Menikmati Pesona Anggrek
A
A
A
BANDUNG - ADA 26.000 jenis anggrek di dunia, dan 6.000 di antaranya tumbuh subur di Indonesia. Bagi sebagian orang, melihat-lihat bunga anggrek bisa menjadi wisata menyenangkan yang tak bisa digantikan dengan jalan-jalan ke Bali sekalipun.
Di Kota Bandung tepatnya Jalan Cilaki, Anda bisa menemukan ratusan jenis anggrek untuk dilihat dan dibeli. Namanya Taman Kandaga Puspa. Di sana, berbagai jenis anggrek langka bahkan yang hampir punah bisa dilihat.
Dimulai dari anggrek hutan sampai yang tumbuh di tebing terjal pun ada. Salah satu contohnya anggrek macan (grammatophyllum scriptum) yang tumbuh di tebing di kawasan Cianjur. Begitu memasuki gerbang taman Kandaga Puspa, mata pengunjung akan langsung dimanjakan oleh deretan anggrek, yang sebagian di antaranya sudah mulai berbunga. Tidak hanya yang ditanam di bawah, ketika mendongakkan kepala, banyak anggrek menggantung dalam pot kecil yang menyejukkan mata.
Saat menelusuri taman, pengunjung tidak perlu khawatir sulit mencari tempat duduk untuk istirahat. Sebab, dalam setiap sekitar lima meter, terdapat bangku yang bisa dijadikan sebagai tempat istirahat, sambil tetap bisa menikmati keindahan anggrek yang memenuhi setiap sudut di taman itu. Memasuki musim hujan pada September-Oktober- November adalah waktu ketika ratusan tanaman anggrek mulai berbunga. Tak hanya kelopak bunganya, harumnya yang sangat khas pun keluar sehingga membuat pengunjung betah berlama-lama berada di sana.
“Kalau sudah berbunga dari jauh pun kita bisa mencium harumnya. Uniknya, harumnya itu berbeda-beda untuk masing-masing jenis anggrek ini,” kata pengelola Kandaga Puspa Nasrul Hakim kepada KORAN SINDO. Di Kandaga Puspa sendiri terdapat sekitar 500 jenis anggrek yang berasal dari Kalimantan, Sulawesi, dan daerah lain. “Pada hakikatnya anggrek itu kan tumbuh di alam liar. Bisa dikatakan anggrek itu bunga liar yang kemudian dibudidayakan,” jelas dia.
Jangan salah, Kandaga Puspa sudah sohor sampai ke mana-mana. Setiap akhir pekan, taman ini ramai orang dari berbagai daerah. Per hari rata-rata 150 tamu, tapi melonjak akhir pekan sekitar 300-400 pengunjung.”Kami memang menyediakan buku daftar kunjungan di pintu gerbang. Pengunjung paling banyak anak sekolah dan mahasiswa,” kata Ariep Ramdhan pengelola Kandaga Puspa yang lain. Salah satu pengunjung yang tertangkap mata sedang meilihat-lihat adalah Lia Rahmawati, 35, dari Cibiru. Dia datang ke Kandaga untuk belajar anggrek.
“Itung-itung referensi saja. Saya mulai senang dengan bunga anggrek tapi masih bingung dengan jenis-jenisnya dan gimanacara merawatnya. Makanya, melihat-lihat dulu sekalian tanya-tanya ke pengelolanya,” ucap Lia. Setelah puas menikmati keanggunan anggrek, pengunjung bisa membawa pulang tapi tentu saja dengan cara membelinya. Harganya paling murah Rp90.000 dan paling mahal sampai puluhan juta rupiah.
Inin nastain
Di Kota Bandung tepatnya Jalan Cilaki, Anda bisa menemukan ratusan jenis anggrek untuk dilihat dan dibeli. Namanya Taman Kandaga Puspa. Di sana, berbagai jenis anggrek langka bahkan yang hampir punah bisa dilihat.
Dimulai dari anggrek hutan sampai yang tumbuh di tebing terjal pun ada. Salah satu contohnya anggrek macan (grammatophyllum scriptum) yang tumbuh di tebing di kawasan Cianjur. Begitu memasuki gerbang taman Kandaga Puspa, mata pengunjung akan langsung dimanjakan oleh deretan anggrek, yang sebagian di antaranya sudah mulai berbunga. Tidak hanya yang ditanam di bawah, ketika mendongakkan kepala, banyak anggrek menggantung dalam pot kecil yang menyejukkan mata.
Saat menelusuri taman, pengunjung tidak perlu khawatir sulit mencari tempat duduk untuk istirahat. Sebab, dalam setiap sekitar lima meter, terdapat bangku yang bisa dijadikan sebagai tempat istirahat, sambil tetap bisa menikmati keindahan anggrek yang memenuhi setiap sudut di taman itu. Memasuki musim hujan pada September-Oktober- November adalah waktu ketika ratusan tanaman anggrek mulai berbunga. Tak hanya kelopak bunganya, harumnya yang sangat khas pun keluar sehingga membuat pengunjung betah berlama-lama berada di sana.
“Kalau sudah berbunga dari jauh pun kita bisa mencium harumnya. Uniknya, harumnya itu berbeda-beda untuk masing-masing jenis anggrek ini,” kata pengelola Kandaga Puspa Nasrul Hakim kepada KORAN SINDO. Di Kandaga Puspa sendiri terdapat sekitar 500 jenis anggrek yang berasal dari Kalimantan, Sulawesi, dan daerah lain. “Pada hakikatnya anggrek itu kan tumbuh di alam liar. Bisa dikatakan anggrek itu bunga liar yang kemudian dibudidayakan,” jelas dia.
Jangan salah, Kandaga Puspa sudah sohor sampai ke mana-mana. Setiap akhir pekan, taman ini ramai orang dari berbagai daerah. Per hari rata-rata 150 tamu, tapi melonjak akhir pekan sekitar 300-400 pengunjung.”Kami memang menyediakan buku daftar kunjungan di pintu gerbang. Pengunjung paling banyak anak sekolah dan mahasiswa,” kata Ariep Ramdhan pengelola Kandaga Puspa yang lain. Salah satu pengunjung yang tertangkap mata sedang meilihat-lihat adalah Lia Rahmawati, 35, dari Cibiru. Dia datang ke Kandaga untuk belajar anggrek.
“Itung-itung referensi saja. Saya mulai senang dengan bunga anggrek tapi masih bingung dengan jenis-jenisnya dan gimanacara merawatnya. Makanya, melihat-lihat dulu sekalian tanya-tanya ke pengelolanya,” ucap Lia. Setelah puas menikmati keanggunan anggrek, pengunjung bisa membawa pulang tapi tentu saja dengan cara membelinya. Harganya paling murah Rp90.000 dan paling mahal sampai puluhan juta rupiah.
Inin nastain
(ars)