Polisi Selidiki Trek AMBC
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Pasca kematian Nifera Ufrotun Saidatun Nila alias Fera,22, atlet nasional sepeda gunung saat latihan di Bukit Sulap Kota Lubuklinggau, Polres Kota Lubuklinggau menyatakan akan melakukan penyelidikan untuk melihat kemungkinan adanya unsur kesengajaan.
Kasat Reskrim Polres Kota Lubuklinggau, AKP Karimun Jaya mengatakan, pihaknya telah melakukan peninjauan tempat kejadian perkara (TKP) dan mencari informasi terkait kejadian tersebut.
Dia memastikan, apabila dalam penyelidikan ditemukan ada unsur kesengajaan maka dilakukan penyidikan. Tetapi sampai sekarang belum diperiksa, karena saat anggota ke lokasi, delapan orang saksi tengah mengantar jenazah.
“Sampai sekarang saksi belum diperiksa. Dari tim Indonesia dan panitia penyelenggara belum ada,” katanya.
Namun begitu, sambung Karimun, dalam olahraga sepeda gunung memang memiliki resiko. Namun tetap akan diselidiki, misalnya jalan tersebut tidak bisa dilalui tapi tetap dimanfaatkan.
Tetapi jika lokasi meninggalnya merupakan trek yang sesuai, itu merupakan resiko olahraga ekstrim. Selain itu, untuk melakukan penyelidikan ditingkatkan jadi penyidikan, polisi akan melakukan gelar perkara. “Yang jelas sejumlah pihak akan dipanggil mulai dari peserta, pelatih, penyelenggara dan official team,” tegasnya.
Terpisah, Pelatih Indonesia dari Jawa Barat, Ferry Sonic mengatakan, dia membidangi atlet cross country dan downhill. Untuk cross country sendiri memakan rute 5 kilo meter (km). Sedangkan untuk trek downhill merupakan trek yang sukar dan ektrem jika dilihat fakta di lapangan.
“Saya lihat sendiri lokasi trek. Memang itu standar internasional untuk down hill,” kata Ferry saat ditemui, di lokasi trek Bukit Sulap.
Seperti diketahui, Nifera Ufrotun Saidatun Nila alias Fera,22, atlet nasional tewas saat menjajal trek untuk Asian Mountain Bike Championship (AMBC) yang dijadwalkan berlangsung pada 30 Oktober – 3 November mendatang.
Fera yang tercatat sebagai warga Jogokariyan MJ 3/644 RT 36/10 Kelurahan Mantrijeron, Yogyakarta itu terjatuh saat melintasi trek yang berjarak 800 kilometer dari garis start yang licin. Saat terjatuh, dada korban mengenai stang sepeda yang dikendarainya.
Hengky Chandra Agoes
Kasat Reskrim Polres Kota Lubuklinggau, AKP Karimun Jaya mengatakan, pihaknya telah melakukan peninjauan tempat kejadian perkara (TKP) dan mencari informasi terkait kejadian tersebut.
Dia memastikan, apabila dalam penyelidikan ditemukan ada unsur kesengajaan maka dilakukan penyidikan. Tetapi sampai sekarang belum diperiksa, karena saat anggota ke lokasi, delapan orang saksi tengah mengantar jenazah.
“Sampai sekarang saksi belum diperiksa. Dari tim Indonesia dan panitia penyelenggara belum ada,” katanya.
Namun begitu, sambung Karimun, dalam olahraga sepeda gunung memang memiliki resiko. Namun tetap akan diselidiki, misalnya jalan tersebut tidak bisa dilalui tapi tetap dimanfaatkan.
Tetapi jika lokasi meninggalnya merupakan trek yang sesuai, itu merupakan resiko olahraga ekstrim. Selain itu, untuk melakukan penyelidikan ditingkatkan jadi penyidikan, polisi akan melakukan gelar perkara. “Yang jelas sejumlah pihak akan dipanggil mulai dari peserta, pelatih, penyelenggara dan official team,” tegasnya.
Terpisah, Pelatih Indonesia dari Jawa Barat, Ferry Sonic mengatakan, dia membidangi atlet cross country dan downhill. Untuk cross country sendiri memakan rute 5 kilo meter (km). Sedangkan untuk trek downhill merupakan trek yang sukar dan ektrem jika dilihat fakta di lapangan.
“Saya lihat sendiri lokasi trek. Memang itu standar internasional untuk down hill,” kata Ferry saat ditemui, di lokasi trek Bukit Sulap.
Seperti diketahui, Nifera Ufrotun Saidatun Nila alias Fera,22, atlet nasional tewas saat menjajal trek untuk Asian Mountain Bike Championship (AMBC) yang dijadwalkan berlangsung pada 30 Oktober – 3 November mendatang.
Fera yang tercatat sebagai warga Jogokariyan MJ 3/644 RT 36/10 Kelurahan Mantrijeron, Yogyakarta itu terjatuh saat melintasi trek yang berjarak 800 kilometer dari garis start yang licin. Saat terjatuh, dada korban mengenai stang sepeda yang dikendarainya.
Hengky Chandra Agoes
(ftr)