Siap Jadi Basis Nasional
A
A
A
PAMEKASAN - Kabupaten Pamekasan serius menjadi tumpuan tembakau secara nasional. Pamekasan menyiapkan lahan seluas 32.000 hektare (ha) untuk menanam tembakau berkualitas.
Lahan petani yang dialokasikan menanam tembakau bakal menjadi lokasi yang berkualitas. Meski demikian, lahan khusus yang akan dijadikan sebagai basis tembakau bakal dikurangi dari 32.000 ha menjadi 27.000 ha.
”Luas area untuk tembakau yang produktif dan berkualitas kemungkinan berkurang menjadi 27.000 ha. Itu sudah mencukupi kebutuhan pabrik rokok secara nasional,” kata Kabid Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pamekasan Suharto di sela-sela peringatan Hari Petani Tembakau Sedunia di Pendopo Kabupaten Pamekasan kemarin.
Hingga kini, ujar Suharto, pemesanan tembakau dari pabrik cukup besar. Rata-rata pemesannya mencapai 20.000 ton/bulan. Tembakau ini akan dipakai untuk pembuatan rokok keretek di Indonesia, bahkan diekspor ke luar negeri.
Ketertarikan pemerintah menjadikan Pamekasan sebagai basis tembakau nasional karena kualitas tembakau yang dimiliki berbeda dengan daerah lain. Tembakau Pamekasan memiliki semi aromatik yang menjadikan pengguna tertarik. ”Makanya, kami akan jaga kualitas secara serius,” ujar dia.
Bupati Pamekasan Ahmad Syafei Yasin mengatakan, Pemerintah Pamekasan serius mendidik petani dalam bercocok tanam tembakau. Sebab, tembakau telah menjadi sumber penghidupan yang terbanyak bagi masyarakatnya.
”Penghasilan terbesar dari tembakau, ada sekitar 80% warga Pamekasan menggantungkan diri pada tembakau,” katanya. Untuk itu, Pamekasan akan membantu menyediakan bibit unggul supaya kualitas tembakau terjaga dengan baik.
Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) memberikan dukungan penuh terhadap sikap pemerintah yang secara konsisten menolak aksesi kerangka kerja pengendalian tembakau atau framework convention on tobacco control (FCTC) yang diusung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). APTI meyakini bahwa FCTC dan berbagai bentuk pedomannya mengancam mata pencaharian jutaan masyarakat Indonesia yang bergantung pada sektor tembakau nasional, khususnya petani tembakau.
”Dalam peringatan acara tahunan yang telah menyatukan 30 juta petani tembakau di seluruh dunia, petani tembakau secara tegas menolak aksesi FCTC dan mendukung penuh pemerintah Indonesia untuk tidak meratifikasi FCTC. Solidaritas dan soliditas petani tembakau akan terus kami perkuat untuk menolak bahaya laten FCTC yang mengabaikan hak ekonomi petani tembakau,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) APTI Suryana.
Momentum 29 Oktober dimanfaatkan jutaan petani tembakau di Indonesia untuk menyorot aspek positif dari segi sosial dan ekonomi bagi masyarakat, mengingat warisan bangsa serta mendidik masyarakat tentang permasalahan yang berdampak pada mata pencaharian petani.
Arief Ardliyanto
Lahan petani yang dialokasikan menanam tembakau bakal menjadi lokasi yang berkualitas. Meski demikian, lahan khusus yang akan dijadikan sebagai basis tembakau bakal dikurangi dari 32.000 ha menjadi 27.000 ha.
”Luas area untuk tembakau yang produktif dan berkualitas kemungkinan berkurang menjadi 27.000 ha. Itu sudah mencukupi kebutuhan pabrik rokok secara nasional,” kata Kabid Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pamekasan Suharto di sela-sela peringatan Hari Petani Tembakau Sedunia di Pendopo Kabupaten Pamekasan kemarin.
Hingga kini, ujar Suharto, pemesanan tembakau dari pabrik cukup besar. Rata-rata pemesannya mencapai 20.000 ton/bulan. Tembakau ini akan dipakai untuk pembuatan rokok keretek di Indonesia, bahkan diekspor ke luar negeri.
Ketertarikan pemerintah menjadikan Pamekasan sebagai basis tembakau nasional karena kualitas tembakau yang dimiliki berbeda dengan daerah lain. Tembakau Pamekasan memiliki semi aromatik yang menjadikan pengguna tertarik. ”Makanya, kami akan jaga kualitas secara serius,” ujar dia.
Bupati Pamekasan Ahmad Syafei Yasin mengatakan, Pemerintah Pamekasan serius mendidik petani dalam bercocok tanam tembakau. Sebab, tembakau telah menjadi sumber penghidupan yang terbanyak bagi masyarakatnya.
”Penghasilan terbesar dari tembakau, ada sekitar 80% warga Pamekasan menggantungkan diri pada tembakau,” katanya. Untuk itu, Pamekasan akan membantu menyediakan bibit unggul supaya kualitas tembakau terjaga dengan baik.
Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) memberikan dukungan penuh terhadap sikap pemerintah yang secara konsisten menolak aksesi kerangka kerja pengendalian tembakau atau framework convention on tobacco control (FCTC) yang diusung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). APTI meyakini bahwa FCTC dan berbagai bentuk pedomannya mengancam mata pencaharian jutaan masyarakat Indonesia yang bergantung pada sektor tembakau nasional, khususnya petani tembakau.
”Dalam peringatan acara tahunan yang telah menyatukan 30 juta petani tembakau di seluruh dunia, petani tembakau secara tegas menolak aksesi FCTC dan mendukung penuh pemerintah Indonesia untuk tidak meratifikasi FCTC. Solidaritas dan soliditas petani tembakau akan terus kami perkuat untuk menolak bahaya laten FCTC yang mengabaikan hak ekonomi petani tembakau,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) APTI Suryana.
Momentum 29 Oktober dimanfaatkan jutaan petani tembakau di Indonesia untuk menyorot aspek positif dari segi sosial dan ekonomi bagi masyarakat, mengingat warisan bangsa serta mendidik masyarakat tentang permasalahan yang berdampak pada mata pencaharian petani.
Arief Ardliyanto
(ftr)