Infrastruktur Jalan di Jombang Buruk
A
A
A
JOMBANG - Pemkab Jombang sepertinya kurang serius dalam membenahi infrastruktur jalan raya. Buktinya, masih banyak kondisi jalan yang rusak berat di sejumlah kecamatan di wilayah utara Sungai Brantas.
Tidak hanya itu, kondisi jalan rusak juga banyak ditemui di wilayah Kecamatan Selatan Sungai Brantas. Salah satu kondisi jalan yang rusak parah terjadi di sepanjang jalan Desa Curah Malang dan Segodorejo, Kecamatan Sumobito. Titik kerusakan terparah hampir terjadi di sepanjang 1 km menuju Kecamatan Kesamben. Untuk sekadar melintas, pengguna jalan dituntut ekstra hati-hati. Jika tidak, mereka yang mengendarai sepeda motor maupun sepeda angin berpotensi menjadi korban kecelakaan.
Syaiful Arief, salah satu pengguna jalan yang setiap hari melintas di jalur ini, mengatakan, sudah hampir setahun lebih kondisi jalan ini rusak. Tingkat kerusakan yang terjadi cukup variatif. Dari sekadar aspal jalan mengelupas, kubangan, sampai material bebatuan berantakan. Bahkan, kubangan jalan akibat rusak diperkirakan mencapai diameter antara 5–10 meter.
Kondisi jalan yang rusak parah itu menyulitkan pengguna jalan saat melintas. Bahkan, kata dia, saking sulitnya mencari jalan mulus, pengguna jalan terpaksa melintas dengan merasakan jalan tidak beraspal. ”Yang berbahaya itu pada malam hari. Selain jalannya tidak bisa dipilih, penerangan di sini sangat terbatas, gelap gulita,” ujarnya kemarin.
Senada juga disampaikan Muhammad Ali. Petani asal desa setempat ini mengaku, masyarakat sudah lama menunggu proses perbaikan jalan antarkecamatan oleh Pemkab Jombang. Apalagi, saat ini menjelang musim hujan. Dipastikan lubang-lubang tersebut berisi air hujan sehingga tidak terlihat jika malam hari. ”Kalau hujan, pasti tidak kelihatan dan berbahaya bagi pengendara sepeda motor,” katanya.
Karena itu, lanjut Ali, bila pemerintah setempat tidak segera melakukan perbaikan, dikhawatirkan potensi kecelakaan semakin tinggi. ”Belakangan sudah sering terjadi kecelakaan. Apalagi, ini merupakan jalan alternatif yang ramai dilintasi pengendara. Maka itu, kami berharap jangan sampai ada korban jiwa akibat jalan rusak ini,” pungkasnya.
Selain di wilayah Kecamatan Sumobito, hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Jombang kondisinya rusak parah. Seperti di Kecamatan Jogoroto. Di kecamatan ini, ada sekitar 13 km jalan antarkecamatan yang mengalami kondisi serupa. ”Yang paling parah di jalan yang menghubungkan Kecamatan Peterongan dan Jogoroto. Kondisi jalannya bergelombang dan aspalnya mengelupas,” sambung Raharjo, 25, warga setempat.
Dia menambahkan, kondisi jalan rusak di daerahnya itu hingga saat ini belum diperbaiki, meskipun di jalan antarkecamatan itu sudah banyak korban kecelakaan akibat kondisi jalan yang rusak. ”Dari dulu hanya tambal sulam, tidak pernah di aspal ulang. Jadi begini hasilnya bergelombang sehingga berbahaya bagi pengguna jalan,” katanya.
Tritus Julan
Tidak hanya itu, kondisi jalan rusak juga banyak ditemui di wilayah Kecamatan Selatan Sungai Brantas. Salah satu kondisi jalan yang rusak parah terjadi di sepanjang jalan Desa Curah Malang dan Segodorejo, Kecamatan Sumobito. Titik kerusakan terparah hampir terjadi di sepanjang 1 km menuju Kecamatan Kesamben. Untuk sekadar melintas, pengguna jalan dituntut ekstra hati-hati. Jika tidak, mereka yang mengendarai sepeda motor maupun sepeda angin berpotensi menjadi korban kecelakaan.
Syaiful Arief, salah satu pengguna jalan yang setiap hari melintas di jalur ini, mengatakan, sudah hampir setahun lebih kondisi jalan ini rusak. Tingkat kerusakan yang terjadi cukup variatif. Dari sekadar aspal jalan mengelupas, kubangan, sampai material bebatuan berantakan. Bahkan, kubangan jalan akibat rusak diperkirakan mencapai diameter antara 5–10 meter.
Kondisi jalan yang rusak parah itu menyulitkan pengguna jalan saat melintas. Bahkan, kata dia, saking sulitnya mencari jalan mulus, pengguna jalan terpaksa melintas dengan merasakan jalan tidak beraspal. ”Yang berbahaya itu pada malam hari. Selain jalannya tidak bisa dipilih, penerangan di sini sangat terbatas, gelap gulita,” ujarnya kemarin.
Senada juga disampaikan Muhammad Ali. Petani asal desa setempat ini mengaku, masyarakat sudah lama menunggu proses perbaikan jalan antarkecamatan oleh Pemkab Jombang. Apalagi, saat ini menjelang musim hujan. Dipastikan lubang-lubang tersebut berisi air hujan sehingga tidak terlihat jika malam hari. ”Kalau hujan, pasti tidak kelihatan dan berbahaya bagi pengendara sepeda motor,” katanya.
Karena itu, lanjut Ali, bila pemerintah setempat tidak segera melakukan perbaikan, dikhawatirkan potensi kecelakaan semakin tinggi. ”Belakangan sudah sering terjadi kecelakaan. Apalagi, ini merupakan jalan alternatif yang ramai dilintasi pengendara. Maka itu, kami berharap jangan sampai ada korban jiwa akibat jalan rusak ini,” pungkasnya.
Selain di wilayah Kecamatan Sumobito, hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Jombang kondisinya rusak parah. Seperti di Kecamatan Jogoroto. Di kecamatan ini, ada sekitar 13 km jalan antarkecamatan yang mengalami kondisi serupa. ”Yang paling parah di jalan yang menghubungkan Kecamatan Peterongan dan Jogoroto. Kondisi jalannya bergelombang dan aspalnya mengelupas,” sambung Raharjo, 25, warga setempat.
Dia menambahkan, kondisi jalan rusak di daerahnya itu hingga saat ini belum diperbaiki, meskipun di jalan antarkecamatan itu sudah banyak korban kecelakaan akibat kondisi jalan yang rusak. ”Dari dulu hanya tambal sulam, tidak pernah di aspal ulang. Jadi begini hasilnya bergelombang sehingga berbahaya bagi pengguna jalan,” katanya.
Tritus Julan
(ftr)