, pandan-pandan itu akan dikembangkan di sepanjang bantaran Sungai Ular hingga muara di perairan Selat Malaka.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindagsar, Rifai Bakri Tanjung, menyebutkan, akan terus menindaklanjuti usaha industri rumah tangga dengan memberikan pelatihan di bidang penganyaman tikar pandan bagi perempuan.
"Sekarang ini Perindagsar tengah menggelar pelatihan dengan target 100 peserta dari kalangan perempuan. Salah satu yang diagendakan adalah pelatihan mengkreasikan pandan menjadi barang kebutuhan lain, selain tikar pandan," katanya. Harapannya, pelatihan ini menambah kemampuan para perajin untuk lebih berkreasi lagi.
Erdian Wirajaya
(ftr)