Erwin Jual Obat Aborsi Hingga ke Seluruh Nusantara
A
A
A
BANDUNG - Pelaku penjual obat yang memiliki efek pendarahan pada rahim atau aborsi, Erwin Hendriyan, ternyata telah menjual obatnya hingga ke seluruh nusantara. Bahkan pria ini telah melakoni aksinya sejak tahun 2011 silam.
"Dia menjual obat aborsi bukan hanya di Bandung, tapi sampai seluruh nusantara seperti Papua," kata Kasatres Narkoba Polrestabes Bandung, AKBP Nugroho Arianto, Selasa (28/10/2014).
Modusnya, kata Kasat, dia punya blog penjualan obat aborsi. "Untuk Bandung Raya dia bisa melayani COD. Selebihnya kirim paket," jelas dia.
Untuk penjualan paket, kata Nugroho, Erwin menyamarkannya dengan membuka obat dari bungkusnya dan dimasukan pada plastik klip, lengkap dengan selembar brosur berisi cara memakai obat.
Agar tidak mengundang kecurigaan, Erwin melapisi paket tersebut dengan potongan dus hingga menyerupai tumpukan dokumen.
"Jadi bentuknya kalau sudah dipaket seperti surat dokumen. Dan itu membuat pengelola jasa pengiriman mengira isinya surat," timpalnya.
Nugroho mengungkapkan, dari hasil penyelidikan Erwin mengaku sudah melakukan transaksi sebanyak empat kali pada bulan Oktober. Sementara setiap bulan Erwin bisa melakukan transaksi hingga 15 kali.
Ditempat yang sama, Erwin mengaku terinspirasi dari internet. "Awalnya saya lihat dari internet. Sebulan bisa sampai 15 konsumen, bersih-bersihnya saya dapat Rp4 juta sebulan," ucap Erwin yang juga mengakui konsumennya berasal dari berbagai daerah di Indonesia itu.
"Dia menjual obat aborsi bukan hanya di Bandung, tapi sampai seluruh nusantara seperti Papua," kata Kasatres Narkoba Polrestabes Bandung, AKBP Nugroho Arianto, Selasa (28/10/2014).
Modusnya, kata Kasat, dia punya blog penjualan obat aborsi. "Untuk Bandung Raya dia bisa melayani COD. Selebihnya kirim paket," jelas dia.
Untuk penjualan paket, kata Nugroho, Erwin menyamarkannya dengan membuka obat dari bungkusnya dan dimasukan pada plastik klip, lengkap dengan selembar brosur berisi cara memakai obat.
Agar tidak mengundang kecurigaan, Erwin melapisi paket tersebut dengan potongan dus hingga menyerupai tumpukan dokumen.
"Jadi bentuknya kalau sudah dipaket seperti surat dokumen. Dan itu membuat pengelola jasa pengiriman mengira isinya surat," timpalnya.
Nugroho mengungkapkan, dari hasil penyelidikan Erwin mengaku sudah melakukan transaksi sebanyak empat kali pada bulan Oktober. Sementara setiap bulan Erwin bisa melakukan transaksi hingga 15 kali.
Ditempat yang sama, Erwin mengaku terinspirasi dari internet. "Awalnya saya lihat dari internet. Sebulan bisa sampai 15 konsumen, bersih-bersihnya saya dapat Rp4 juta sebulan," ucap Erwin yang juga mengakui konsumennya berasal dari berbagai daerah di Indonesia itu.
(sms)