AMD World Championship di Lubuklinggau Tuai Polemik

Selasa, 21 Oktober 2014 - 17:58 WIB
AMD World Championship...
AMD World Championship di Lubuklinggau Tuai Polemik
A A A
LUBUKLINGGAU - Pelaksanaan sepeda gunung Asian Mountain Bike (AMD) World Championship 2014 menuai polemik. Warga mengalami protes kepada pelaksana AMD World Championship 2014, karena ada lahan mereka yang digunakan tanpa izin dan ganti rugi.

Menanggapi persoalan itu, Wali Kota Lubuklinggau H SN Prana Putra Sohe meminta, warga Lubuklinggau untuk menjadi tuan rumah yang baik. Sebab penyelenggaraan AMB berskala internasional, dan dapat mengangkat citra masyarakat sekitar.

"Permasalahan lahan masyarakat yang terkena jalur lintasan kejuaraan, sudah dilakukan penyelesaian sejak awal. Pemkot juga meminta adanya kerjasama dengan masyarakat. Saya turun menuntaskan masalah yang ada.," katanya, saat meninjau kesiapan trek AMB di kaki Bukit Sulap, Selasa (21/10/2014).

Dia melanjutkan, permasalah ganti rugi lahan akan dilakukan sewajarnya. Bukan ganti rugi yang diminta tanam tumbuh dipotong, tetapi minta ganti rugi juga hasil dari tanam tumbuh.

"Ganti rugi itu sewajarnya saja. Bukan menghitung dengan cara dibesar-besarkan," ungkapnya.

Lebih jauh, dia meminta kepada seluruh masyarakat untuk mendukung dan mensukseskan pelaksanaan AMB. Jangan sampai ada kejadian yang mencoreng nama Kota Lubuklinggau.

"Saya harap seluruh komponen masyarakat mendukung pelaksanaan hingga akhir. Sehingga tahun 2015 mendatang, pelaksanaan AMB tingkat ASEAN bisa dilaksanakan kembali di Lubuklinggau,"ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Pemkot Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSIS) Kota Lubuklinggau Leonardi Sohe alias Dodi mengatakan, kesiapan trek sudah selesai, dan permasalahan lahan yang terkena trek sudah dikomunikasikan sejak awal dengan pemerintah kota.

"Kita tidak ada masalah. Sejak awal sudah dikomunikasikan dan diselesaikan dengan warga. Namun wali kota yang turun langsung menyelesaikan masalah lahan tersebut," jelas dia,

ā€ˇMenanggapi hal itu, Ketua RT 5 Kelurahan Jogoboyo Kecamatan Lubuklinggau Utara 2 didampingi Edi Tarzan membantah. Dia mengaku, hingga detik ini belum ada pertemuan antara pemerintah kota dengan warga, dan pihak penyelenggara AMB.

"Tidak ada itikad baik. Kita hanya ini ingin mempertanyakan. Karena tanam tumbuh yang ada main potong saja. Sedangkan tidak ada pamitan di masyarakat," ungkapnya.

Dia melanjutkan, luas lahan tanam tumbuh warga hampir enam hektare. Belum ada pertemuan, dan tidak ada keterlibatan masyarakat dalam kegiatan tersebut.

"Minimal pak, ada pekerjaan kasar masyarakat sini dilibatkan. Sebelumnya, pelaksana menemui masyarakat itu saja permintaan masyarakat," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1410 seconds (0.1#10.140)